Bos Cay sapaan juaragan durian asal Medan satu ini memang keren. Sebab, ada kisah menarik dibalik N Max dan durian. Persepsi selama ini buah durian berada di market premium, demikian dengan tunggangan, Bos Cay jadi terpola ikut premium. Pantas disaat Bos Cay memilih N Max sebagai partner, untuk mengecek lapak-lapak binaanya.
Sampai urusan performa Bos Cay, tak lagi yang estede. Singkat cerita, workshop RAT Motosport di Jl. Raya By Pass Juanda 17, Sidoarjo disamperin, untuk merealisasi keinginan Bos Cay untuk mendapatkan performa premium. Latar belakang sebagai bisnisman, Bos Cay maunya serba terukur. Bukan masalah bajet, tapi nilai dan angka peningkatan HP dan torsi, yang didapat pada N Max harianya.
Jefry Satriya Pratama salah satu siswa RAT Motosport, sampai pasang badan hingga berani berikan jaminan kalau speed akan nambah. Statetment Jefry pun disambut sumringah oleh Bos Cay. Jarahan awal lebih dominan di daleman CVT, seperti penggantian primary sheave USR dengan sudut 13,5 derajat, roller weight 13 gram, pegas movable driven face 1500 RPM dan pegas kampas sentrifugal 1200 RPM.
Hasil racikan daleman CVT menunjukan bahwa, request Bos Cay menghendaki akselerasi lebih agresif. Memang benar demikian, sebab dominasi riding memang lebih banyak di metropolis. Tapi, bukan berarti tak pernah luar kota. Sebab, setiap weekend Bos Cay, juga gandrung dengan jagung bakar di Tretes, Pandaan.

Alasan itu juga, sumber tenaga juga dipermak jeli oleh Jefry. Seperti piston berganti KTC 66 mm, dengan spesifikasi small end 15 mm. Camshaft setelah diukur durasi, overlap dan lift, paling pas produk BRT. “Dengan asumsi, spesial dipilih untuk mengimbangi membengkaknya kapasitas mesin, ”kata Jefry asli Lumajang itu.
Bahkan premiumnya mindset Bos cay juga terlihat pada penyajian katup dari CBR 250, dengan spesifikasi 22 mm (in) dan 19 mm (ex). Dengan begitu, kualitas semburan injector wajib lebih pekat. Agar beda dengan yang lain, injector from Denso dipilih Jefry, lubangnya hanya 1.

Itu artinya, debit udara harus meningkat, agar selaras dengan debit Pertamax. Konsekuensinya inlet throttle body diremer hingga 32 mm, berikut custom butterfly sebagai penggantinya.
Injector itu spesial dipilih untuk mengawal kapasitas mesin yang telah naik 198 cc. Selain itu, untuk memudahkan pencapaian air fuel ratio hingga mendekati perbandingan 14 : 1. "Tapi, dari angka remaping dari program ECU BRT Juken 5 yang dipakai, menyebutkan bahwa flow rate berada di kisaran 190 cc/minute, "detail Jefry yang mencangkok knalpot berlabel Daytona.

Sebagai debit yang paling relevan, untuk mengolah power dan torsi mesin di rentang 3000 RPM sampai 9000 RPM, agar lebih produktif. “Itu juga atas pertimbangan komposisi daleman CVT saat ini,”yakin Jefry yang makin mahir up grade performa mesin itu. teks - foto : rio