Pangeran Nurhikmah Putra Jaya : TERBARING SAKIT, BENARKAH SEBAGAI HIKMAH & PESAN LELUHUR SANGGRAMAWIJAYA ?

Perkutut Majapahit Tutup Usia. Kepergian pengawal setia Sang Pangeran, menjadi pertanda awal, sebelum terbaring sakit. Perkutut Majapahit Tutup Usia. Kepergian pengawal setia Sang Pangeran, menjadi pertanda awal, sebelum terbaring sakit.

Tahun 2023 adalah momen paling berharga, di perjalanan hidup Pangeran Nurhikmah Putra Jaya.

Kesuksesan karier, pengembangan bisnis transportasi, jalankan hobi, hingga perjuangan menghadapi rintangan, dengan istiqomah dilalui dan dinikmati oleh Sang Pangeran.

Sang Prajurit. Harus iklash gugur demi menyelamatkan Sang Pangeran.

 

Termasuk mengiklashkan kepergian pengawal setia Sang Pangeran, saat tutup usia belum lama ini.

Proses Pemakaman. Melalui ritual adat Sanggraawijaya, membalas kesetiaan & mengingat jasanya semasa hidup.

 

Sampai soal pasangan hidup, tak lagi dihiraukan dan justru berusaha memilih menikmati bersama Onesixeight Family, demi kebajikan hajat hidup orang banyak.

Bertubi-tubi atau jalan mulus, tinggal urusan waktu menjadi penentunya, kendati dalam segala sesuatunya dijalankan perfectsionis tanpa celah.

Termasuk di perjalanan hobi motocross-nya, Sang Pangeran tanpa kompromi tampil untuk perfect.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Bersama rekan sehobi, berusaha memberi motivasi untuk melawan sakit & bangkit.

 

Dengan mendatangkan unit baru Gas-Gas MC 450F Red Bull Edition dan Husqvarna FC450 Rock Star Edition, di tengah musim kompetisi motocross 2023.

Bersama hembusan angin, kesabaran melalui proses perjalanan, yang lantas membiaskan intisari kehidupan, dalam renungan terdalam Sang Pangeran.

Sebab, Etape ini yang justru menjadi bekal dan ihwal Sang Pangeran semakin meyakini, untuk menjalankan titah sebagai Brahmana dinasti Sanggramawijaya, semakin dekat.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Panuntun pelantaran leluhur Sanggramawijaya, erat terkorelasi dengan perilaku bijaknya.

 

Dalam hening muncul sebuah wisik "ada kesuksesan yang tak boleh terpuaskan", seperti sebuah pesan padi yang telah menguning untuk tetap menunduk.

"Siap atau tidak, saya harus melangkah demi kemaslahatan, "lirih Sang Pangeran saat berbaring di salah satu Rumah Sakit ternama Jakarta.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya & Rekan Sejawat. Setia mensuport, Melangkah demi  kemaslahatan telah terpatri menjadi skala prioritas.

 

Nego ini yang terus memicu bathin Sang Pangeran, berusaha mereduksi ingkarnya hati tanpa pengakuan.

Memang dilematis, saat on fire berada di perjalanan aktifitas pengembangan bisnis transportasi dan hobi motocross-nya, Sang Pangeran ditasbihkan untuk jumeneng di singgasana-nya.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Menjadi fase dilematis, saat ditasbihkan menjadi Brahmana oleh dinasti Sanggramawijaya.

 

Sungguh ironis dengan gencarnya berbagai motivasi dan doa terbaik, dari kolega dan sahabat melalui medsos Sang Pangeran, untuk bisa kembali beraktifitas.

Kedekatan batin Sang Pangeran ini, Lantas mengusut logika tak bersurat, menyatakan darma belum usai dan belum finish !

Sampai menghantar Sang Pangeran Kontak dan komunikasi dengan leluhur Sanggramawijaya, atas hikmah dibaliknya.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Darma belum usai & finish, pertimbangan ini yang dinilai masih berat untuk ditinggalkan.

 

Sekali lagi, nego dan doa terbaik melalui pelantaran-Nya dipanjatkan, untuk kembali menjalankan darma dalam senyap, seperti lelaku dinasti Sanggramawijaya.

"Kalaupun harus melangkah, tetap akan saya komunikasikan bersama Onesixeight Management, sebab menjalankan dengan setulus hati, saya masih ada keraguan karena mereka belum tiba saatnya, "kata Sang Pangeran.    skg/foto : NPJ