Intensitas training yang diterapkan H. Gombloh, abah dari Raditya yang merangkap arsitek, dalam mengkonsep pelatihan, kian menampakan hasil signifikan.
Raditya, di usianya yang masih belia, tak hanya memiliki bekal skil. Tapi, juga ada bakat terpendam, soal strategi, sehubungan dengan cara menahan dan fight dengan rival.
Raditya jadi kental mengidolakan Valentino Rosssi di Moto Gp. Aksinya, mirip dengan si Doctor. Sembari ngegas, akal, insting dan feelingnya berjalan, sekaligus menyajikan sebuah drama.
Putaran terakhir yang telah menjadi tradisi si Doctor untuk mengovertake lawan, sukses ditiru Raditya dalam kesempatan sparing partner squad Rizqy Motor Boss Mild MX-GTX, Team, Pasuruan.
Psikis dan mental Raditya terbangun kuat. Hingga mampu menjalankan sebuah algoritma dalam memenej fisik, berinovasi merubah gaya balap dan berpikir mencari peluang mengovertake.
Kata pujangga persis dengan peribahasa, "Sekali dayung tiga pulau terlampui.
Raditya pandai memonitor grafik fisik dan skill rival. Ada parameter yang dijadikan acuhan, sebelum melibas lawan.
Aksi menekanya, berhasil membongkar pertahanan lawan. Hampir tak ada ambisi untuk di depan. Gaya balapnya tenang, hingga mampu memperkecil kesalahan.
Indikasi kalau Raditya membalap tak pakai okol apalagi otot. Akal dan kecerdikan terus mengalir alami, seiring dengan terbangunya skill di motocross.
Ibarat siswa, Raditya tak cuman pandai menghafal. Tapi juga cakap beradu argumen. Raditya telah menemukan peran dan karakter di motocross, hingga mampu menutupi kekurangan fisiknya.
Karakter ini pula, berujung pada karakter dan gaya bermain Raditya sulit ditebak. Sejauh ini H. Mahmud terbilang berhasil menaikan standarisasi gaya bermain crossser junior, dengan uusia relatif belia.
Bukan bermaksud sombong, H. Mahmud dalam konteks ini terobsesi menyajikan sebuah copy and paste, gaya training crosser bule ke crosser tanah air.
Tipe-tipe crosser yang masih bibit, paling mudah untuk dibentuk. "Ibarat seperti kertas putih, belum ternodai, "kata H. mahmud berfilosofi.
Memasukan data dan program jauh lebih mudah. Hingga bebas berekspresi seperti Raditya, saat merubah gaya balap maupun racing line, ketika semua teori dan praktek mulai kena tebak.
Tinggal jam terbang yang saat ini saya nilai Raditya masih kurang. "Sebab, masih banyak rival didikan MX Training lain, dengan skill dan ilmu motocross lebih atraktif, "yakin H. Gombloh sembari menceritakan pengamatanyya saat menghadiri event nasional BOS Junior Motocross Openchampionship 2021, Jakarta Timur bulan silam.
Maksud saya disini agar ada sebuah pembanding, yang jauh lebih bertaji dan bengis. Agar, Raditya mampu mengetahui kemampuan dan kapasitas skillnya untuk saat ini.
"Ya semoga saja di pertengahan tahun ini, motocross bisa kembali digelar di Pasuruan, Jatim maupun provinsi lainya, "bijak H. Gombloh. enea