Berbagai kisah meninggalkan kesan mendalam, dituangkan oleh pegawai 168 Group, melalui surat terbuka.
Curahan dan ungkapan isi hati ini, spesial diberikan atas dedikasi Direktur Utama 168 Group, di hari Ulang Tahun pada 10 Mei 2024.
Bertepatan datangnya kabar, istirahatnya Mevans Sanggramawijaya, nama legendaris di gedung 168 Group, putra mendiang Soekardi Sanggramawijaya, pendiri 168 Group.
Kabarnya, ujung tombak 168 Group itu, akan menjalani Pendidikan Pengembangan di Institusi Kepolisian, yang tiba saatnya harus diketahui public.
Bahkan, dari lingkungan 168 Group berhembus kabar mengejutkan, bahwa Dinasti Sanggramawijaya itu, tak hanya menjadi kendali kontrol bidang bisnis yang telah terpublish, selama ini.
Selebihnya, juga memiliki bisnis di bidang Hardware, Perkebunan, Peternakan, Kuliner dan Event Organizer, hingga jalinan kolega luar negeri.
Demikian perjalanan kisah cerita proses meraih masa depan di lingkungan 168 Group, sosok Mevans Sanggramawijaya, dikenal cukup inspiratif.
Lantas apa yang menjadikan kolektor Vespa itu, begitu berarti dan istimewa, hingga staff, karyawan dan manager merasa kehilangan ?
Atensi dan apresiasi, sebuah kebanggaan dengan sosok The Special One ini, dramatis tertuang dalam diary surat terbuka.
Berikut hasil kutipan wawancara, dengan pegawai 168 Group, yang telah memaknai sebuah pekerjaaan tak sekedar menjadi rutinitas atau "pemantas" saja !
Salah satunya, Prameswari Tribhuwana Mahadewi, yang kini menjabat Manager 168 Otobus.
* Selamat pagi ibu Dewi, salam kenal, terima kasih telah perkenankan, atas waktunya.
- Salam kenal juga, terima kasih atas kehadiran-nya dan selamat datang di 168 Group.
* Bisa dijelaskan mode bisnis yang dinaungi 168 Group ? Serta, kiat dan strategi dibalik proses kesuksesan 168 Group, ditengah pusaran kompetitor industri bisnis transportasi ?
- Baiklah, 168 Group merupakan perusahaan bonafid dengan latar sempurna, menaungi dealer 168 Otobus, PO. Satuenamdelapan Trans dan 168 Spare Part, yang dikendalikan Bapak Mevans Sanggramawijaya.
Beliau, adalah sosok pemimpin perfeksionis, yang memiliki ciri khas wangi dan klimis, serta menerapkan gaya militer, di lingkungan 168 Group.
Ideologi ini yang telah ditanamkan oleh Bapak, sejak berdirinya 168 Group.
Disiplin, kerja keras dan perfeksionis, seolah tak bisa lepas dari hari-hari Bapak jalankan Nahkoda 168 Group.
Terbangun-nya kepercayaan dan mutualisme, dengan beberapa kolega bisnis Bapak, jadi cepat terjalin, lebih merata.
Belum lagi promo senyap yang dilangsungkan Bapak, untuk membangun trademark dan keyword 168, di hobi motocross-nya.
Otomatis, popularitas kian singkat meroket, diiringi merangkak naiknya omset 168 Group dan berdampak pada pengembangan jaringan 168 Group.
* Pengalaman apa yang paling sulit dilupakan ibu Dewi, selama berkarier di 168 Group, oleh karisma dan integritas Pak Mevans ?
- Saya pernah memiliki teman satu kost, namanya Putri, kami sama-sama bekerja di 168 Group, bedanya saya masuk tahun 2013, sementara, Putri masuk angkatan 2016.
Putri hampir sempat putus asa, rasa lelah selalu nampak di raut wajahnya, setiap pulang kerja. Setiap harinya, selalu dibebani tugas dan dikejar-kejar deadline.
Belum lagi, menurut Putri, masih disuruh koreksi dan kasih masukan kelebihan dan kekurangan bisnis strategi divisi pariwisata, yang bukan spesialisnya.
