Agvin Mahonis - Crosser 85 cc Vinizela MX Wamena : CROSSER CIDERA TANPA ACIDENT, SALAH SIAPA ?

Acident dan berujung cidera, telah menjadi menu wajib crosser, saat menitih karier. Ragam pemicu atau penyebabnya juga banyak. Racing memang kejam juga ganas !

Disini pentingnya pelatihan, melalui MX Academy atau MX Training berada, crosser ditempa dan ditraining hingga menguasai materi teori dan teknik motocross.

Skala prioritas, olah fisik menjadi pondasi utama, sebelum melangkah jauh ke menu pelatihan.

Termasuk soal menu gizi, sehubungan dengan asupan makanan, hingga suplemen.

Kian maraknya MX Academy maupun MX Training, seolah pasang badan, sebagai mentor crosser-crosser yang terobsesi mendulang prestasi.

Otomatis, serangkaian bekal pengelola MX Training maupun MX Academy, jelas-jelas menguasai.

Dari cara menghadapi psikis karakter crosser, limit kemampuan fisik dan kapasitas skill.

Semuanya terangkum dalam data, sebagai input progress pengembangan crosser, seiring dengan penjenjangan yang dilalui.

Termasuk soal perlengkapan apparel, dari ujung kaki sampai kepala.

Pasti memahami brand mana yang safety dan jadwal expired apparel, kapan saatnya waktunya ganti.

Dari tinjauan management, MX Training atau MX Academy biasanya satu paket dengan team divisi teknis.

Divisi ini spesial membidani sampai menukangi, struktur geometri rangka, kelayakan suspensi, pengereman, sampai kelayakan performa mesin.

History maintenance kuda besi didata detail, sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan soal kelayakan.

Agar senantiasa kuda besi crosser, selalu berada di puncak performa. Tanpa merusak jadwal durasi berlatih.

Kalkulasi skema maintenance demikian, bisa dibenarkan. Sebab, dengan data segala sesuatu mekanis yang berpotensi aus, melar atau tersengat panas, bisa ditangani sejak dini.

Tapi, sebagian privater atau team ada yang merequest. Agar kuda besi ditangani diluar wilayah MX Training.

Entah alasan sudah terlanjur cocok dengan tuner lama. Bahkan ada pula yang minta pisah, dengan alasan privasi dan jangan sampai di copas.

Kesepakatan di level ini, biasanya usai ditempuh dari hasil komunikasi dan berbagai pemahaman.

Dan belum lama ini, saat berlangsungnya Fun Games Executive Jatim MX seri Pacitan, Agvin Mahonis crosser asal Wamena mengalami cidera.

Ironisnya, problem cidera ini dialami bukan karena acident.

Entah apa yang memicunya, tiba-tiba saat berlaga di Moto1, pas hari minggu, performa Agvin menurun.

Agus Nanang orang tua yang merangkap instruktur bayangan Agvin, sontak emosi. Sebab, hari sabtu di kala free practice, performa Agvin jauh luar biasa.

Gaya bawaan untuk melayani trek pasir, telah terurai oleh skill crosser kelahiran Wamena itu hingga matang.

Termasuk keseluruhan handicap, Agvin tampil menguasai dengan torehan best time, yang diprediksi masuk 2 besar.

Cidera Agvin saat di hari minggu itu, memang belum diketahui oleh Agus.

Di hari senin, usai event Fun Games Executive Jatim MX, Pacitan Agus berkabar soal putranya yang baru saja melangalami rontgen di salah satu rumah sakit di Solo.

Bagian atas pergelangan kaki Agvin ada yang retak, seperti hasil foto rontgen yang dikirimkan ke redaksi autonine.

Saya jadi menyesal, marahin Agvin pas laga di hari minggu, atas kesalah pahaman ini.

"Padahal Agvin saat itu menahan sakit, tapi berat untuk menyampaikan ke saya, "jelas Agus.

Problem cidera yang dialami Agvin serasa bola liar, entah apa yang menjadi pemicunya.

Dari hasil analisa mendasar, Agvin terlalu sering melangsungkan big jump, seiring peningkatan skill dan makin bengsinya performa special engine pacuan Agvin.

Pencapaian skill seperti ini menjadi hal yang relevan dan rasional, sekaligus sebagai cita dan obsesi setiap crosser.

Nyali Agvin berlapis, ketika meninjau dari usianya yang relatif belia.

Lantas, bagaimana dengan persiapan dan pemanasan fisik di setiap menghadapi laga motocross ?

Agvin terklasifikasai sebagai olahragawan, suka dengan pelatihan fisik.

Maka, kalau dikaitkan dari tinjauan basic fisik Agvin dan kejadian cidera ini, praktis terbantahkan.

Sisi lain, yaitu soal sepatu, masih produk keluaran terbaru dan layak pakai.

"Secara material masih elastis, bukan sebagai bahan yang mati kemudian kaku, "sidik Agus.

Demikian deflektor lutut, Agvin selalu aktif dan setia memakainya. Jadi, problem aparel untuk sementara terpatahkan.

Giliran ke kuda besi pacuan Agvin, sektor suspensi selalu mengalami reseting, sesuai input karakter dan keinginan crosser.

Meliputi back up handling, optimalisasi traksi, kestabilan dan perpindahan center of gravity saat jumping.

Maka, selalu ada rumus setingan suspensi yang dimasukan dan mengacu ke bobot Agvin.

Di satu sisi soal limit reduksi vibra dan redaman hentakan suspensi, sampai sejauh ini belum ada parameter dari sebuah special tools untuk mengkukurnya, eh mengukurnya.

Terkecuali workshop spesialis suspensi, bisa mengetahui travel produktif monosok yang ideal.

Di point ini memang dilematis. Pemahaman mengorbankan soal traksi dan pergeseran center of gravity, outputnya crosser aman dan nyaman. Sebab, reduksi vibra lebih sempurna.

Sebaliknya, ketika memprioritaskan best performa suspensi, konsekuensinya crosser wajib siap menghadapi hentakan kuat.

Sampai di point ini, tetap belum ada yang menjadi pemicunya.

Alih-alih, crosser yang lagi on fire seperti Agvin, layaknya wajib up date kuda besi keluaran terbaru.

Dengan serangkaian perubahan teknologi dan mekanis suspensi yang lebih terukur, seiring peningkatan skill crosser.

Disini peranan instruktur sepenuhnya yang seharusnya mengambil alih memberi komando, untuk mengambil sikap, sehubungan kelayakan kuda besi.    skg