ADOPSI FORMASI BOMBARDIR, 168 FC SUKSES SINGKIRKAN DANGDUT FC DI TURNAMEN BINA JAYA CUP XXVI 2025

Mevans Sanggramawijaya Maestro Striker 168 FC. Mengusung pemain Nasional, saat menghadapi Dangdut FC di laga Bina Jaya Cup ke-XXVI 2025. Mevans Sanggramawijaya Maestro Striker 168 FC. Mengusung pemain Nasional, saat menghadapi Dangdut FC di laga Bina Jaya Cup ke-XXVI 2025.

Turnamen bergengsi dan bertabur bintang "Bina Jaya Cup ke-XXVI 2025", kembali hangat jadi perbincangan pengamat sepakbola Nasional.

Pasalnya, turnamen sepakbola sistem gugur yang dihelat setiap tahun ini, banyak dijubeli pemain-pemain nasional !

Salah satunya 168 FC, yang dijuluki "Kuda Hitam", yang dijadwalkan berhadapan dengan Dangdut FC.

168 FC Vs Dangdut FC. Dari kualitas & kapasitas pemain yang  didominasi Nasional, diprediksi banyak pengamat menjadi laga panas.

 

Disebut banyak pengamat menjadi laga panas layaknya "Derby", ketika mengasumsikan kedua Football Club ini, memiliki formasi strategi tempur dan penguasaan bola yang berimbang.

Diperkuat pemain-pemain nasional peringkat atas di jaman-nya, yang juga kerabat dekat pria bergelar Dewa Motocross Indonesia itu.

Kendati demikian, jalan-nya laga tetap alot, saat squad 168 FC membongkar strategi gelandang bertahan Dangdut FC yang sangat rapat.

Rapatnya Defender Dangdut FC. Bentuk strategi upaya menjaga  licin-nya squad penyerang 168 FC.

 

Dan memang rasional, ketika menilik predikat licin-nya pergerakan gaya menyerang para pemain 168 FC, yang dihadapi !

Bahkan, dikenal sulit diterjemahkan para Instruktur Football Club, yang setiap tahun intens mengikuti turnamen Bina Jaya Cup.

Hingga babak 1 sempat berjalan keras dan brutal, terlebih, pemain Dangdut FC didominasi pemain muda dari Liga 1 Indonesia dan dikenal strong soal endurance.

Pertandingan Berjalan Keras & Brutal. Siasat pamungkas, menghadapi squad penyerang 168 FC yang kaya pengalaman.

 

Skema center attack dan wing attack, terjaga rapat !

Sampai di tengah perjalanan laga babak 1, untuk sementara strategi 168 FC tampak mengikuti arus, sembari memonitor dan tracking peluang.

Dari input perjalanan laga di babak 1, Manager tim Jhon Sueb mengevaluasi melalui perpindahan formasi menyerang dari masing-masing pemain 168 FC dirubah total.

Mevans Sanggramawijaya Maestro Striker 168 FC. Mulai mendapat peluang di babak ke-2, setelah bergantinya formasi strategi & perubahan ritme permainan.

 

Sebagai siasat membongkar portal Dangdut FC, sekaligus mengecoh man to man marking para pemain defender Dangdut FC.

Usai turun minum, formasi menyerang seiring perubahan tingginya ritme permainan, mulai menampakkan hasil signifikan.

Terlebih pergerakan overlap Gunawan Dwi Cahyo defender tim nasional Indonesia, yang kini memperkuat 168 FC, memiliki tempo permainan harmonis bareng M. Taufik midfielder mungil asal Tarakan.

Mevans Sanggramawijaya Maestro Striker 168 FC. Jelang membobol mistar gawang Dangdut FC, setelah mengecoh defender yang mulai kocar-kacir.

 

Keduanya seolah menjadi playmaker di babak ke-2, produktif mendistribusikan umpan-umpan terukur ke lini depan dan sayap.

Hingga ball position didominasi 168 FC, melalui akurasi long pass dan pergerakan penyerang sayap.

Sontak, menjadi dilema bagi defender yang mengawal ketat Mevans Sang Maestro striker andalan 168 FC, pada zona center attack.

Gol Pertama Di Babak ke-2. Setelah dieksekusi oleh Mevans Sanggramawijaya, usai meneruskan umpan Antonius Tommy.

 

Dari peluang ini, Mevans makin mudah mengecoh benteng pertahanan Dangdut FC dan kembali memberikan kontribusi, saat meneruskan umpan Antonius Tommy, hingga menjebol mistar Dangdut FC, menjadi gol pertama 168 FC di babak ke-2.

Mulai, kacaunya gaya bertahan pemain Dangdut FC ini, lagi-lagi dimanfaatkan Mevans, di menit-menit krusial berjalan, saat menjemput bola dari gelandang serang.

Bekal fisik yang sempat ditempa dan dilalui di motocross, jelang pertengahan babak ke-2, Mevans kembali pamerkan "tiki taka", dengan Si Pitung dari Persija yaitu Amarzuki.

Mevans Sanggramawijaya Maestro Striker 168 FC. Memforsir fisik extra, Pamerkan aksi tiki Taka dengan Si Pitung Amarzuki.

 

Serangan senyap mematikan 168 FC yang dikenal dengan julukan "Bombardir" ini, banyak pengamat yang memprediksi rentan oleh serangan balik.

Tapi fakta, bicara lain ! Dengan posisi hampir off side, Lutfi Kamal pemain Timnas Indonesia U-19 yang kini berperan sebagai "inverted Winger" di 168 FC, menyambutnya dengan heading tajam, hingga menggetarkan kembali mistar gawang Dangdut FC.

Strategi man to man marking para pemain defender Dangdut FC, dibuat kocar-kacir oleh pergerakan Lutfi Kamal.

Squad 168 FC. Rayakan selebrasi atas kemenangan 2-0, usai peluit panjang dibunyikan.

 

Sampai terdengarnya bunyi Pluit panjang dan berakhirnya laga, 168 FC sukses torehkan skor unggul 2 - 0.

"Skema yang di mainkan squad 168 FC di babak ke-2 tak hanya sekedar mengunci permainan Dangdut FC, tapi juga memforsir fisik para defender", seperti yang disampaikan Mevans dan Amarzuki saat di ruang ganti.

"Membongkar strateginya tak jauh beda mengulang kisah", dulu sempat bertanding dengan bapaknya, sekarang berganti lawan anaknya, "senyum kedua pemain legend itu.

Mevans Sanggramawijaya Maestro Striker 168 FC. Bekal pengalaman menjadi pembuktian, mudahnya membongkar pertahanan Dangdut FC.

 

Pencapaian prestasi dan kemenangan di turnamen "Bina Jaya Cup ke-XXVI 2025" ini, 168 FC kembali memikat perhatian public sepakbola dan masyarakat.

Tak sedikit, celetukan beraroma persepsi terlontar dari tengah kerumunan penonton, usai menyaksikan kemenangan 168 FC !

"Pengalaman justru yang membuktikan, menundukan ego pemain muda".

Sebab, pengalaman tak butuh diceritakan, tapi sesekali perlu ditampilkan untuk membungkam lawan !    skg/foto : NPJ