Sirkuit Maliran, Blitar yang memiliki kontur tanah jenis pasir, dinilai banyak instruktur cepat untuk membangun improve pembalap motocross. Sebab, tipikal speed dan traksi berbanding trek pasir lebih banyak memunculkan problem.
Otomatis untuk mendapatkan speed tinggi, pembalap semakin berani mengumpan RPM lebih tinggi. Pemilihan racing line singkat, pasti dicari jalur yang paling safety tanpa membebani speed. Paling krusial, trek pasir mempu melatih kekuatan bahu dan paha.
“Sesuatu yang negatif tapi dirubah menjadi sebuah hal yang positif, itu tipikal sirkuit pasir Maliran, Blitar, ”terang Lantian Juan yang aktif melangsungkan pelatihan siswa Kisworo Rizqy Motor Boss Mild MX, Kediri.

Tampak ada Fadillah 50 cc, Desmont Jonathan 65 cc, Raditya 65 cc, Salfano 65 cc, Andreas Damara 85 cc, M. Zidane 125 cc, Wira MX2 Novice, Satrio Bangun Pratama MX2 Novice dan Vico MX2 Novice.
Bahkan saya optimis, untuk pembalap 50 cc, 65 cc dan 85 cc, yang aktif berlatih di trek pasir, pencapaian prestasinya menjadi luar biasa. “Termasuk pembalap 85 cc dan MX2 Novice, tinggal mengatur jumlah durasinya lebih lama berlatih di trek pasir, ”yakin Lantian.

Suami dari Deva Ayu Arviola itu juga menjelaskan bahwa bab trek pasir, cocok untuk melatih endurance fisik pembalap motocross. Lebih tepatnya cara memenej fisik, mulai lap berapa fisik diperas, nahan dan kapan waktunya yang pas untuk stagnan.
Tapi, secara garis besar pembalap yang sering aktif berlatih di trek jenis pasir, banyak memberi bekal skill. Misalkan, dibawah di trek kering vulkanik keras, unsure agility lebih dapat, buka tutup RPM mampu melampui adrenalin.
Tinggal pengembangan ke soal sikap postur paha, kaki, tangan dan bahu, ketika jumping yang benar, safety dan nyaman. “Tapi, soal point ini tetap kita tawarkan dengan tinjauan keberanian, dengan asumsi harus ada bekal fisik yang extra lebih dulu, ”jelas Lantian yang terbiasa melangsungkan sesi teori dan praktek seminggu 4 kali itu.

Statetment yang disampaikan pembalap motocross didikanya juga beragam. Kalau Desmont Jonathan putra Jono Buser itu, Maliran sudah seperti sirkuit sendiri. Sebab, cikal bakal pembalap motocross yang diklaim akan menjadi aset Jatim ini, mulai mengawali balap motocross sampai pemantapan dominan di sirkuit Maliran. Sebab itu peningkatan skill dan fisik pembalap yang membela Rizqy Motor Boss Mild MX Team, Pasuruan berjalan singkat.

Raditya pembalap 65 cc sebagai calon young guns Jatim putra Adi adik dari H. Rokhmawan big bos Rizqy Motor Boss Mild MX Team, Pasuruan itu mulai beradaptasi dengan sirkuit Maliran, Blitar. Tantangan dan pelajaran mengumpan power lebih banyak didapat Radit dan butuh persiapan fisik extra. Bahkan di kesempatan ini Raditya, penasaran menebas berm dengan pasir yang tebal.

Demikian Satrio Bangun Pratama putra H. David asal Ponorogo, menganggap tak ada beda dengan sirkuit jenis vulkanik kering. Menurut pembalap motocross yang identik dengan tim AMRF ini, bobotnya cukup menunjang maksimalkan traksi. Tapi dari desain sirkuit Maliran yang teknikal, justru saya lebih banyak mendapatkan ilmu in - out dan menusuk berm yang paling singkat. “Soal basic pacuan kuda besi butuh refresh, mungkin saya akan ganti KTM 250 versi Austria, yang lebih galak, ”lontar Rio Boboho sapaan bekenya.
Satrio pada tahap training ini memiliki sparing berasal dari satu kota Ponorogo, yakni Wira dan Vico. Menurut Vico, trek maliran butuh mengumbar power agar speed tetap jalan. Di satu sisi, Wira mulai memahami arti seting suspensi saat dihadapkan di variabel trek yang rapat dan pasir ini. teks - foto : collins
Basecamp Kisworo Rizqy Motor Boss Mild MX,
Desa Butuh, Kecamatan Kraas, Kediri
081 289 547 984