Ini dia calon young guns Jatim, yang akan meramaikan blantika dunia motocross di tanah air.
Dia adalah Hafid Putranto, kelahiran 22 Juli 2011, yang lagi intens melangsungkan sesi training skill di motocross.
Hafid adalah putra dari Ridho Tri Putranto Wakapolres Mojokerto, yang all out mensuport putranya untuk berlaga di motocross.
Benarkah demikian ? Untuk menghadirkan sebuah prasarana yang representatif, Ridho sampai bela-belain merenovasi ulang Hafid 286 Motocross Circuit, di Kemasan Tani, Gondang, Mojokerto.
Atas semangat kebersamaan dengan perangkat desa setempat, proses renovasi sirkuit berjalan singkat, tak sampai sebulan.
Sontak, sejak dua minggu silam, Hafid 286 Motocross Circuit, Kemasan Tani, Gondang, mulai beroperasi.
Hafid yang membawa nama Hafid 286 MX Team itu, memacu Suzuki Minimoto di perjalananya mengukir jam terbang.
Terlihat makin asyik dan enjoy beradaptasi dengan kuda besi yang diimport dari Jepang itu.
Hafid bahkan mulai familiar dengan performa Suzuki berpenggerak sentrifugal, yang diklaim lebih tepat untuk pengenalan power mesin sebuah motor trail sejak dini.
Diback up oleh Gatam Hatim, Rafly Rajab crosser MX2 dan Kun Azam Crosser 85 cc, sebagai instrukturnya.
Untuk sementara waktu, Hafid lagi ditraining menyelesaikan soal trek circle di Hafid 286 Motocross Circuit, Kemasan Tani, Gondang.
Terbagi straight dengan sedikit bumpy sebagai mini handicap, buat latihan ngegas sembari mengenal besaran power mesin berbanding speed, serta pengereman.
Selain itu juga ada handicap u-turn atau putar balik, yang dinilai sedikit menantang.
Sebab, taruhanya tak sekedar buka gas, melainkan dituntut dalam pembentukan skill di level kontrol handgrip buat jaga power.
Kapan saatnya menjaga center of gravity dengan bukaan hand grip yang ideal, agar kuda besi tetap stabil.
"Dan kapan saatnya menahan handgrip agar racing line bisa tertib, juga harus bisa menguasai, "jelas Ridho yang setia mengawal putranya di setiap sesi training skill.
Memang sih tak bisa spontanitas untuk bisa. Saya lebih suka Hafid menikmati sebuah proses yang tak instant. "Harus tetap ada niat dan semangat, untuk menuju sukses dan berprestasi, "wejang Ridho.
Makin spesial, siswa SD Al Hikmah, Surabaya yang masih duduk di bangku kelas 4 itu, rencana ke depanya ditarjetkan menjadi crosser nasional.
Dan sangat kebetulan Bunda dari Hafid yang asli Balikpapan itu, juga memiliki latar belakang dari keluarga pembalap.
Praktis, seluruh keluarga sangat mendukung karier Hafid di motocross, hingga di puncak prestasi International.
Hal demikian memang benar, saya pribadi serius untuk mengawal Hafid hingga menjadi crosser bertalenta dan berprestasi.
Itu yang menjadi alasan saya, central point tempat Hafid berlatih, harus dikelilingi oleh crosser-crosser profesional yang beraksi di Hafid 286 Motocross Circuit, Gondang.
Sembari berlatih, Hafid agar bisa menonton dan mengamati langsung kemampuan para crosser, untuk memancing imajinasinya akan aksi-aksi para crosser.
"Saya harapkan, ada semacam percepatan terbangunya mental, nyali dan kepercayaan diri yang tinggi, di lingkungan yang kental dengan atmosfir sebuah olahraga adrenalin yaitu motocross, "urai Ridho.
Tapi, ketika mengamati usia Hafid yang relatif belia, saya saat ini lagi mencari alternatif dan cara. Untuk mencari mode olahraga yang sifatnya Hafid suka dan tak mudah bosan.
"Sementara renang dan bersepeda, yang saya nilai Hafid bisa merasakan kesenangan, tapi dapat serapan fisik, "terang Ridho.
Sisi lain, soal gizi dan asupan protein, Bundanya Hafid cukup perhatian. "Besar di lingkungan pembalap, jadi Bundanya lebih dulu yang justru memahami, "senyum Ridho.
Sisi lain, seiring perjalanan proses pemantapan di minimoto ini, saya akan mencoba memonitor dan mengkonversinya dalam sebuah data.
Mulai dari stamina, change agility, mental agility, people agility, learning agility hingga result agility, setiap usai training.
Dengan harapan ada standarisasi pelatihan yang lebih terukur, serta pengambilan tindakan oleh instruktur yang sifatnya berkembang, di setiap sesi training.
"Dan ketika metodhe dan standarisasi pelatihan ini terbentuk, maka saya optimis ketika di 65 cc atau 85 cc, ada sebuah algoritma training yang lebih detail dan memadai bagi Hafid, "tegas Ridho. enea