Yamaha Jupiter - Chongs Speed Papaya California, Malang : MAKIN SERU, ADOPSI BEARING BAMBU & UKIR PRESTASI BARU

Squad Chongs Speed Papaya California, Gadang, Malang. Siap ukir prestasi baru, melalui up grade performa mesin terbaru. Squad Chongs Speed Papaya California, Gadang, Malang. Siap ukir prestasi baru, melalui up grade performa mesin terbaru.

Drag bike makin popular, setelah diramaikan pelaku otomotif dengan berbagai latar belakang pebisnis. Korelasi demikian, drag bike terus mengalami perkembangan cukup pesat.

Sebab, makin kesini drag bike kian membangun prestige, usai diramaikan medsos dan media on line. Belum lagi terobosan berbagai inovasi yang sensasional, seperti pemakaian NOS dan konversi Fuel injection ke karbu.

Hal demikian pula yang kemudian mendorong Mamang salah satu saudagar asal Wajak, Malang Selatan yang tenar sebagai penguasaha agrobisnis Papaya California, tampil di dunia drag bike.

Sekilas infonya, Papaya California yang dikelola Maman, mampu menembus kualitas export. "Dan saya makin optimis, ketika turun di drag bike, produk unggulan Papaya California milik saya, pasti makin viral plus terkenal, "semangat Maman. 

Terjun di drag bike, Maman tahunya resmi dan safety. Alasan itu, Maman memilih even resmi. Demikian dengan kelas yang diikuti, dipilihnya kelas seribu umat, yaitu bebek 4 tak 129 tune up.

"Sebab, blue print korekan diyakini telah memasyarakat, dengan catatan watu juga makin rapat, "ulas Maman.

Pertimbangan fenomena itu pula, Pak Chongs dari Chongs Speed di Gadang, Malang lagsung keluarkan jurus terbarunya. Terlalu lama, pengulangan best time di kelas bebek 4 tak tune up 129 cc. Di tahun ini, layaknya ada peningkatan.

"Seharusnya, kelas sleep engine bisa menjadi motivasi, para tuner untuk terus berkreasi, khususnya di kelas bebek 4 tak tune up 129 cc, "wejang Pak Chongs.

Komponen Mesin. Di up grade dengan rubahan spesifikasi serba licin.

 

Dasar ini pula, terobosan terbaru Pak Chongs menyasar pada sektor as kruk. Bukan urusan balans membalans. Melainkan, penggatian tipe bearing konvensional menjadi bearing bambu.

Inspirasinya didapat dari bearing as kruk CRF 15L. Di salah satu sisi memakai bearing bambu. Setelah saya croscek di workshop spesial bearing, memang ada bearing bambu yang mendekati ukuran bearing as kruk Jupiter.

"Tapi, proses pemasanganya tetap menambahkan bushing, sebagai bracketnya. Sekaligus, menjaga posisi daun as kruk simetris di tengah, "terang Pak Chongs yang memakai bahan almu billet untuk pembuatan bracket.  

Pak Chongs. Kembali tampil dengan inovasi terbaru lebih inovatif.

 

Konsekuensinya, oli mesin pakai SAE jenis rendah, pertimbangan makin rapatnya clearence bearing bambu.

Output dari penggatian bearing as kruk jenis bambu ini, peak power jadi singkat dicapai. Itu artinya, RPM tinggi juga singkat dicapai.

Belum lagi, liner mengadopsi produk SRP berbahan ceramic. Ciri khasnya tak bisa dicolter, jadi mirip dengan Ninja 2 tak.

Kombinasi dua kompartemen ini saja, HP dan torsi dijamin meningkat lebih signifikan.

Itu juga atas kontribusi pemakaian CDI Astech Programable, yang diremap titik pengaian tertinggi di 39 derajat saat 7000 RPM - 11.000 RPM.

Knalpot. Makin popular produk CKC hasil racikan Pak Chongs.

 

"Sedang titik pengapian terendah ditetapkan di 36 derajat, saat 12 ribu - 15 ribu RPM, "detail Pak Chongs yang mengadopsi piston kompetisi 55,25 mm itu.

Dan pirati silinder head, diback up camshaft dengan pinggang 18 mm, bak in maupun ex. Lift camshaft, versi dial terukur di 10,2 mm, dengan kondisi intake berubah 26 mm dan exhaust 26 mm kontur huruf D.

Performa knalpot, spesial racikan Pak Chongs dengan brand CKC. Ukuran leher 26 mm, bafel 4 mm dan sarangan 46 mm.

Karbu. Mengimbangi kebutuhan mesin, adopsi PWK 28 mm.

 

"Acuhanya, membantu melepas panas mesin imbas RPM tinggi, tapi gasingan bawah dan tengah tetap padat merayap, "yakin Pak Chongs yang setia dengan karbu PWK 28 mm, dengan komposisi main jet 112 dan pilot jet 62.

Layak, kalau perbandingan kompresi diplot di agka 15 : 1, mengingat rider yang dipercaya membesut kuda besi dengan rangka produk AP Frame itu adalah Ivan Bangun dan Dafi Mini.

 

So pasti, performa bengis di gasingan bawah tetap teratasi. Kendati, perbandingan gigi rasio 1,2 dan 4 memakai perbandingan 33-13, 28-16 dan 23-26, serta final gear 13-32.

Fantastisnya, saat laga perdana di event drag bike Ponorogo tahun silam, mampu menembus catatan waktu 7,9 detik.   teks - foto : enea