Ada yang berbeda di perjalanan latihan bersama yang berlangsung hampir 8 jam, berikut proses recovery. Sebagai bentuk keprofesionalan pihak pengurus sirkuit, guna menyajikan sirkit yang nyaman dan minim debu, sehari sebelumnya keseluruhan trek dibasahi genset berkapasitas 100 liter/minute.
Ilmiahnya, siraman air akan meresap, hingga 10 cm ke lapisan tanah. Hingga mampu mencegah timbulnya debu. Tapi, prediksi dan seperti yang terjadi pada sirkuit pada umumnya, berbeda. Lapisan tangah sirkuit Miren, bagian bawahnya terlampau padat.

Hingga susah meresap dan tak seperti yang diharapkan. “Tapi, tahap ini kita menyebutnya sebagai pengalamaan, lain kali cukup tipis-tipis, ”tegas Eko. Tim kontraktor yang telah stand by di lokasi, sigap menimbun bagian trek yang terlampau basah. Dan pengaruh cuaca yang bersahabat, proses pengeringan semakin singkat.
Diawali dengan survey tanah dan pengenalan racing line, dengan jalan kaki mengitari sirkuit. Persis crosser bule sebelum laga di MX GP. “Over all dari sisi kelayakan oke, untuk semua level crosser, ”puji Janal Chunk kepala suku Gak Jelas Community, Jatim. Kerenya, hanya Gak Jelas Community, Jatim yang survey lintasan.

Lebih lanjut, bergulir ke warming up, semua crosser mencicipi keseluruhan total handicap atau variabel trek garapan S. Huda. Iseng-iseng juga menguji traksi di zona start yang masih basah di rentang 70 meter.
Bukanya pamer, itu memang tuntutan crosser meskipun executive. Meskipun beberapa crosser executive tetap tertimpa kuda besi. Tapi, ada pula yang memanfaatkan buat pamer aksi rear wheel steering. “Dari sini ada revisi dan improve, ini cakepnya, ”nilai Vicky squad Gak Jelas Community, Jatim.

Bukaan throttle valve dan tahan kopling menerapkan kurva smooth. Kali ini sukses, di belakangnya sontak memberi aplaus. Ada lagi, yang mesinya suka mati. Tanpa komando crew yang ada di dekat lintasan, berlari memberi komando agar pindah jalur bagi crosser di belakang, seolah merangkap sebagai marshal circuit.
Tapi, bagi H. Mas'ad yang terhitung lama bertarung di kelas executive, cukup menikmati sirkuit Miren, Warujayeng. Menurutnya, banyak, handicap yang bisa menjadi input untuk mengembangkan skill lebih baik.

Ya inilah gambaran latihan bersama excecutive, telah terbangun seperti keluarga. Sampai salah satu komunitas motocross asal Blitar, blind van-nya selalu disulap menjadi resto, menunya tahu, pecel dan kopi, free lagi. Autonine dua kali sua dengan bapak dan ibu, yang ramah itu.

Setelah selingan aplaus dan canda, kembali Kelas executive yang terbagi A, B dan C, makin serius seiring mulai keringnya kondisi trek. Crosser mulai berani mengumpan RPM mesin hingga 12.000 RPM, layaknya sebuah event kompetisi. “Maklum baru kelar remaping, spesial trek teknikal Miren, ”bisik Mustofa pemilik nomer start 79 warna orange.

Nih dia biangnya, sampai audiens seputaran dusung Miren berbondong bedatangan, bukan demo mereka justru terpukau. “Wih motor kae sangar iso mumbul, “celetuk salah seorang bocah ditengah hingar bingar Akrapovic, Pro Speed dan OEM. Sesekali teriak histeris macam paduan suara, saat kuda besi rebah 60 derajat memangkas berm.

Termasuk H. Mas Agung, ikut histeris bercampur bangga, saat warga ikut terhibur, di masa New Normal seperti saat ini. H. Mas Agung juga kaget dengan animo crosser executive, yang bisa menghadirkan tontonan se-spektakuler seperti ini.

Persis yang dicita-citakan para pemuka otomotif Nganjuk, menuju garuk tanah tampil professional. Dari adventure dirangsang untuk bergulir ke olahraga prestasi, yaitu motocross. Sebab, diketahui bersama, 75% dari 100% “lelaki” Nganjuk, penghobi garuk tanah. “Itu masih belum terhitung yang mulai terangsang dan akan memulai, ”sebut Eko yang ikut berlatih.

Ada steping dan kelas yang bisa dikreatifi untuk merealisasinya. Jadi, usah lempar handuk lebih dulu, sebelum bertarung. “Sebab, sportifitas nantinya tetap menjadi landasanya, ”yakin pemilik dealer Honda Aries Putra, Nganjuk itu.

Seperti simulasi crosser executive yang dilepas sesuai dengan kapasitas skill dan levelnya. Ada pula, yang raungan mesinya dominan tinggi tapi jumping rendah, safety dan mengalir. Memang berimbang, tinggi jumpingan maupun limit fisik.

Tapi ada satu crosser executive dengan skill paling brilian dan paling mencolok, hingga meninggalkan setengah lap. "Ah, mereka nggak mau ngegas aja permasalahanya, "senyum Janal Chunk.

Puji syukur ketika crosser executive banyak yang merasa nyaman. “Sebab, sejatinya tipikal sirkuit ini menyasar segmentasi untuk pengembangan crosser pro 50 cc, 65 cc dan 85 cc, ”lontar S. Huda.

Dengan demikian, penting digaris bawahi bahwa crosser executive saat ini, sudah layak disebut pro, di setiap kelasnya. Dan layak untuk didata ulang, sesuai dengan kesepakatan awal, bergulir dan naik kelas, setelah dinilai menjadi jawara. teks - foto : enea