76 Rider Supermoto Openchampionship 2020 - Seri I, Jember : MAJU BERSAMA MEMBANGUN EMBRIO BARU PENGHOBI SUPERMOTO

76 Rider Supermoto Openchampionship 2020 - Seri I, Jember. Even yang dinilai telah menjadi trend & fenomenal. 76 Rider Supermoto Openchampionship 2020 - Seri I, Jember. Even yang dinilai telah menjadi trend & fenomenal.

Ide segar kembali direalisasi oleh H. Frangky Laurent dari Ocean Enterprise penyelenggara, melalui mode balap terbaru di awal tahun 2020. Menjadi sarana refresh mode balap yang telah lama tak terusik, eh nggak ada pembenahan, ketika menaggapi makin menurunya grafik animo peserta road race di Jatim.

Dengan kemasan 76 Rider Supermoto Openchampionship 2020, roh road race dibalik ke sebuah even yang dinilai telah menjadi trend dan fenomenal, yakni supermoto. Sebuah kompetisi sport trail yang telah berganti ban on road compound lunak. Tipenya beragam, ada yang menu tarmac, wet race sampai slick.

Kelasnya cukup aspiratif, dari 150 cc, 180 cc dan 250 cc (FFA). Memang di awal sosialisasi kita buka lebih variatif. Tapi, saya percaya di seri dua, sudah ada penilaian dan pemahaman, kelas mana yang paling menjual.

Pengertianya begini misal kelas 180 cc, bisa teratasi oleh kemampuan performa sport trail 150 cc dan 250 cc FFA cukup memakai sport trail 180 cc, itu artinya kan sudah ada input efesiensi kepada tim.

Kelas makin variatif. Berusaha mengakomodir semua lapisan level rider dengan latar belakang dari berbagai kalangan.

 

Sehingga, dalam tiga kelas yang dibuka tadi, cukup berbekal 2 sport trail. Dan masing-masing sport trail bisa dipakai di dua kelas. “Hal demikian, juga tetap menjadi pemikiran kita untuk kembali meramaikan aspirasi penghobi supermoto dari berbagai kalangan dan latar belakang, ”beber H. Frangky yang sepenuhnya diback up oleh Djarum 76.  

H. Frangky Laurent Penyelenggara dari Ocean Enterprise. Mengcreated kelas supermoto tetap low bajet.

 

Bahkan, di tiga varian kuda besi sesuai dengan spesifikasi dan kelas yang dibuka ini, kita mencoba konsep marketing tebar jala. “Sebab, diantara tiga kuda besi tadi, saya optimis ada sebuah trend dan kecenderungan pola up grade performa mesin, khususnya di setiap daerah, ”lanjut H. Frangky yang kali ini memanfaatkan Secaba, Jember sebagai lokasi sirkuit.

Di seri perdana ini, memang prosentase peserta supermoto masih didominasi oleh peserta wajah lama, yang sebelumnya aktif berlaga di supermoto sejak 5 tahun silam. Tapi, sudah mulai ada wajah baru, sebagai indikasi pertumbuhan dan minat yang tinggi untuk berlaga di supermoto.

Teknik supermoto. Dominan lebih menguntungkan basic road race.

 

Sisi lain, pertimbangan kecenderungan teknik balap yang masih dominan mengaplikasi gaya road race, menjadi peluangnya. Dari sini pula, jagoan baru wajah lama yang bergeser ke supermoto, mulai menampakan hasil yang signifikan. Malahan dari perbandingan dan pengaruh basic, rider road race yang justru diuntungkan.

“Sebab lagi, racing line mudah diinput dari bekal dan teknik road race, termasuk late braking, cornering, sampai trik mengovertake, ”jelas Master Supermoto Jatim H. Momo Harmono.

Bahkan seperti yang telah disinggung dalam preview, peserta berlatar belakang dari kalangan adventure yang suka menguji adrenalin, mulai tertarik berdatangan.

“Logikanya, kalau adventure butuh memeras keringat sampai seliter, kalau supermoto cukup 100 cc, setiap race-nya, ”tambah Agus Toley crosser yang banting kemudi ke supermoto sejak 3 tahun silam.  

PRC Top Ten Pemuda Pancasila Racing Team, Probolinggo. Siap mengkomunikasikan dengan komunitas supermoto Probolinggo.

 

Diselami lebih lanjut, kelas ini juga bisa dikoneksikan dengan sejumlah komunitas supermoto di kota besar. Minimal, harus ada wakil komuniats yang dilibatkan, untuk memahami dan mempelajari lebih dalam even supermoto, selain beradu tampilan.

“Saya sebagai perwakilan dari Probolinggo Racing Community (PRC), siap mengkomunikasikan dengan komunitas supermoto di Probolinggo, ”timpal Sofi yang kali ini turun atas nama PRC Top Ten Pemuda Pancasila Racing Team, Probolinggo dibela rider Puguh dan Amin.

Maka, kalau distatistik dalam satu wilayah even mampu menarik minat 5 - 7 rider pendatang baru, itu artinya selama 5 seri, bisa mengakumulasi 25 - 35 rider wajah baru. “Point dan pola memancing embrio baru ini yang sengaja kita hadirkan, untuk memacu supermoto terus berkembang, ”lontar H. Frangky.

Bos Hakim 32 CV Utama Group Racing Team, Sampang. Tertantang berlaga di supermoto & dibela Farid Sakti.

 

Dan problem klasik kalah sebelum berlaga karena alasan senior dan jam terbang, juga telah kita sikapi dalam sebuah klasifikasi kelas. New comer untuk pendatang baru turun di supermoto, pemula terklasifikasi pada pembalap yang lama berlaga tapi tak pernah juara. “Dan senior sebagai petarung yang memiliki jam terbang hingga ke even nasional, ”detail H. Frangky.

Hal ini pula yang menarik minat Farid Sakti pemalap lokal Jember yang membela Bos Hakim 32 CV Utama Group Racing Team, asal Bire Barat, Ketapang, Sampang. Jujur, selain bebek 2 tak, di even mendatang Farid ikut berlaga di supermoto. Kita akan komunikasikan lebih dulu dengan owner tim. “Bagaimanapun juga, supermoto saya nilai pantas dijadikan sebagai sekoci, selain bebek 2 tak, ketika meninjau kondisi road race seperti saat ini, ”yakin Farid.   teks - foto : enea