Mengingatkan HD dalam produk Sportser, diluncurkan untuk konsumsi lady bikers ciri khas postur tulang USA. Secara dimensi mengalami penyusutan, baik whel base dan sudut rake lebih tegak, hingga berujung pada kenyamanan dan tak terlalu memforsir fisik. Pandangan seperti ini yang berusaha diurai oleh Andy Tenggara CEO The Spawn Custom Garage, di Jl. Raya Jemursari 28, Surabaya.
Sportster sejatinya dipakai touring, tapi kalau saya amati, oleh pabrikan sengaja di setarakan dengan kemampuan bikers srikandi. Dengan sudut rake yang tak terlalu rebah, handling jadi lebih lincah dan ringan pada level touring.
Jadi memang nyaman, bukan berarti nggak cocok dipakai bikers batangan. Sebab, sejauh ini Sporster di Indonesia justru banyak menjadi pilihan bikers cowok.
Sudut rake yang tak terlalu rebah, menjadikan sportster dianggap lebih nyaman dan cocok untuk lalu lintas di tanah air. Mengingat populasi bikers di tanah air, lebih dominan di metropolis dibanding di wilayah pelosok. Varian Sportster sebenarnya banyak melahirkan inspirasi yang mendalam, bagi dunia retro custom.
Lambat laun, rancang bangun dan ciri khas kuda besi konsumsi lady bikers dan bikers cowok, makin tereliminir dan tak ada lagi pembeda. Sebab, karakter bikers dan komunitas milenial, secara fungsi sudah bergeser. Sudah jarang yang mengacu ke anti kemapanan, semua serba instant dan growing bersama komunitas.
Tantangan builder ada disini, rancang bangun kuda besi tetap prioritas kenyamanan. Tapi, tetap ada detail yang tetap ditonjolkan sebagai ciri khas bengal, kokoh dan hard steel, terlepas dari perihal proporsional dan estetika.
Hingga fitur, desain dan detail ciri khas Inggris, saya coba kolaborasi. Akan lebih jelas, setelah terakit keseluruhan. Ada siluet dan khasnya, pada point ini saya melakukan rombakan dan improvement terus menerus pada tema retropolis produk workshop kita. teks - foto : collins
