Menjadi evolusi setiap rider yang murni ingin mengukir karier di otomotif roda dua. Trial bike, menjadi perhelatan sensasional di negara-negara, yang subur akan perkembangan racing school.
Trial bike mampu membawa euforia otomotif makin meriah dan spektakuler. Sajian faktor keseimbangan, ketangkasan, akurasi up throttle dan pengereman, dipastikan sukses membius audiens.
Transformasi kompetisi menjadi entertaint, kuat tersaji. Belum lagi disambar bacotan Sys Quzein MC tenar garuk tanah Jatim, suasana pasti lebih hidup.
Fenomena ini yang dipastikan menjadi daya magnet sponsor dan co sponsor, pasang baner, spanduk, A-Board sampai balon gate.
Ada unsur mutualisme dan marketing yang terselip di trial bike openchampionship. Sponsor dan audiens, sama-sama menjadi penunjang statistic unsur promosi.
Bagi yang jeli dan memiliki ilmu marketing 50% saja, pasti mengangguk tanda setuju. Memang perlu berpikir taktis !
Peluang ini yang dinilai Agha Riansyah crosser merangkap rider serba bisa, from 76 Rider IWAK VMX BKMS NMT, Jatim, paling tepat untuk persiapan menyambut event otomotif entertaint di 2021.

Agha yang memiliki bekas operasi patah tulang 4 kali itu ingin merefresh event off road roda dua di Jatim, usai pandemi.
Sebab, rasa penasaran akan memancing minat, setelah itu pasti beli dan mencoba.
“Dengan mencoba pasti ada crowd, kemudian terbangun opini dan peluang menggelar event trial bike, ”papar Key Opinion 76 Rider itu menyampaikan.
Tapi, jujur untuk fase saat ini saya masih belajar, dengan GasGas 125 cc. Skema prosedur latihan, untuk fisik, senam kelenturan tulang dan Core Balance sudah menjadi tradisi saya.
Sehingga, langsung ke tahap training basic skill. Bukan di straight, single jump atau table top, itu sih sudah klimaks.
Tapi, di rintangan obstacle di sirkuit enduro kawasan Brigif Wirayudha, Kediri, meliputi batu , kayu dan ban.
Untuk memperbaiki respon up throttle dan akurasinya, serta memuluskan basic balancing. “Pada point ini saya juga belajar mengenal traksi berbanding tekanan Psi, ”urai Agha.

Fase basic ini harus berjalan jujur, tak ada paksaan. Ketika belum bisa atau mahir, ulangi terus menerus, sembari kembangkan improve.
Juga ada tim panelis, atau tukang paido yang menilai kurang begini atau begitu.
Setelah lolos, baru mengujinya di alam sebagai landscape sirkuit aslinya.
Kebetulan, kerabat penghobi enduro menemukan lokasi instagramable, di kawasan lembah Tretes, kawasan lereng Gunung Klotok, Kediri.
Penentunya ada disini, menghadapi bebatuan menanjak, untuk menguji skill. Persiapan kuda besi, apparel dan fisik, harus dinyatakan 100% recomended.

“Laga di alam atau free ride, lebih tepatnya mempertajam improve, algoritma berpikir serasa diperas, riding sembari menentukan teknik, ”jelas Agha.
Kebiasaan dan tradisi seperti ini yang harus dibangun. Sebab, sekian persenya selalu dihadapkan dengan mode trek spekulasi.
Atau yang tak bisa dinalar dengan akal, seperti susunan batu besar yang harus diloncati ke depan, samping dan ke atas.
Alhamdulilah, hasil dari berlatih Core Balance yang bisa menjawabnya. Sebab, di dalam pikiran yang tenang dan fokus, ada energy positif yang kuat dan terarah.
Alhasil, trek spekulasi tadi saya siasati agar menarik untuk dikonversi menjadi aksi. “Terpenting, ya harus berlatih dan jatuh bangun, ”semangat Agha. teks - foto : enea/76 rider