Pada hajatan BOS Junior Motocross Openchampionship 2021, pekan silam kubu Onesixeight Motocross Team, tampil gemerlap dengan crosser-crosser bertipikal young guns.
Mereka adalah, Sheva Anela Ardiansyah, Ryan Devano Ardiansyah, Aldi Robidin, Agung Andriana, Michael Karnen Tumbaleka dan Lutfi Patrick, yang disuport sepenuhnya oleh Pangeran Nurhikmah Putra Jaya.
Otomatis kondisi seperti ini yang makin menambah kedigdayaan Onesixeight Motocross Team, dalam menyambut laga BOS Junior Motocross Openchampionship 2021.
Ferry "Copet" Irawan selaku Manager, telah mempersiapkan matang, pada sesi training skill yang berlangsung sejak awal bulan April 2021.

Dan selama seminggu penuh di sesi training skill, semua crosser dinyatakan siap dan matang, tanpa kekurangan apapun.
Soal monitor profil masing-masing crosser, Ferry memang sensitif juga piawai. Ferry banyak memberikan pembekalan dan pemahaman, terkait akumulasi point di event ini, sebagai tahapan jenjang ke atas.
Sebab, di event ini pula analisa dan track record prestasi setiap crosser akan termonitor oleh jajaran PP IMI.
"Dengan asumsi, ketika tekad dan tendensi untuk mengikuti kejuaraan, demi mengukir prestasi dan tahapan jam terbang, "urai Ferry.
Jadi, penampilan harus terjaga dengan baik dan seminim mungkin membuat kesalahan.
"Bekal konsisten menjaga RPM, membentuk racing line dengan benar dan jaga emosi, saya yakin bisa podium, "yakin Ferry.
Mengingat, yang beerlaga di BOS Junior Motoccross Openchampionship 2021 kali ini, dihadiri crosser nasional yang kompeten jebolan MX Training.

Sehingga, nilai dan bobot kompetisinya bisa dinilai cukup berimbang. Tapi, hal demikian sudah menjadi cerita klasik, di setiap event yang berbobot dan telah menjadi tradisi.
Tapi, Onesixeight Motocross Team, di musim kompetisi 2021 ini menghendaki sebuah refresh atmosfir kompetisi, melalui mempercepat sebuah proses penjenjangan.
Pemahamanya, crosser yang bisa tampil di kelas secara prosedur, akan dinaikan satu jenjang lebih tinggi, meskipun belum saatnya naik.
Seperti Sheva yang sejatinya masih boleh berlaga di kelas 85 cc, tapi di event ini Sheva berlaga di MX 125 cc, dengan memacu special engine 85 cc.
Termasuk Michael Karnen Tumbaleka, yang baru berlaga di MX 125 novice, tapi di event ini sengaja dinaikan dan bertempur di MX 125 Junior, satu level dengan rival lebih berbobot.
Harapanya, agar saat usia crosser di kelas lebih tinggi, peluangnya bisa lebih lama. Untuk merangsang pola pembaharuan, improve skill dan terpacu dengan penampilan terbaiknya.
"Dan bukan turun kelas atau tak mau naik dengan tujuan mendominasi kejuaraan, "tandas Ferry.

Fenomena seperti itu, masih marak dan amat disayangkan, di setiap evvent motocross. Seharusnya, langsung disikapi oleh pengurus PP IMI, kalau sampai ketahuan sanksi skors !
Tapi, amat disayangkan di motocross belum ada tim khusus, yang bekerja untuk menelusuri atau memverifikasi data profil setiap crosser, hingga scoop Pemprov.
"Atau paling tidak ada pembaharuan aturan terkait klasifikasi crosser, melalui tes DNA dari Rumah Sakit dan bukan dengan cara lama, seperti Kartu Keluarga dan Raport, "saran Ferry.
Tapi sayang kebijakan yang transparan dan susah dimonopoli ini, belum diadopsi di motocross.
Sebab itu, sangat mudah dimanfaatkan untuk memainkan batas umur crosser.

"Atas dasar ini pula, skema mempercepat penjenjangan yang diadopsi Onesixeight Motocross Team, serius diadopsi untuk mematahkan permainan usia dan berusaha lurus untuk menjunjung sportivitas, "semangat Ferry.
Sisi lain, yang menjadi sorotan penting Ferry adalah pemberlakuan novice dan junior, yang selalu mengundang pro dan kontra.
Mengapa induk, tak ada rencana untuk membuat suasana kondusif dalam mempermudah penjenjangan ?
Seharusnya data dari masing-masing Pemprov IMI, langsung disadur dan nge-link ke PP IMI. Untuk mempermudah verifikasi, baik prestasi mapun klasifikasi crosser.
Agar status crossser yang terklasifikasi novice atau junior, mudah untuk didata dimanapun lokasi event terselenggara.

Di era 90 an saja, data profil setiap crosseer ketika berlaga di daerah manapun, pasti keluar dan bisa dipahami bersama.
"Seharusnya, induk yang menaungi segera berinovasi dalam pemantauan data profil masing-masing crosser, "himbau Ferry.
Sebab, ketika terjadi pembiaran akan menurunkan sportifitas. Dan selanjutnya akan mengundang keeributan antar team motocross, sebab masing-masing akan bersih kukuh saling melontarkan pembeenaran data novicie atau junior.
Sekali lagi, saya menghimbau agar induk memiliki struktur kuat, untuk memberantasnya. "Team-team yang diindikasi akan melakukan kecurangan, agar berpikir ulang, "tegas Ferry. teks - foto : skg/doc