Identik dengan nama clothing milenial masa kini yang menyasar segmen music genre pop punk. Segmen yang disasar Tri Wahyu Pamungkas owner Zero Heroes, yang memiliki basecamp di Jl. Ikan Gurami 1/20, Tanjungsekar, Lowokwaru, Malang, terbilang tepat sasaran. Mengingat, aktualisasi soal fashion, lahan cukup subur berada di segmen ini.
Tapi, belakangan ini Wahyu sapaanya intens melangsungkan survey pasar. Dan mulai menemukan segmen pasar, yang memiliki persamaan motif, corak dan tema clothing, dengan selera genre mania music pop punk, yaitu di otomotif.
Apalagi otomotif dan music, sama-sama memiliki persamaan segmen, yaitu kaum milenial. “Soal selera saya pastikan memiliki persamaan,”analisa Wahyu.
Tak pakai lama, misi dan visi Wahyu, mengembangkan segmen pasar usaha clothing milenial masa kini tadi, semakin cepat terwujud. Mengingat, kolega dan rekan Wahyu di otomotif segmen racing, juga bejibun.
Gayung bersambut, nama Ashila Putri rider srikandi Jawa Timur, yang lagi moncer prestasinya, secara performa dan postur, cukup mewakili buat endorse Zero Heroes.

“Pada prinsipnya saya suka Ashila, karena telah memiliki bekal performa komunikasi yang cakap, aura tomboy-nya juga dapat, ”sebut Wahyu. Itu artinya Ashila disini juga berperan sebagai Key Opinion clothing milenial Zero Heroes, Malang.
Saya juga optimis, nantinya performa Ashila, bisa membuat akur paduan motif dan corak clothing, antara segmen music dan otomotif. Sebab, bagaimanapun juga, naluri sosok wanita-nya tak bisa lepas dari life style.
“Disini point-nya, jangan sampai trade mark Zero Heroes, saat memasuki segmen otomotif memudarkan aura life style-nya, ”terang Wahyu.
Makin spesial, Wahyu telah melangsungkan komunikasi dengan Hengky Bayu Firmansyah SH MH, daddy Ashila yang merangkap sebagai instruktur.
Dari hasil pembicaraan, Wahyu menginginkan growing together dan saya menyetujuinya, termasuk ibu Farida istri saya. “Bentuk suportnya, semua yang nempel atau dipakai Ashila di kegiatan otomotif, disiapkan Zero Heroes, ”urai Bayu.

Tapi, sejak awal secara financial pertama Ashila minat turun di road race, segala sesuatunya telah kami siapkan, dari internal keluarga atau privater.
“Kalau di tengah perjalanan, misalkan ada sponsor yang ingin bergabung seperti Zero Heroes, ya itu mungkin sudah menjadi hikmah dari karier yang dipilih puti saya, ”argumen Bayu.
Bahkan, belum lama ini produk wearpack Proline asal Bandung, juga turut mensuport Ashila. Selain itu, turut disuport oleh Rabani sebuah brand besar pakaian segmen muslim, serta Diesel Abadi penyedia peralatan diesel, untuk semua kebutuhan.
Dan pastinya Bhayangkara, sebagai induk tim yang dinaungi Ashila. “Tapi, secara skema, tim yang kita bangun bersama ini lebih pas disebut sebagai Family Racing Team, ”beber Bayu.
Sekilas infonya, untuk divisi teknik, Bayu mendaulat Akhmad Muhaimin tuner kawak yang memiliki basecamp di kawasan Asem Mulya, Surabaya. Untuk saat ini, Ashila turun di kelas ECU Standar Pemula MP5 dan Matic Wanita 116 cc dan 125 cc.

Termasuk Farudilah Adam rider berkarakter petarung asal Pujon, juga merapat. Telah ada pembicaraan, untuk semua seri Trial Game Asphalt, memakai nama tim Bhayangkara. Info terbarunya, Farudilah juga telah mempersiapkan gacoan MX King Tune Up, untuk bertarung di kelas expert.
Selain farudilah, Bhayangkara Family Racing Team ini, juga diperkuat oleh Aldan bertarung di kelas ECU Standar, berbasic Honda GTR 150. Kerenya, ketiga rider ini terhitung sejak dua bulan silam aktif melangsungkan latihan road race di sirkuit GBT, Surabaya dan stadion Kanjuruhan, Malang.
Untuk memaksimalkan bekal mental bertarung, cara dan pola membaca racing line, sampai late braking yang proporsional. teks - foto : rio