Tampak antusias menyambut laga Porprov IX 2025, Batu di cabor Grasstrack belum lama ini.
Hingga, Totok Hernowo Ketua Pengcab IMI Ponorogo, seperti Oky Fardiyano, Vico, Basir AMRF, berserta jajaran, turut mendampingi Vyxo Wahyu dan M. Jhustine, atlit kebanggaan Ponorogo.
Keduanya merupakan aset Ponorogo, yang sejak belia telah ditempa matang di Nugroho Motocross Training, Kediri.
Secara basic, kiprah dan prestasi di motocross, Vyxo Wahyu dan M. Jhustine, tercatat di jajaran crosser Nasional kelas MX 125 dan MX2 Novice.
Pasalnya, sejak di MX65 serangkaian kejuaraan openchampionship dan kejurnas, telah dilalui demi mengejar jam terbang, juga pengalaman.
Bahkan, Kiprah dan karier gemilang kedua petarung putra Mbah Lurah dan Vico Mavic itu, mendapat apresiasi spesial dari Sugiri HS Ketua KONI Ponorogo, sekaligus mendaulatnya, untuk bertempur di Porprov IX 2025 cabor Grasstrack.
"Cuman polemik downgrade, sehubungan basic kuda besi sport trail lokal 155 cc, dari pacuan sebelumnya yaitu special engine, yang memicu rentang waktu adaptasi, untuk merubah teknik mengumpan power, "sebut Oky Fardiyano.
Mengingat, point ini erat terkorelasi dengan gaya balap, jadi ada fase yang akhirnya terbentuk spekulasi.
Karena faktor chemistry dan tradisi dibentuk kurang klimaks, argumen Oky Fardiyano yang kerap berperan menjadi instruktur road race Archy Ramero putranya.
Jadinya, gaya balap menjinakan power brutal, yang akhirnya diadopsi oleh Vyxo Wahyu dan M. Jhustine.
"Untuk mencari kurva power produktif sport trail standar max 155 cc dan modifikasi, sesuai Technical Hand Book, masing-masing kelas yang diikuti Vyxo Wahyu dan M. Jhustine, "sebut Yudi Kucing Kepala Divisi Teknik Team Pengcab IMI Ponorogo.
Bekal adaptasi singkat ini, Vyxo Wahyu dan M. Jhustine, sempat menguasai jalan-nya laga di kelas perorangan maupun beregu.
Terlebih Tri Priyo Nugroho instrukturnya tetap setia memberi komando di tengah lintasan, serta evaluasi briefing saat jeda laga, kendati beda Pengcab IMI.
Ritme dan intonasi kurva power produktif, dominan bergasing di putaran atas optimal terjaga oleh Vyxo Wahyu dan M. Jhustine.
Di kelas beregu, dengan perjuangan yang dramatis, keduanya sempat menyodok di posisi depan, sembari mengontrol center of gravity, yang belum begitu dalam mengenalnya.
Ini masih awal, kemudian blue print modifikasi piranti mesin juga masih belum komplit.
Karena sport trail lokal, seperti tradisi sebelumnya, hanya sekedar menjadi armada adventure.
"Next event, kami upayakan lebih prepare, khususnya dalam hal adaptasi teknik dan gaya mengumpan power.
Termasuk setingan suspensi depan belakang, untuk menyiasati center of gravity bawaan kuda besi.
Akan kami siapkan unit sport trail lokal, spesial menghadapi Porprov, yang secara resmi melagakan cabor grasstrack, "beber Vico Mavic diamini Mbah Lurah. skg