Putri sampai meneteskan air mata dan lagi-lagi pingin rasanya melempar handuk, saat itu.
Contoh yang dialami Putri ini, secara tak langsung Bapak tak kenal kompromi, dalam memacu pengetahuan dan kecakapan, setiap staff dan karyawan 168 Group.
Agar, setiap individu lebih mudah, dalam berkreasi dan berinovasi di 168 Group.
* Saya sempat tertarik, gaya militer yang diterapkan di lingkungan 168 Group, apa hal mendasar yang melatari Pak Mevans ?
- Karyawan Push up dan lari mengelilingi air mancur di halaman kantor, merupakan pemandangan sehari-hari.
Tindak sanksi ini diberikan bagi yang melakukan kesalahan atau "indisipliner", semisal lupa nggak pakai kaos kaki atau parfum, contoh kecilnya.
Sebab, menurut Bapak, kedisiplinan adalah bekal mutlak ketika bekerja, khususnya di industri bisnis transportasi.
Di setiap kesempatan rapat atau komunikasi lisan, Bapak selalu menyampaikan, "Pekerjaan anda disaksikan jutaan orang, selalu evaluasi dan instropeksi, pekerjaan anda, sebagai cermin keprofesionalan seluruh kabinet 168 Group.
* Apa yang Ibu Dewi berserta staff, karyawan, rasakan output dari beragam ideologi, yang telah ditanamkan oleh Pak Mevans di 168 Group ?
- Khusus ilmu yang satu ini, saya begitu salut racikan strategi management yang diselipkan Bapak.
Di sini kami yang tidak saling mengenal, beda usia, beda daerah, beda keyakinan, beda disiplin dan ilmu, seolah dilebur menjadi satu kesatuan keluarga satu angkatan.
Jadi, tak ada yang merasa lebih pintar, tidak ada juga yang lebih bodoh, semuanya sama.
Sisi lain, karakter perfeksionis beliau, sangat sulit di terjemahkan oleh anak buahnya.
Contoh kecil, wanginya kamar mandi, ruang kerja dan baju staff, belum tentu wangi menurut Bapak.
Bapak, merupakan tipe pemimpin masa kini, sangat mengutamakan pola hidup sehat.
Bapak, mungkin pribadi yang mudah marah ketika pekerjaan tidak beres dan mengalami kendala.
Tapi, beliau tak berhenti di taraf marah, sebab juga mampu memberikan solusi, karena ia tahu masalah sebenarnya.
Apalagi, ketika mereview perjalanan merintis 168 Group, Bapak memulainya tahap demi tahap sehingga pantang untuk "diakali".
Bahkan, beliau sedikit contoh dari atasan yang mau turun pangkat, mengambil alih pekerjaan, yang seharusnya bisa beliau delegasikan ke anak buah, demi sebuah keberhasilan dan kesempurnaan.
* Bicara jenjang karier dan pengembangan SDM, di perusahaan bonafid seperti 168 Group, apakah dinamis atau jalan ditempat ? bagaimana pandangan ibu Dewi ?
- Baiklah, di setiap perusahaan pastinya, akan memberlakukan kebijakan berbeda, ada yang rutinitasnya monoton, bahkan ada yang terus memacu kecakapan, ilmu dan skill SDM-nya.
Dan ketika mengasumsikan, pegawai yang baru masuk di 168 Group, harus mengikuti Marketing Development Program (MDP).
Yaitu program pembekalan ilmu tentang dunia Hardware, beberapa bidang bisnis di 168 Group, serta pengelolaan tugas yang menumpuk, dibawah pengawasan disiplin tinggi.
Maka kalau saya terjemahkan di 168 Group, menghendaki penetrasi skill dan kecakapan SDM lebih mumpuni, sebagai persiapan jenjang kariernya.
Bapak juga sosok visioner, saat menjabat Team Quality Control, di Surabaya, saya diberi kesempatan dan diback up melanjutkan kuliah.
Dan setelah saya lulus di 2016, saya ditarik lagi oleh Bapak dan bertugas di 168 Group Jakarta.
