Kuda besi legend satu ini memang pujaan Kokoh ownernya. Lebih tepat disebut sebagai istri kedua. Segala sesuatunya harus perfect dan istimewa. Seperti request yang diterima oleh Arul mekanik RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Istimewa disini, bukan soal tampilan exterior, berbalut aksesories. “Tapi, justru lebih ke rombakan daleman mesin, cukup extreme meskipun tongkrongan standar, ”cakap Arul yang makin lihai dengan aksi wheelienya itu.

Seperti aplikasi stroke 64 mm yang dibackup piston Kawahara 67 mm. Sampai disini saja, kapasitas mesin sukses diumpan di 225 cc. Tantanganya, asal nyaman dipakai harian, stop and go dan merambat di kemacetan.
Di satu sisi semburan power wajib ringan dan licin pas gigi dioper di straight. Jerawat Arul makin tumbuh kembang, mikir yang satu ini. Memang dilematis !

Perbandingan kompresi 11,7 : 1 nol paking, akhirnya jadi rujukan, hasl dari data berbagai korekan Satria F 150 yang pernah digarapnya. “Konsekuensi memang BBM pakai Pertamax, ”bisik Arul.
Lebih lanjut, modifikasi mesin menyasar pada intake dan exhaust. Porting polish menjadi menu wajib, agar gas segar lebih lega dan tak saling desak-desakan macam penonton bioskop saat kelar dan bubar.

Arul memang cerdas memberi ilustrasi, soal debit gas segar yang dihembuskan karbu UMA 30 mm.
Termasuk dalam modifikasi camshaft, yang kali ini diplot dengan lift 7,5 mm (in) dan 7,4 mm (ex). Total durasi lebih meyakinkan di angka 252 derajat (in-ex), spesial melayani kapasitas mesin 225 cc.
“Resep utama, untuk kebutuhan stop and go, over lap ditentukan di 2,55 derajat (ex) dan 2,80 derajat (in), ”urai Arul yang meracik ukuran katup 25 mm (in) dan 22 mm (ex) tipe kompetisi.

Spesial pelepas gas buang, Arul mengadopsi produk RAT, berdesain freeflow. Kontur header dan bafel menyambung, kuat menyampaikan pesan minim turbulensi.
Hampir sama tarikan garis bafel dan silincer menyambung membentuk cone, dengan lingkar sarangan 48 mm.

Sebagai finishingnya, CDI dipinjam dari BRT iMax 24 step, yang diyakini memang sanggup melayani kapasitas mesin 225 cc. Indikasinya, diode busi warna coklat, sebagai output setingan karbu cenderung basah.
Cuman bawaan tipikal mesin, cenderung torsi. Pantas ketika final gear memakai 14-45, untuk memakainya wheelie jadi mudah. Itu juga atas kontribusi pemakaian kampas kopling Suzuki RM 125. teks - foto : skg