Aksi Tandem Vernando & M. Fahresy Menggoyang Podium Mini Gp Jatim

M. Fahresy & Vernando. Dari seringnya training skill - fisik bareng & keduanya kompak sebagai tandem. M. Fahresy & Vernando. Dari seringnya training skill - fisik bareng & keduanya kompak sebagai tandem.

Strategi yang terjadi di Mini Gp, makin seru. Tak lagi koloni, tim sini gabung sana dan, guyub dalam satu tenda. Mini Gp kian menarik menjadi akses penajaman indera dan motorik rider belia, yang jadi petarungnya.

 

Ortu yang biasa merangkap jadi instruktur dan penyandang dana, mulai piawai memainkan ritme, bagian dari skenario dan strategi. Memang harus begitu, Mini Gp jenis balap baru, yang selalu diselimuti gengsi saat mengawalinya, sama dengan supermoto saat pertama booming.

Aksi dan gengsi tim-tim Mini Gp, belakangan ini timbul kubu A, B, C dan seterusnya, tapi diluar sirkuit mereka tetap ngopi dan pegang mikrofon bareng. Nah, jadi hanya skenario semata di sirkuit. Hal ini pula yang menjadi indicator, bahwa Mini Gp benar-benar hidup.

Susunan crew tim Mini Gp tak lagi menjadi pemirsa, tapi terlibat langsung. Memanasnya Mini Gp, juga atas pengaruh dan manuver orang di belakangnya yang kawak di road race. Seperti duet Vernando NP dengan nomer start 98 dan M. Fahresy 29.

Kalau Nando putra Aan Widodo juragan yang sempat tenar dengan nama Sumber Telur Racing Team, Tulungagung. Dan M. Fahresy anak kandung dari H. Suyanto, pernah berjaya saat jadi pembalap road race di 97.

Pasangan juragan dan pembalap, tentu saja piawai membaca kompetisi Mini Gp. Dari pelaku Mini Gp, keduanya bisa menebak dan pasang strategi. Tapi, maaf ini buka tim order, kebetulan keduanya sering bertemu di Green Park, Blitar saat training fisik dan skill bareng.

Kedua pembalap Mini Gp ini, seakan dipertemukan untuk menjadi tandem. Diluar sirkuit, Vernando dan M. Fahresy macam adik kakak, entah reinkarnasi atau memang chemistry.

Podium Kehormatan Mini Gp. Makin mudah digoyang Vernando & M. Fahresy.

 

“Di usianya yang masih belia, keduanya bisa-bisanya saling mengingatkan dan memberi saran, ”cerita Aan Widodo. Demikian H. Suyanto makin salut dengan  Vernando, yang sering memberi pencerahan M. Fahresy soal fisik.

Kalau sudah akrab dan lengket menjadi tandem, apa boleh buat, biar penonton yang menilai. “Padahal sejatinya di kedua belah pihak tak ada yang saling mengintervensi, ”lontar Aan dan H. Suyanto.

Dan memang terbukti, tandem pembalap belia Mini Gp asal Tulungagung dan Blitar itu, tak hanya berlangsung saat training skill dan fisik saja. Bahkans sampai di even road race di GOR Lembu Peteng, Tulungagung beberapa minggu silam, keduanya bisa memainkan peran dan dinamis.

Sampai M. Fahresy dan Vernando mampu naik podium kehormatan, setelah bejibaku dengan rivalnya. Mantap !    teks - foto : enea