Selain mania soal memodifikasi mesin, untuk mendongkrak performa, Ari pemilik R15 dengan tongkrongan stylish ini, juga paham soal modifikasi. Seperti pada pewarnaan bodi yang memakai warna chameleon.
Dari warna yang diaplikasi, Ari terbilang hobi cukup lama bermain modifikasi. Mengingat warna chameleon ramai diaplikasi era 2006, seiring boomingnya kontes modifikasi Hot Import Night.
Benar demikian, warna chameleon awalnya menjadi rujukan roda empat, yang mengusung tema modifikasi body kit. Efek dan pengaruh warnanya, kuat mengiris bodi tampil lebih ramping. Persis warna chameleon yang diaplikasi Ari pada R15 harianya.

Bahkan, pada piranti kaki belakang, juga berganti model banana aftermarket, berkombinasi velg tapak lebar aftermarket, sebagai harmonisasinya. Dari sini saja, kental ketika Ari mengejar tampilan eksotis.
Demikian performa mesin, Ari ingin merefresh, agar sebanding performa sport 4 tak keluaran terbaru. RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo menjadi rujukan.
Sampai disini duet Amin dan Fikri mekanik RAT Motorsport, Sidoarjo yang menangani, cukup memahami keinginan Ari. Paket blok silinder plus piston 62 mm dari produk Sum Racing, jadi sentral modifikasi mesin dan kemudian berkembang.

Camshaft hasil modifikasi Amin, menganut durasi 261 derajat. Dari paduan katup 19 mm (in) dan 17 mm (ex), mampu mengakumulasi power maksimal hingga 25,3 HP saat 10.000 RPM dan torsi maksimal 21 Nm di 6.500 RPM.
Rombakan camshaft kali ini memang istimewa, ketika meninjau lonjakan power dan torsi maksimal dari mesin 177 cc. Ini kelebihan kami, ketika semua korekan serba tertulis dalam data dan angka.

Dengan begitu, proses dan improve mekanik kami, sebelum melangkah sudah ada ilustrasi lebih dulu. Jadi tak lagi uji coba atau experiment, ketika meninjau proses perjalanan kami yang cukup panjang. “Dari korekan modifikasi mesin karbu sampai Fuel injection, ”kata Swega CEO RAT Motorsport, Sidoarjo.
Itu juga dipengaruhi rombakan intake yang dijadikan 29 mm (in) dan exhaust 28 mm. Kontur intake lebih landai dan mulus, sedang exhaust makin simetris.

Kendati injector OEM, tapi remap flow rate dari ECU BRT Juken 5 yang dipakai, dinaikan sampai 190 cc/minute. “Pada point ini, pembesaran intake itu memiliki peranan penting, ”yakin Fikri.
Ketika mengacu ke power produktif, agar bengis di gasingan tengah atas, maka proses remap ignition diplot di 30 derajat saat 8.000 RPM. Dan ketika di 4.000 RPM, ideal didapat timing ignition di 28 derajat.

Dengan begitu Amin dan Fikri, jadi berani memakai perbandingan kompresi 12,8 : 1, yang diselaraskan final gear 15-44 dan knalpot WRX. Final seting ini menurut Amin dan Fikri, turut berkontribusi, untuk melayani akselerasi.
“Sehingga, dari data racikan dan final seting R 15 kali ini, akselerasi jadi lebih rata, sejak dari gigi 1 sampai top gear, ”pasti Amin. teks - foto : rio