ATS Racing Team, Gresik : AGRESIF MENCETAK PETARUNG BELIA

ATS Racing Team, Gresik. Makin dominan mencetak rider belia potensial & siap menggebrak di level nasional. ATS Racing Team, Gresik. Makin dominan mencetak rider belia potensial & siap menggebrak di level nasional.

Nih dia rider debutan baru, Muhamad Dimas didikan Sardex begawan ATS Racing Team, Sembung, Gresik.

Dimas sapaanya masih duduk di bangku SMP 1 Tarik, Sidoarjo. Menurut Sardex, rider kelahiran 2008 itu, usianya relatif strategis untuk memulai karier di dunia road race, dengan tahapan di level novice.

Makin kesini ATS Racing Team, Gresik lebih kental bergulir menjadi family team.

Pasalnya, nama Dedi Prasetyo guru olahraga SDN Pagerwojo, Sidoarjo, disebut-sebut ikut mensuport dibangunya MX King pacuan Dimas saat ini.

Dedi juga memiliki latar belakang mantan pembalap liar, sejak awal bergabung di ATS Racing Team, Gresik.

Dedi bahkan sulit berpaling dari otomotif roda dua, hingga saat ini. Cuman, bedanya sekarang lebih menjadi regulator.

KLX Supermoto. Penunjang training skill Dimas.

 

Mengarahkan dan menebar bias positif, yaitu membudayakan balap resmi, agar tak sampai ke balap liar.

Jiwa dan karakter pendidik Dedi disini makin kuat berpengaruh. Termasuk soal olah fisik Dimas.

Dedi banyak memberi input, terkait teori dan praktek pembentukan fisik Dimas, hingga mempersiapkan KLX berparas supermoto untuk kebutuhan training skill Dimas.

Hadirnya Dedi juga sukses melengkapi roh ATS Racing Team, yang belakangan ini bergulir menjadi racing school.

Terkait penjenjangan skill Dimas, juga mulai mengarah perkembangan yang signifikan.

Mesin MX King 150 ECU Standar. Diracik tuner legend, spesial melayani karakter gaya balap Dimas.

 

Dengan pacuan MX King ECU Standar, Dimas makin piawai beradaptasi dengan power 150 cc-nya.

Dimas, lebih lama training skill di ex Tol Krian-Gresik, saat awal pembangunan. Trek buatan kontur oval dan angka 8 menjadi menu latihan.

Tak disangka, saat latihan di sirkuit GBT, Surabaya, soal pembentukan racing line, dengan skill otodidaknya putra Anton Suhardi itu mulai menguasai.

“Artinya, misal di di bulan ini ada event road race, saya berani dan siap menurunkan Dimas, ”jelas Sardex.

Bahkan, saya telah siap dengan aturan nasional, yang menegaskan bahwa limit usia kelas ECU Standar adalah 12 tahun, meskipun di Jatim faktanya 14 tahun.

“Tapi, kami sepakat memegang teguh aturan nasional, ”tandas Sardex.

Makin spesial ketika menilik korekan MX King ECU Standar. Dikaji jeli dan detail, sehubungan dengan pertimbangan kapasitas mesin standar.

Dibekali gigi rasio YY Pang, dengan peningkatan output kurva speed lebih rata. Tipikal speednya, memudahkan skill rider pemula macam Dimas. “Sebab, tak sampai terjebak pada problem over power, ”nilai Sardex yang menyeting dengan final gear 12-46.

Alasan itu pula, piston mengadopsi Moto-1 standar, untuk memaksimalkan faktor endurance.

Sardex. Melalui Fi Diagnostic Tools, level CO dimanipulasi untuk menaikan debit gas segar.

 

Itu artinya, debit gas segar turut dinaikkan melalui manipulasai data CO. Dari level 12 suplai gas segar terlalu pekat, saat ini diturunkan di level 9. Proses remapnya simpel, Sardex memanfaatkan Fi Diagnostic Tools.

Dan kontrol gas segar, dilayani camshaft BRT T1 yang dicustom ulang. “Prinsipnya, menaikan lift cam agar makin tinggi, ”detail Sardex yang menyempurnakanya dengan pegas katup custom.

Knalpot. Mengadopsi NRP ATS Racing.

 

Dan tipikal power dijamin perbandingan kompresi dari perubahan pemakaian paking blok silinder produk Tiger serta knalpt NRP ATS Racing.

Agresifnya akselerasi ini juga pengaruh dari kanibalan kampas kopling Scorpio Z berlabel 5BP.   teks - foto : enea