Saudagar asal Krian ini, identik dengan drag bike dengan panji AJP Speed Racing Team. Namanya tenar sejak tahun 97 di karapan liar dan resmi, tapi selalu tampil di balik layar.
H. San sapaan akrabnya, dikenal sebagai sosok motivator.
Gandrung, menyemangati para milenial berkiprah di jalur otomotif, segmen karapan.
Sejak 2007, karapan liar ditinggalkan dan beralih ke jalur resmi drag bike.
Dibalik aktifitas racing, CEO PT. Alam Jaya Putra 82, juga dikenal pemain kawak adventure.
Sekilas infonya, PT. Alam Jaya Putra 82, adalah perusahaan supporting transportation & contractor.
Terbagi dari penyedia dump truck dengan total 40 armada, renthal peralatan berat yang tersedia 8 unit, serta aset tambang uruk di kawasan Mojokerto dan Gresik.
Balik ke topik, H. San telah aktif jalur atau trabas, sebelum istilah adventure booming, sejak 2007.
Telah 15 tahun lamanya, putra mahkota Abah Sodik itu, menyemarakan adventure.
Dari pemakaian kuda besi berbasic bebek DOHC, sport 4 tak, sport 2 tak, yang dimodif sport trail, telah dilaluinya.
Memasuki tahun 2012 disaat adventure berada di puncak kejayaan, H. San memutuskan beralih memacu special engine.
Bekal skill, kepiawaian, jam terbang dan route yang makin ekstrem, menjadi latar belakang H. San untuk naik kelas soal pacuan.
Dari brand Husaberg, CRF, YZF, RMZ, Husqvarna, sempat dipakainya.
Performa mesin dan suspensinya, kalau dinilai rata-rata di point 10.
Tapi, ketika fisik mulai drop, ada input baru lagi, soal algoritma dan spesifikasi, yang harus saya kaji dan cari.
"Prinsipnya, yang lebih mengerti kebutuhan dan kapasitas siklus fisik rider, "urai H. San saat bersua di headquarter PT. Alam Jaya Putra 82 di Jl. Pelayaran, Tempel, Krian, Sidoarjo.
Setelah mencari literatur dan menggali info sana-sini, saya jadi jatuh cinta dengan KTM EXC 300 Chile 2019.
Menurut penggemar brand roda empat Mitsubishi ini, KTM EXC 300 Chile 2019, adalah kuda besi yang ke 7.
Kuda besi yang pernah menjadi pilihan rider enduro level dunia Graham Jarvis ini, unitnya yang ada di Indonesia juga minim.
Kendati mengusung mesin 2 tak, tapi soal power dan torsinya mantap, sekalipun melayani medan extrem.
Engine management KTM EXC 300 Chile 2019, saya nilai cukup smart. Sebab, tipikal mesinya lebih mengerti karakter rider.
Misal dibawa smooth, outputnya juga smooth, seperti kebutuhan merayap di trek berkontur lumut.
Demikian saat di tanjakan ekstrem, feel ride berbanding kebutuhan medan, sanggup diback up sempurna, sesuai bukaan handgrip.
"Jadi, bukan karakter motor yang diumpan di RPM tinggi lebih dulu, untuk melontarkan speednya, "jelas H. San.
Dari sisi ergonomi, kalau saya menyebutnya memang tepat untuk pasar Asia.
Dimensi panel tangki dan jok, lebih ramping dan compact.
"Dari segi bobot jauh lebih ringan, karena beberapa material mengadopsi titanium, untuk evakuasi di saat fisik mulai drop, jadi lebih mudah, "yakin H. San.
Untuk center of gravity, cukup mumpuni saat merayap di turunan.
Dikarenakan wheel base dari lingkar roda 21" dan 19" lebih panjang, berikut posisi tangki berkapasitas 12 liter.
"Mencari titik kestabilan, jauh lebih mudah, untuk durasi riding dalam 5 jam perjalanan masih BBM masih tersisa, "puji Bendahara komunitas Trail Owner Pacet itu. enea