Kabar hangatnya, formasi dan peta kekuatan petarung belia Jatim di motocross, kembali tumbuh subur.
Sekaligus menjadi sinyalemen, Jatim kembali produktif mencetak regenerasi crosser-crosser potensial !
Seperti yang telah menjadi trademark Jatim, gudangnya pembibitan crosser belia potensial sejak 17 tahun silam.
Salah satunya Darul Ulum Agung MX, telah bejibun, kiprah, partisiasi dan prestasi, MX Training milik Gus Mujib Mustain Romly, memberi warna baru jagad motocross tanah air.
Pemaparan ini mengingatkan, saat Darul Ulum Agung MX, Jatim, menjadi rujukan crosser-crosser dari berbagai penjuru Nusantara, mendalami ilmu dan teknik motocross.
Bahkan, dengan hadirnya squad Darul Ulum Agung MX, Jatim, saat itu, level dan parameter crosser tanah air jadi makin atraktif, oleh skema pelatihan yang diadopsi Yusuf Irawan instruktur Darul Ulum Agung MX, Jatim.
Gelar dan jam terbang yang telah kuat melekat ini, menjadikan Darul Ulum Agung MX, Jatim, belum terbantahkan terkait kepercayaan, komitmen dan konsistensinya !
Terhitung sejak semester kedua 2024, Darul Ulum Agung MX, Jatim, kembali tampil menabuh genderang dan sarat oleh regenerasi.
Setelah beberapa crosser belia, berkarakter Young Guns, banyak merapat di kawasan Gadang, Malang, headquarter Darul Ulum Agung MX, Jatim.
Mereka adalah Fadhil kelahiran 2008, juga siswa SMA Darul Ulum Agung, yang lagi melalui jenjang karier di MX2 Novice.
Juga ada Hadziq kelahiran 2017, yang sempat bikin gempar seri pembuka Kejurnas MX 2025, di Wonosobo, setelah menyabet podium teratas di kelas MX65 cc.
Serta Aufa crosser berusia 6 tahun dan Elbara berusia 8 tahun, yang masing-masing intens ditempa pada level MX50.
Makin spesial, laga MX GTX 2025 di sirkuit Rasya Putri, Pujon, sabtu - minggu silam, squad Darul Ulum Agung MX Jatim, tampil full team.
Di laga yang berjalan dalam mode semi Mud Race, Hadziq, Aufa dan Elbara, di kelas MX50 saling mengeksplore ilmu dan teknik terbaiknya, input selama pelatihan motocross.
Penampilan Hadziq layaknya crosser Pro, di MX50 cc, intonasi RPM dominan bergasing diatas, bahkan telah tertanam mindset bahwa berm adalah stopper.
Fisiknya juga terbentuk, bumpy dan track "ngerel", tak lagi jadi kendala, bahkan membangun improve-nya membuka jalur baru alias racing line.
Dalam frame yang sama, Elbara berusaha all out, mengamati, meniru dan memodifikasi gaya berkelas Hadziq.
"Impact dorongan sparing crosser satu team ini, yang lantas mengatrol taraf adrenalin, teknik dan fisik Elbara, untuk menguasai jalan-nya laga.
Secara kapasitas teknik dan gaya balap, Elbara mutlak mendapat pengamatan extra, agar dari sisi terbangun-nya nyali dan safety makin berimbang, "jelas Yusuf Irawan.
Dan Aufa, laga kali ini merupakan laga perdana, sehingga masih menjadi tahap pengenalan, penjajakan dan sesi menakar kapasitas fisiknya.
Kalau berandai-andai seperti yang sempat dijalankan di motocross 12 tahun silam, Aufa seharusnya laga di kelas Pee Wee.
"Skala prioritas, bagi Aufa laga kali ini merupakan acuhan sebagai bekal pelatihan, dalam pembentukan fisik dinamis, asupan gizi dan teknik membuka throttle grip.
Dari semangat, kegigihan dan nggak cengeng, saya optimis ketika matang nanti, Aufa akan menjadi kandidat crosser berkarakter petarung, "yakin Yusuf Irawan.
Sedang, Fadhil tinggal beradaptasi mengikuti tingginya tensi kompetisi yang lagi berjalan.
Kalau diilustrasikan, Fadhil harus yakin memiliki siasat, strategi, untuk bisa mengejar special engine yang berada di peak power dan top gear.
Sebab, selama giat private training, Fadhil telah menunjukan teknik dan gaya balap terbaiknya. Secara materi dan teori pelatihan, sudah saya berikan semua ke Fadhil.
Maka, jam terbang di kejuaraan MX yang harus lebih intens dilalui Fadhil, untuk pemantapan-nya, " papar Yusuf Irawan. skg