Catatan Raharto Teno Prasetyo - Pengamat Otomotif Jatim : BUTUH PENYEGARAN & BANGUN PERSAUDARAAN KUAT

Raharto Teno Prasetyo. Penghobi otomotif kawak Jatim asal Malang, yang ingin berkontribusi menggairahkan otomotif di Jatim. Raharto Teno Prasetyo. Penghobi otomotif kawak Jatim asal Malang, yang ingin berkontribusi menggairahkan otomotif di Jatim.

Pemuka otomotif di Jatim ini memang hampir tak pernah terlihat di public. Pria dengan postur peragawan itu, lebih suka menjadi behind the scene. Karakter demikian ini, kuat tercipta saat pria kelahiran Malang 82 itu, bergabung di Brotherhood 14 tahun silam.

Itu artinya, perkembangan otomotif di Jatim, Tena sapaanya tahu persis.

Teno salut dengan perkembangan otomotif di Jatim, cukup atraktif. Banyak milenial yang berkiprah, menjadi embrio baru, hingga melahirkan sebuah komunitas dan gagasan soal dinamika otomotif.

Tinggal menciptakan terpadu dan terukur, hingga mampu membiaskan efek sinergi dan mutualisme yang belum saya dapati.

Jadi, sifatnya hanya euforia dan kurang berkesinambungan. Sebenarnya disini butuh sosok controller, yang mampu mengarahkan, menggairahkan, hingga apa sih input dan benefit dari sebuah komunitas ?

Sekedar gaya gayaan, tempat meluapkan stress, atau usai kopdar bubar ? Terlepas dari pandemi, seharusnya sekelas komunitas harus bisa berkreasi, dalam lingkup apapun.

Agar selain menjadi solid, juga bisa memiliki bias positif. Hingga mampu bertransformasi ke sebuah industry kreatif.

Kalau menakar level brilianya ide milenial saat ini, layaknya sudah mengarah kesana. Disini, kembali lagi saya tekankan butuh sosok enterpreneur, yang bisa menjadi guide untuk mewujudkanya.

Memang beda dengan era Teno, yang hanya terpuaskan oleh balap liar, dengan trek Sawojajar dan Veteran, Malang.

Bukan termasuk di rana kenakalan remaja ya.

Hanya saja luapan passion remaja penggemar otomotif yang kurang terakomodir. “Tapi, sampai disini, balik lagi dari sudut pandang masing-masing person yang menilainya, ”ulas Teno.

Teno & Bayu. Lagi asik bernostalgia dengan Monet Goyon 1951, koleksi Teno.

 

Dan ketika ada ruang dan kesempatan untuk aktualisasi, saya juga sempat terjun dan berlaga di event Go Kart di kelas Super Gear Box.

Kebetulan saat masih kuliah, saya didaulat menjadi Ketua HMM dan merangkap ketua Bengkel Kreatif di salah satu universitas di Malang.  

“History seperti ini yang menjadikan saya, tahu persis hitam putih dunia otomotif, ”papar pria flamboyan yang akrab dengan julukan Kecenk itu.

Emm jadi teringat masih menjadi Ali Topan, kalau meningat Kecenk. “Penghobi kecepatan era 99 pasti tahu dan familiar kalau mendengar nama itu, ”kenang Teno.

Dan trade mark Kecenk sudah identik dengan CB mesin Tiger terkencang di eranya, hasil kreasi almarhum Mbendon tuner legend asal Baron, Nganjuk.

Bahkan, ketika bicara hobi otomotif, Teno termasuk kolektor motor classic. Salah satunya adalah Monet Goyon tahun 1951 produksi Perancis.

Monot Goyon 1951. Identitas pribadi penghobi otomotif kawak & tingginya pengetahuan soal otomotif.

 

Sebuah produk motor 2 tak mesin sport yang telah memakai reed valve, dengan desain rangka monokok. Di eranya sudah mengadopsi full pressed body, dengan center of gravity yang dirancang jeli dan terukur.

“Hingga, mampu menyajikan sebuah riding style kombinasi cruiser dan bobber, ”beber Teno yang paham betul soal history motor classic. 

Saat dikonfirmasi sehubungan dengan pentingnya penyegaran otomotif di Jatim, Teno menegaskan resepnya cukup menjaga keharmonisan. Siapapun itu yang menjabat, baik gerbong si A, B atau C.

Agar, segmen roda 2 dan roda 4, bisa berjalan berdampingan. “Memang ide dan teori mudah dikemukakan, pelaksanaanya sekali lagi butuh sosok controller, hingga mampu memediasi samapi berkolaborasi, ”urai Teno.

Kalaupun diberi kesempatan, untuk duduk di kabinet Pemprov IMI Jatim atau hanya sebatas menjadi kolega. Tetap akan saya dukung dan berpartisipasi, untuk menggairahkan.

Bayu & Teno. Kembali dipertemukan di dunia otomotif & maju bersama turut meramaikan.

 

“Mungkin, bisa jadi ketika saya dipertemukan dengan mas Bayu Firmansyah juga pemuka otomotif Malang ini, saatnya untuk tampil, ”senyum Teno.

Jadi, balik lagi ke prinsip dan pembenahan SDM, agar bisa meminimalisir karakter egosentris. Kalau itu sudah dikaji dan dirumuskan, pasti untuk membangun persaudaraan akan lebih mudah.

“Sebab, persaudaraan itu yang hanya bisa mengalahkan segalanya, ”wejang Teno yang sempat menjadi tim penyelenggara event akbar Brotherhood di di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan di 2016 silam.

Saat menjadi member Brotherhood, memang saya ingin mencari ketenangan, silaturahmi dan menambah wawasan soal otomotif agar lebih luas, meskipun latar belakang saya mantan racing juga.

Teno. Sosok kuat berpengaruh terhadap dunia otomotif & ditunggu kiprahnya.

 

Jadi, bicara pembanding dengan perjalanan saya di otomotif, tetap dinamika harus berjalan. Sebab, kenyataanya cukup pesat dan harus ada penyegaran, agar tak sampai memicu opini.

Saatnya, seluruh SDM yang terlibat di dalamnya harus lebih terukur dan kredibel. Agar, terjadi sebuah pemerataan tanggung jawab. Sebab, hakekat otomotif sebenarnya adalah untuk menyalurkan hobi.   teks - foto : skg