Menelisik kejuaraan openchampionship, seperti segmen motocross grasstrack, yang 10 tahun silam, sering memanfaatkan daerah pelosok, secara fungsi manfaat memang selaras oleh program pemerintah, dalam sosialisasi sport tourism.
Akan tetapi, di beberapa wilayah pelosok sering didapati carut marut, tugas dari masing-masing awak yang duduk di kepanitiaan.
Ada yang overlap alias bukan bidang dan tugasnya tapi ikut mengurus, berdalih lloyalitas.
Ada juga yang sering lempar bola, alias tunjuk sana tunjuk sini, karena tak mau direpoti, ketika kewajiban belum terselesaikan rapi.
Karakter ini, sering dijumpai saat team yang datang terlambat akan mengurus pendaftaran, termasuk team scrutenering daerah.
Dan berujung miss komunukasi, hingga ada yang sampai memutuskan pendaftaran telah tutup !
Padahal bicara kejuaraan openchampionship di daerah, juga kental oleh muatan pembinaan, sehingga mitos "saklek" sebaiknya kesampingkan dulu.
Ada juga berkarakter sentimen kedaerahan, hanya mengedepankan atau "care" terhadap team sesama daerah dan masih banyak lagi.
Faktor SDM yang belum terbiasa kerja dibawah tekanan, dengan psikis mudah tersulut saat mendengar bising, kerap kali jadi pemicunya, terlebih peserta membludak !
"Problem yang sejatinya bukan menjadi problem ini, dengan pikiran dingin dan hati sejuk, layaknya untuk segera dikalibrasi bersama.
Sebab, dianggap salah tidak, dianggap benar juga tidak, cuman hanya kembalikan sesuai job sheet masing-masing, "kata Heri Priyono Kasi Motocross Grasstrack Pengprov IMI Jatim.
Pemahaman ini, memang mutlak untuk segera difloorkan bersama, melalui sharing edukasi, antara petugas utusan Pengprov IMI, Organizing Committee (OC) atau Panitia Pelaksana dan Racing Comitee (RC).
Kami juga paham, seluruh awak yang terlibat dalam kepengurusan kejuaraan atau event, semuanya kami yakin terklasifikasi sosok-sosok Pro !
"Maksud dan tujuan kami, laju kendaraan yang sedikit "makan" marka jalan, mari bersama-sama untuk diperingatkan, agar tak sampai benturan dengan pengguna jalan lain-nya.
Dengan begitu, kami yakin laju kendaraan akan mengalir lancar, tanpa hambatan, "urai Heri Priyono memberi illustrasi.
Sampai disini paham ya ! Untuk menindak lanjuti, carut marut job sheet masing-masing OC dan RC ini, Heri Priyono yang didampingi Afif Ketua Pengcab IMI Batu, saat menghadiri laga motocross grasstrack Pujon, menawarkan pemberlakuan Rompi berwarna, sebagai klasifikasinya.
"Sekali lagi, arahan yang masih beraroma wacana ini, masih dalam bentuk penawaran, jadi diterapkan atau tidak, tak ada masalah.
Maksud dan tujuan kami, hanya untuk memudahkan bagi para peserta, saat mengurusi pendaftaran harus kemana, mengadu problem teknis regulasi ke siapa, termasuk Kartu Ijin Start serta legalnya, "sebut mantan crosser era 2005 itu.
Rompi dengan warna berbeda ini, maksud dan tujuan kami untuk mengklasifikasi masing-masing job sheet OC maupun RC.
"Kira-kira di teknis pelaksanaan-nya demikian, misal rompi Biru untuk pendaftaran, rompi Oranye bagian scrutenering regulasi dan rompi Hijau pupus penjaga gawang KIS berikut legalnya.
Kami optimis, seandainya pemakaian rompi ini diaplikasi, kami yakin tak ada lagi saling lempar bola, berimplisit maupun saling tunjuk, "lanjut Heri Priyono.
Kabar baiknya, atas improve dan inisiatif, next event motocross maupun grasstrack, Heri Priyono akan membantu menyediakan persiapan logistic pengadaan rompi, dengan tiga warna berbeda.
Pada prinsipnya, 15 rompi dengan tiga warna berbeda ini, nantinya akan selalu kami siapkan, dipakai atau tidak bebas.
"Kami hanya mengoptimalisasi pemberdayaan fungsi dan manfaat tugas juri lomba, utusan Pengprov IMI, agar teknis kejuaraan bisa lebih segar, juga menyenangkan semua peserta.
Sekaligus, upaya merepresentasikan kiprah dan lingkup kerja Pengprov IMI, yaitu memajukan otomotif, melalui skema kejuaraan yang serba terukur dan sistematis, sebagai bias inklusif-nya, "senyum Heri Priyono. skg