Duet maut Aris Wijaya dan Alfansah Terra pemilik brand Fanterra, di musim kompetisi 2021, terus menebar ancaman. Kelas yang dinilai strategis, sengit dan selalu dinamis menghadirkan jawara baru, yaitu bebek 4 tak 130 cc tune up, menjadi tarjet utama duet Aris dan Alfansah.
Sebab, di kelas ini pula pabrikan knalpot popular melangsungkan testcase, hingga menjadikan sebagai ruang promosi.
Pasal itu, Alfansah pasang tarjet berlaga di event nasional. Selaras dengan perkembangan dan eksistensi knalpot Fanterra, dengan berbagai kelebihanya.

Berusaha tampil konsisten di kelas dan event yang selalu dijubeli rider-rider nasional, serta tensi kompetisi yang terbilang sengit itu.
Melalui desain terbarunya, Alfansah terobsesi memecahkan rekor best time di kelas bebek 4 tak 130 cc tune up.
Detail spesifikasi yang diadopsi kali ini, mengusung leher ukuran 28 mm dan lubang sarangan 42 mm.

Selebihnya, desain bafel yang serius dikaji oleh Alfansah, sesuai input Aris. Solidnya kerja sama ini, yang lantas mampu mencetak best time 8,0 detik di jarak 201 meter.
Dalam statetmentnya Aris mengungkapkan, ”saya bangga dengan Alfansah yang konsisten untuk mengembangkan produknya.
Ajang drag bike memang tepat menjadi pembuktian, kualitas dan performa sebenarnya knalpot Fanterra sebelum diluncurkan di pasaran.
Dengan cara ini, skema market Fanterra akan lebih mudah mendapat hati dan kepercayaan konsumen”.

Melalui bebek 4 tak 130 cc tune up ini, knalpot Fanterra terus menjadi perhatian publik, sekaligus lirikan kompetitor.
Soal bahasan detail korekan yang diadopsi Aris kali ini, memakai CDI Rextor Pro Drag dan Karbu UMA 30 mm, yang diseting dengan main jet 130 serta pilot jet 70.
Desain porting intake juga dibenahi menjadi 38 mm, sedang exhaust menganut 34 mm. Dihantar katup oversize 29 mm (in) dan 24 mm (ex), serta diback up pegas katup Samurai.
Spesial pada noken as, Aris hanya membuka kartu pada lift katup. Untuk in 8,8 mm dan ex 8,5 mm.
Detail data desain noken as lain, jangan dulu dibuka. Sebab, noken as di 2021 ini, hasil riset terbaru. “Dengan pencapaian nilai HP dan Torsi maksimal lebih fantastis, ”bisik Aris.

Tapi, sejatinya kalau meninjau komposisi setingan karbu, seharusnya tuner lain bisa memprediksi soal data noken as. Secara debit kebutuhan gas segar relatif rata, tapi tak terlalu basah.
“Spesial final seting kali ini juga memakai parameter Adit Coco, yang saya daulat sebagai rider, ”urai Aris.
Saat dikonfirmasi, terkait performa speed bebek 4 tak 130 cc tune up ini, Adit menjelaskan banyak perubahan. Power band gigi 1 sampai 4 relatif singkat. Jarak 100 meter, gigi rasio sudah masuk 4.

Hasil dari pengaruh racikan Aris, yang memakai perbandingan gigi 1(36-14), 2(29-16) dan 4(26-23).
“Tipikal output speed seperti saat ini, memang kuat terkorelasi dengan desain knalpot Fanterra, ”yakin Adit yang pede dengan perbandingan final gear 13-34 itu.
Kompartemen lain, pada flywheel magnet diplot di 900 gram. “Sedang gigi primer tanpa balancer. Sebab, secara fungsi telah tergantikan hasil rombakan desain as kruk, ”jelas Aris. teks - foto : skg