Tak terasa hampir 2 tahun telah berjalan, pangeran Nurhikmah Putra Jaya, tampil dengan kesendirianya.
Usaha kerasnya di berbagai aktifitas, terus dilaluinya bersama keluarga besar Onesixeight Racing Team, untuk mengusir ruang hampa.
Kabar hangatnya, jelang akhir tahun 2021 ini, Mevans dan squad Onesixeight Racing Team, tampak kembali berkonsentrasi menyambut musim kompetisi 2022.
Melalui serangkaian free practice, di sirkuit Sentul, Bogor pada rabu (13/10) kemarin. Selain Yamaha R1M, di pit are Onesixeight Racing Team, juga ada kuda besi terbaru, dari brand Yamaha, yaitu R25.

Dari tinjauan event kompetisi di tahun 2020, Mevans kemungkinan besar akan berlaga di kelas Superstock Up to 1000 cc dan R25 Pro.
Mevans pantas disebut multi talent. Dari badminton, sepakbola, motocross, supermoto, Mevans cukup piawai, dari intensitas training, latih tanding sampai turun berkompetisi.
Dengan berbekal Yamaha R1M dan R25, Mevans berusaha kembali terobsesi mengukir catatan waktu terbaik di 2022.
Kans atau peluang Mevans menjadi juara, memang terbuka lebar. Apalagi setelah dipicu oleh carut marut jadwal balap roda dua, baik on road maupun off road.

Diketahui bersama, usai pandemi seolah membuka lembaran baru, bagi pelaku balap di tanah air.
Peta kekuatan team balap seolah terkalibrasi start mulai awal. Dengan sederetan strategi dan formasi barunya, untuk kembali mempersiapkan aksi brilianya.
Fenomena ini yang justru mengkhawatirkan pelaku balap kawak, yang biasa menjadi penguasa podium.
Sebab, makin banyak bermunculan calon kuda hitam diluar prediksi, yang tampil dengan persiapan lebih matang dan terkoordinir.

Termasuk Onesixeight Racing Team di 2022 siap menabuh genderang perang dan unjuk taring !
Statetment yang dilontarkan Mevans memang tak main-main ! Nama Rey Ratukore dari Rey Speedshop, disebut-sebut sebagai instruktur merangkap divisi teknik, spesial menangani Yamaha R25 pacuan terbarunya.
Rencana laga di kelas R25 Pro sebagai ajang kompetisi rider-rider profesional ditanggapi serius oleh Mevans.
Dalam rentang waktu sebulan penuh, Yamaha R25 pacuan Mevans, telah diriset dan menjalani testcase Team Rey Speedshop.
Dari kompartemen mesin hingga suspensi depan belakang.
Meliputi porting polish, rubahan durasi camshaft, back cut valve, merubah perbandingan kompresi, replacement piston tipe high compression, sisteem clutch, knalpot aftermarket, hingga replacement ECU dari Aracer berikut meremapnya.
"Kompartemen lain masih OEM, sesuai regulasi yang ditetapkan, "ulas Mevans.

Spesial untuk monosok, Mevans mengimportnya dari pabrikan KYB. Sebab, melalui Onesixeight Management memiliki jalur khusus, seperti kerjasama yang telah terjalin di motocross.
Bajet yang digelontorkan untuk up grade Yamaha R25, memang luar biasa. Apalagi bearing kompartemen mesin, infonya full ceramic, untuk mengawal gasingan mesin menembus red zone.
Di sesi free practice Mevans menguji perdana performa Yamaha R25. Dengan data tapak kaki hasil konversi Yamaha R1M, yang telah didown grade.

Juga, atas rekomendasi dari Rey, seiring pengalaman dan jam terbangnya laga di sirkuit skala nasional.
Racikan Rey soal profil tapak kaki dan brand yang disematkan memang tepat, ketika dipadukan setingan serta brand suspensi saat ini.
"Untuk menebas fast corner, chicane, u-turn dan straight, handling cukup tertib dan tak melawan, "puji Mevans yang makin berani bermain tipis dengan racing line.
Sampai lonjakan Psi usai berkitir di 10 lap, perubahan profil ban masih dibatas toleransi, tak merubah karakter handling dan manuver.

Data profil tapak kaki memang menjadi prioritas di sesi training skill kali ini. Secara tak langsung telah disimulasikan oleh Mevans dan jajaran divisi teknis.
Hasilnya cukup membanggakan, hingga sepakat diakumulasikan dalam data team divisi teknis. Dari angka Psi, suhu aspal dan waktu.
Soal performa mesin, masih dalam tahap komunikasi dengan divisi teknis, terkait fase adaptasi pengenalan.
Bedanya, bawaan Yamaha R25 umpan RPM-nya lebih tinggi, saat kebutuhan rolling speed dan keluar tikungan.
Untuk power band gigi 4 ke 5, terlalu lebar. Sehingga respon top gear ke speed kurang produktif, untuk kebutuhan melayani sirkuit Sentul besar.

Sedang gigi 2, 3 dan 4, saya paling suka. Tipikalnya close ratio, ringan menembus peak power dan diolah ke speed.
Sejauh ini, saya masih belum bisa menyatakan terbaik, untuk racikan performa mesin. Sebab, belum ada sparing yang bisa untuk dijadikan pembanding.
Tapi, dari hasil catatan waktu yang telah saya bekukan, optimis masih ada kesempatan untuk mempersingkatnya.
Apalagi di sesi saat ini, kondisi mesin masih masa inreyen, gesekan antar komponen masih belum "match" sepenuhnya.
Overall untuk team work telah sempurna, segala sesuatu persiapan sesuai ekspektasi. "Tinggal, menunggu sparing, baru bisa melangkah ke progress berikutnya, untuk evaluasi performa Yamaha R25, "tandas Mevans.

Sisi lain, untuk free practice dengan Yamaha R1M, telah memasuki level penajaman aksi manuver.
Kendati telah menemukan chemistry dengan Yamaha R1M, Mevans masih terus terpacu membongkar misteri besarnya sentrifugal, pengaruh bobot Yamaha R1M.

Hingga berujung mengurai level simulasi late braking, dari low, medium dan high. Saat ini, late braking gaya bawaan Mevan telah mengarah di level medium ke high.
Konsekuensinya, kampas cakram berganti kompetisi tipe full carbon. Serta rubahan setingan suspensi depan di level medium.
Skema ini menurut Mevans menjadi yang terbaik, untuk membongkar teka-teki besarnya pengaruh sentrifugal Yamaha R1M.

Sebab, di level late braking ini, center of gravity dominan bergeser ke depan. Pengaruh sentrifugal jadi bisa direduksi, hingga berani menusuk lebh dalam.
Torehan speed berubah lebih signifikan. "Untuk kembali full throttle saat keluar tikungan, bisa sembari rebah, "yakin Mevans yang merasa puas dengan sesi free practice kali ini. skg/foto : NPJ