* Lebih jauh lagi, benarkah Pak Mevans adalah pribadi yang tak mudah percaya ke bawahan-nya ?
- Memang ada beberapa kejadian di lapangan, yang membangun persepsi seperti itu, "ujar Ibu Dewi sembari tersenyum.
Seperti Desember 2021, saat saya diberi tugas menjadi team pendukung peresmian dealer 168 Otobus divisi jual beli bus.
Sehari sebelum acara utama digelar, seluruh team pendukung acara diharuskan, mengikuti "gladi resik" di lokasi.
Team produksi yang sudah nyaris sempurna membangun panggung, perangkat sound system, lighting, beberapa kali dicoba dan dikoreksi.
Semuanya dikendalikan dari Front of House, sepintas saya melihat beberapa kawan dari divisi team produksi bekerja di sana.
Dan salah satu dari mereka adalah Bapak, yang mengambil bagian, menangani persiapan acara.
Dengan sigap, Bapak pegang kendali, memberi instruksi dan mengkoreksi flow rundown. Dalam hati saya bertanya kenapa harus Bapak, yang turun langsung ?
* Apa pesan dan kesan sejauh ini, dari Ibu Dewi, serta staff karyawan lain, selama beraktifitas dan berkarier di 168 Group ?
- Saya dibesarkan di divisi Marketing Project Hardware.
Saya tak banyak berhubungan langsung dengan Bapak, jika dibandingkan kawan-kawan produksi atau teman yang lebih lama bertugas di gedung 168 Group.
Kurun waktu 7 tahun, adalah waktu yang berharga, untuk belajar mengenal budaya loyalitas tinggi, perfeksionis, disipilin, respek, kerjasama, kompetisi, hormat pada senior dan solidaritas.
Kami sangat anti dengan kesalahan sekecil apapun, kami mungkin sesekali mengeluh namun untuk urusan pekerjaan, kami melakukan segalanya yang terbaik.
Pekerjaan bukan hanya ladang penghidupan namun juga tempat untuk menunjukkan seberapa hebat kami berkarya.
Semuanya terbentuk tidak dalam waktu instan, melainkan berproses dari waktu ke waktu dalam lingkungan kerja, baik senang dan sedih.
Maka, jika dirunut ke belakang, saya akhirnya menyadari, sistem itulah yang digariskan oleh senior terdahulu, para pendiri 168 Group.
Dan di dalamnya ada otak konseptor, seorang Mevans Sanggramawijaya, sebagai satu-satunya penerus kejayaan 168 Group.
* Sekali lagi, apa yang menjadi alasan mendasar, staff karyawan dan manager, merasa kehilangan seorang Mevans Sanggramawijaya ? Apa yang istimewa dari Pak Mevans ?
- Selama saya bekerja di tiga perusahaan berbeda cerita tentang datang dan perginya atasan, bukanlah hal baru.
Namun yang berbeda, apakah kedatangan dan kepergian-nya meninggalkan kesan baik atau tidak.
Nyatanya, berdasar ingatan, hanya sedikit nama yang membekas, selebihnya mereka berlalu seperti daun dihembus angin.
Sedikit yang meninggalkan kesan dan menyisakan kehilangan.
Ada pemimpin atau atasan, yang ketika pergi, saya merasakan kehilangan dan jalan terasa pincang.
Ada pemimpin yang saat ia pergi pun rasanya sama saja.
Bahkan ada pula yang saat hilang justru “disyukuri”, karena selama ini justru menjadi beban.
Demikian dengan Bapak, pamit hanya untuk 7 bulan, meninggalkan 168 Group.
Kepergian-nya tak hanya menimbulkan pertanyaan mengapa dan kenapa harus ?
Tapi, optimis ada sesuatu yang lebih besar pasti sedang di kejar.
Kehilangan Bapak, mungkin bukan hanya pada sosoknya, tapi begitu berharganya, pelajaran dan ilmu yang beliau bagi, kepada seluruh pegawai 168 Group.
Good luck Boss !! Direktur wangi sejuta prestasi, Sebuah kebanggan, pernah bekerja dengan anda. skg/foto : NPJ