Salah satu hasil karya maestro PT. SKA produsen ban Primaax, yang mengadopsi jenis dual purpose.
Ihwal kian pesatnya varian sport trail yang diluncurkan pabrikan dari Jepang, China, India sampai Eropa, untuk memenuhi kebutuhan pasar life style kekinian dan petualang sejati, kuat melatari dihadirkanya ban Primaax King Cross.
Terlebih, pasar sport trail turut disambut antusias oleh produsen dan importir option paft aftermarket, meluncurkan beragam item aksesories.
Point ini, option tapak kaki, otomatis terkatrol dan turut menjadi bagian estimasi, pada lingkup maintenance maupun modifikasi.
Secara segmentasi, kebutuhan ban dual purpose jadi makin terbuka lebar, selain penghobi, optimis akan memikat rider untuk kebutuhan daily use.
"Belum lagi, koloni mania otomotif roda dua non sport trail, yang intens gelar touring berburu destinasi iconic !
Turut menjadi kontibutor terbesar ban jenis dual purpose, bedanya mereka tanpa kompromi justru mengadopsi di sport cruiser.
Untuk menghadapi atraktifnya kontur jalanan, saat touring, dari aspal, jalan pedesaan, makadam dan bebatuan, "jelas Fajar Ardianto Marketing PT. SKA memastikan.
Pemaparan ini, yang memicu autonine makin tertantang, untuk menguji ban Primaax King Cross, untuk kebutuhan daily use.
Sejak awal proses pemasangan, pujian dilontarkan bapak bengkel tambal ban di kawasan Kendangsari, yang juga terima bongkar pasang penggantian ban luar dalam.
Menurutnya, jenis karet Primaax King Cross presisi, saat menilik rapinya pattern, rambut, marking dan detail desain Primaax King Cross.
Demikian saat pemasangan, kendati tak pakai alat bantu hidrolis, proses mencukit hill Primaax King Cross saat dibenamkan di velg OEM ring 18 Yamaha Scorpio Z, tak pakai ngotot.
Proses pemasangan Primaax King Cross profil 250-18 dan 275-18, berjalan mulus.
Saat diisi angin kompresor, lis Primaax King Cross mudah "ngenok" dengan lis velg, seperti istilah bapak bengkel tambal ban menyebutnya.
Cara ngetesnya, saat ban diputar jadi simetris pada sumbunya, bahkan saat telunjuk meraba dinding Primaax King Cross, tak ada tekanan indikasi sisi horizontal dan vertikalnya benar-benar presisi.
Perdana mengaspal, impresi handling jadi lebih ringan, demikian akselerasi, juga lebih ringan.
Giliran ke jalan beralas paving, vibra ikut tereduksi optimal oleh Primaax King Cross, dibanding ban regular on road.
Ganti mencari jalan rusak, yap pattern Primaax King Cross, juga optimal mereduksi vibra tanpa mengurangi traksi.
Masih penasaran, autonine mencoba riding ke Malang, kebetulan cuaca lagi berada di puncak panas.
Berharap dari suhu aspal yang pastinya jadi makin tinggi, ada input krusial terhadap komposisi compound dan karet, yang diadopsi Primaax King Cross.
Akselerasi tetap ringan, gasingan tengah ringan, kontrol top speed gaya riding stasioner di 90 KM/Jam, handling terkendali mantap, artinya traksi tetap terjaga !
Ilmiahnya, pattern dual puprose bagian yang kontak ke aspal relatif minim, alias putus nyambung, koefisien gesek jadi minim.
Mungkin point ini yang paling disuka oleh rider pemburu destinasi iconic, sebab impactnya BBM jadi efisien.
Termasuk di bundaran Apollo, Gempol, tepat dipakai untuk rebahan, menguji akurasi traksi dan kandungan compound Primaax King Cross.
Sampai di kawasan Taman Dayu arah Raya Sukorejo, ada galian dan lumayan macet.
Bahu jalan terpantau lapang, kendati berupa vulkanik keras bebatuan, mix pasir, autonine nilai cukup tepat menjadi pengujian Primaax King Cross.
Di sesi ini, Primaax King Cross serasa menemukan habitat aslinya, handling stabil walaupun kadang "menumis" tonjolan batu besar, yang rawan memicu selip.
Malah sesekali aksi setengah kopling layaknya aksi crosser saat start, tepat menjadi ruang fantasi mengumbar traksi, fungsi manfaat memang dapat, tanpa spin akurasi speed diumpan optimal.
Balik lagi naik ke aspal, giliran bentangan rel KA di Purwosari, lagi-lagi jadi pembuktian, traksi tetap terjaga stabil !
Tapi, perlintasan rel KA memang terawat usai direnovasi, jadi terhitung kurang extrem untuk pembuktian.
Masih ada lagi rel KA yang jadi obstacle agak extrem, dibawah fly over Simping, Lawang dan rel KA dekat pertigaan arah terminal Arjosari, Malang.
Meskipun posisi rel KA miring dan tak simetris dengan jalan, tapi handling tetap terjaga stabil.
Sekaligus menjadi pembuktian, desain dan komposisi pattern dual Primaax King Cross, memang mudah akur dengan beragam kontur jalan juga obstacle.
Tingkat kekenyalan dinding pada point ini juga banyak pengaruhnya, indikasi Primaax King Cross rajanya Dual Purpose ! enea