Konsep down draft, terus menggelitik pemuja setan, eh kecepatan.
Dengan moncong throttle body di rentang sudut vertical, racikan tampil kian extrem.
Logika flow gas segar makin singkat, terus menjadi daya pikat.
Dalam mode matic, power dan torsi diderek makin nendang.
Asumsi ini, yang menjadi kembang tidur Tio Farah asal Banyumanik, Semarang.
Sontak, pagi harinya usai keramas dan mengemas bekal pakaian, milenial berparas klimis itu pun gas poll ke RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Hingga jadwal ngabers Di Semarang bersama koloninya, dicancel satu pekan.
Bagi Tio akrabnya, down draft tak hanya menjadi transisi radikal sistem suplai gas segar.
Lebih dari itu, menjadi identitas pemuja setan, halah kecepatan !
Jadi nyambung dengan mindset Swega CEO RAT Motorsport, yang visioner, apalagi lingkup Fuel injection.
Tak pakai lama, Arul dan Bagas tuner RAT Motorsport, Sidoarjo, yang didelegasi berusaha menerjemahkan maksud Tio.
Tipikal mesin langsung dirombak total, berganti over square.
Data terbaru bore 65 mm dan stroke 60 mm.
"Uraian ini setara stroke naik 0,5 mm, "jelas Arul yang mengadopsi liner carbon steel.
Over square menurut Arul lebih ideal dalam siklus 4 ketuk, jadi nyambung dengan down draft impian Tio.
Kubikasi yang kini tembus 205 cc, pantas dibela throttle body MX King custom 38 mm.
Rumusnya, intake adaptor dipijat lantas diurut, hingga tegang keatas, pas dengan liang 35 mm rata.
Selain azas vakum, gaya gravitasi juga banyak membantu.
Sisi lain, semakin besar pressure drop yang tercipta, maka akan linier dengan tingkat effisiensi air flow.
"Sangat mendukung buat kebutuhan racing, "jelas Swega yang meminang knalpot ARM.
Hasil seting diatas dyno dan seting speed, injector Denso 1 hole, aduhai ketika diplot di 210 cc/minute.
Melalui program ECU BRT Juken 5, diselaraskan timing ignition tertinggi di 40 derajat saat 2000 RPM sampai dengan 6000 RPM.
Sedang timing ignition terendah, berada di 22 derajat saat bergasing di 6500 RPM sampai dengan 11.200 RPM.
Praktis, kompartemen CVT, pada movable drive face mengalami perubahan sudut 13,8 derajat.
Pengaruhnya, drive belt rada cepat bergeser ke perbandingan berat kondisi real time.
Outputnya roller weight didaulat jadi tim sukses, berkombinasi 8 gram 3 biji dan 12 gram 3 biji.
"Secara output sifatnya mengkalibrasi, seperti pakem dan tahapan variabel CVT standar pabrik, tapi konsumsi 205 cc, "timpal Arul yang mencangkok kampas sentrifugal Daytona.
Konversi power to speed ini pula, yang rasional diurai gear box custom 14-33 lebih berat, dari standarnya 13-44.
Konversi power to speed tak lagi tercekik dan terhambat di mode RPM bawah, tapi justru mulur tersalur.
"Di 201 meter usai 4 kali running, didapat rata-rata best time 8,2 detik - 8,4 detik, dengan kondisi ban compound lunak, "timpal Bagas tester speed-nya.
Lebih dalam, ya daleman silinder head, diracik istimewa.
Mengusung angka durasi 261 derajat (in) dan 258 derajat (ex), dengan torehan lift cam 9,5 mm (in) dan 9,37 mm (ex).
Di sektor ini, Swega lagi test case pegas katup berngaran "RAT Spring".
Spesial layani camshaft custom, yang berpotensi bekerja extrem.
Spesifikasinya tak hanya butuh keras kenyal, tapi secara metalurgi juga dipertimbangkan.
"Masa jenuh materialnya dipilih istimewa, kebutuhan menumpas floating di rentang 6 bulan pemakaian aktif "promo Swega. skg