Kelas Ninja 155 cc rangka standar, tak hanya ramai di ajang karapan resmi saja, di hajatan liar juga mulai ramai memberlakukan regulasi ini.
Hingga, even resmi saat ini menjadi kelanjutan dari ajang liar tadi, sehubungan dengan faktor tak terima.
Mengingat, status terkencang disini lebih diprioritaskan sekaligus sebagai ajang tebar pesona.
Seperti halnya Ninja rangka standar 155 cc, yang identik dengan panji "Nabil Racing Speedshop".
Hasil kreasi tuner potensial Ayik, yang kini mengembangkan usaha speedshop di Perum Whiskai Blok EE-9, Surabaya.
Praktis, dalam pemilihan brand option part racing yang tenar dan paling up date, Ayik tahu persis.
Di workshop ini pula, Ayik siap sharing berbagi ilmu, soal koroekan mesin dan racikan option part untuk drag bike.
Sampai terbangun hubungan harmonis dengan customer, yang bergulir jadi pelanggan.
Bisnis speedshop ini, juga menjadi obsesi Ayik, dalam memberi pencerahan milenial yang baru saja mendalami drag bike.
Agar tak sampai salah langkah. Sebagai wujud partisipasi Ayik dalam menggairahkan drag bike di Jatim.
Soal korekan dan racikan option part Ninja yang berlaga di kelas rangka standar ini, diracik detail.
Mengacu pada masih dominasinya option part standar. Maka korekan kali ini lebih ditekankan, untuk mendongkrak nilai Hp.
Dengan pembenahan tinggi lubang transfer yang dinaikkan menjadi 42,5 mm. Sedang, tinggi lubang buang diplot di angka 28,5 mm, diteruskan pemakaian knalpot gawean Ciplek berlabel C-Squad.
Spesifikaksinya, mengadopsi lingkar perut 42 cm, panjang stinger 28 cm dan silincer 29 cm.
Komposisi knalpot demikian, setiap perpindahan giginya responsif diolah ke speed.
Sisi lain, untuk tinggi lubang transfer dan buang ini juga diriset sesuai racikan gigi rasio, dengan perbandingan gigi 1(29-16), 2(28-18), 3(24-20), sedang gigi 4, 5 dan 6 masih standar.
Ringanya perbandingan gigi 1, 2 dan 3, jadi menguntungkan konversi power mesin ke gigi primer.
Sebab lebih ringan diolah menjadi speed, dengan asumsi, perbandingan kompresi yang diaplikasi lebih rendah di 7,9 : 1.
Alhasil, Keihin 26 mm direvisi ulang, dengan pembesaran pada silinder skepnya menjadi 32 mm, sedang venturinya dijadikan 31,5 mm.
Maka, tekanan negatif yang dikonsumsikan buat gasingan bawah jadi lebih produktif diolah menjadi power.
"Begitu juga dengan tekanan positipnya, saat di atas 7000 rpm, performa speed makin liar, "kompak Edi Gombloh dan Ryan Jabrik yang menjabat sebagai rider.
Keduanya mampu mengukir best time di 7,1 detik. "Tapi, kalau ditulis di naskah bikin 7,3 detik saja om, biar laku, "bisik Ayik.
Itu juga atas kontribusi seting main jet untuk melayani putaran atas yang dijadikan 148, serta pemakaian pilot jet 52.
Serta, hasil suport membran yang diinstal satu setengah. "Satu lembarnya full bentuk membran, setengahnya potongan, "detail Ayik.
Otomatis, tingkat fleksibelitas daun membran jadi kenyal. Debit gas segar jadi lebih terukur, cenderung kering.
"Naiknya RPM makin singkat, dari gasingan bawah sampai tengah atas, "papar Ayik yang menyempurnakan sistem clutch melalui pemakaian pegas kopling kompetisi.
Untuk finishingnya, program pengapian dipercayakan milik RC-100.
Kelebihannya, timing pengapian sudah terprogam otomatis dalam CDI. Selain itu kurva pengapian juga lebih kasar.
"Jadi, ketika dikaitkan dengan spesifikasi korekan yang dominan masih standar, piranti pengapian ini banyak membantu, "yakin Ayik. enea