Kendati jadwal balap belum jelas, tapi soal persiapan dan konsistensi untuk training skill, terus berjalan. Tegas disampaikan oleh Setyawan owner STW 88 CLD Koizumi JP Liner, Sidoarjo yang aktif berlaga di pentas grasstrack tanah air.
Termasuk menyambut musim kompetisi grasstrack 2021, formasi team STW 88 CLD Koizumi JP Liner, Sidoarjo, intens melangsungkan sesi training skill, bersama Febri tracker utama.
“Sekaligus menjadi persiapan untuk laga di kelas Bebek Standar, sebab sejak 2019 kelasnya makin ramai dan selalu bergengsi, ”lontar Aris Sanjaya.
Jadi, anggap saja kalau di kelas ini team kami mulai running dan training skill, berikut mencari setingan suspensi yang paling ideal.
“Dan ketika event grasstrack dimulai, team kita sudah berada di on fire, ”urai Setyawan.
Termasuk soal persiapan performa kuda besi yang memakai basic Honda Blade 125, telah berada di fase pencarian up grade hingga mendekati limit.
Seperti throttle body Blade 125 yang diremer hingga 24 mm, berikut pemakaian injector KX 250, dengan 1 lubang. “Tipikal semburan kasar, gaya bawaan relatif gantung RPM, ”kata Febri.
Untuk melayani volume silinder yang diback up piston UMA 53,4 mm, fuel rate diplot di angka 250 cc/minute.
Sebab itu, Pak Be arsiteknya berani ngeplot perbandingan kompresi di angka 12,2 : 1. Mampu mengakumulasi torsi maksimal hingga 14 Nm saat di gasingan 9.800 RPM dan power 21 HP di 11.500 RPM.
Data kurva tenaga seperti itu, juga dominan atas kontribusi perubahan porting dan final seting.
Berikut detail ukuran knalpot CLD, yang meliputi leher 22 mm dan sarangan 38 mm.
“Termasuk bobot fly wheel magnet yang dipangkas menjadi 800 gram, ”beber Pak Be yang mematok lift cam di angka 9,2 mm berikut pegas katup Koizumi.
Untuk konversi power ke speed, masih dipercayakan kampas kopling 3 lapis, serta diafragma standar bawaan pabrik.
Juga berdasar dari bobot Febri, yang relatif ringan di bawah 60 Kg. “Buka tutup handgrip, respon speed relatif mengalir, ”yakin Pak Be. teks - foto : skg