Tingginya rasa penasaran Wahyu Prasetyo, atas kedigdayaan bebek jantan di Jatim, terus memberinya euforia, untuk diterapkan di kuda besi harianya.
Bayangan memimpin di sesi ngabers saat weekend, lantas menjadi stimulus kelahiran Depok, Jabar itu, mewujudkan obsesinya.
Tak pakai lama, Wahyu sapaanya, terbang ke Sidoarjo, nyamperin padepokan RAT Motorsport, Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Sementara Satria F 150 racikan 2019, jalan darat melalui cargo bus malam, yang mulai bersaing layanan dengan kereta api.
Wahyu yang memiliki golongan darah racing, lantas request up grade performa buat trek panjang.
Mungkin bisa 402 meter atau 500 meter, sesuiai trend yang lagi marak di pinggiran metropolis, seperti Depok.
Tapi atas pengaruh serum positif di lingkungan RAT Motorsport, Wahyu jadi terpikat laga di drag bike kelas bracket 8 detik.
Arahnya sedikit belok 10 derjajat, dari compass tujuan awal !
Bukanya sombong apalagi congkak, sebab setelah kopdar 15 menit dengan milenial humble, bisa ditebak Wahyu terklasifikasi pelaku kawak karapan, yang pingin mencicipi event resmi drag bike.
Santo anak didik RAT Motorsport yang kebagian jatah, eh job garap mesin, jadi tersenyum, indikasi sepakat dengan cita-cita Wahyu.
Santo jadi semangat mengatrol volume silinder hingga 177 cc, sesuai keinginan Wahyu tampil di kelas bracket.
Piston Kawahara 68 mm jadi rujukan, bersanding stroke standar, dengan kondisi lingkar luar daun as kruk, tambah bengkak 3 mm.
Sedang sisi dalam, tambah tebal 4 mm, melalui babet las CO.
"Secara fungsi mirip balancer, selain reduksi vibra, juga pengaruh padatkan torsi, di gasingan tengah atas, "ulas calon tuner kelahiran desa Jaya Kencana, kecamatan Toili, Kabupaten Bangai, Sulteng itu.
Konsep daun as kruk jadi macam trigger, ketika dikorelasikan peak power yang ditakar di 12.000 RPM melalui program CDI BRT i-Max.
Praktis performa dan speed piston, bekerja di ambang normal, mengawal mekanis rangkaian komponen mesin.
Meningkatnya bobot as kruk, dimanfaatkan Santo, jadi doping torsi dan HP di gasingan tengah.
Latar itu, perbandingan kompresi direvisi di angka 14,2 : 1, dengan posisi top crown piston 0,8 mm, jika "disketmat" dari bibir silinder.
Paduan limit peak power dan rasio kompresi statis, performa mesin kondisi panas dingin jadi lebih stabil.
"Cuman lebih akur dengan BBM ber-RON 95 keatas, "teori Santo yang mencangkok karbu BRT model PWK 30 mm.
Dari hasil data lift camshaft 8,2 mm (in) dan 7,8 mm (ex), serta hasil pelebaran lubang masuk di 31 mm dan tinggi 27 mm.
Output akurasi RPM yang menyemburkan kurva paling drastis meningkatnya, merujuk pada setingan main jet 138 dan pilot jet 38.
Dengan asumsi, kondisi exhaust telah mengalami remeran, dengan lebar 28 mm dan tinggi 22 mm.
Serta paduan timing pengapian tertinggi yang berada di 39 derajat dan terendah di 20 derajat.
"Final seting ini, juga bermuara pada racikan ketebalan shim, jadi fleksible sesuai kondisi real time mekanis camshaft, "sebut Santo.
Konsekuensinya, kampas kopling dikanibal dari special engine RM 85, berikut penggantian pegas kopling kompetisi.
Untuk mengawal, bengalnya tendangan torsi, sekaligus meminimalisir loss power.
Klop dipadu pelepas gas buang NRP, berleher 29 mm, yang melejit sejak Satria F stratanya bergeser ke herex.
Bahkan, untuk memenuhi kestabilan riding style, setang kemudi berganti "drop bar" aftermarket, melalui custom raiser.
Berikut pemakaian monosok YSS, untuk menumpas drible compound lunak andalan Wahyu.
Sejak berita ini diturunkan, Wahyu enggan mengujinya tanpa wearpack.
Itu artinya mindset positif mulai terbangun pada Wahyu, untuk beralih ke event resmi.
"Saya, juga kaget akselerasinya, bisa sebengis ini, "bisik. Wahyu. enea