Road show, life style, eksis, berprestasi, regenerasi dan sosial, telah menjadi komitmen Mevans Sanggramawijaya crosser yang merangkap rider Onesixeight Racing Team, dalam ide dan gagasan yang dituangkan dalam strategi, baik berlaga di motocross maupun supermoto.
Maju dan berkembang bersama mengukir prestasi, menjadi tarjetnya.
Menjadi hal wajar, sebab persiapan dan ketersediaan sarana prasarana Management Onesixeight Racing Team, terbilang cukup komplit.

Hingga memiliki sirkuit pribadi di desa Kuta, Kabupaten Pemalang sebagai Home Base Onesixeight Motocross Team.
Secara fungsi, persis sport center, menjadi sentral sarana olahraga masyarakat luas, khususnya penghobi otomotif segmen off road.
Ketika dipadukan strategi Mevans, sejak awal yang telah memiliki formasi team komplit dan solid.
Pencapaian prestasi, menjadi aksi nyata dan makin cepat tercapai, dengan serangkaian perjuangan yang berdarah-darah.
Algoritma yang menjadi fakta tugas komando Mevans cukup kompleks, saat menjalankan armada Onesixeight Racing Team.

Jatuh bangun saat berlaga sudah menjadi sayur dan lauk.
“Tapi, dari proses perjalanan dan bekal pengalaman ini, saya makin strong dan bisa mengurai, menikmati dan lebih memahami arti kesuksesan, ”tegas Mevans.
Beberapa kali dan bisa dianggap sering, kejadian diluar nalar sering terjadi.
Sejak awal berlaga di Trial Game Asphalt, Kepanjen 2019, handling kuda besi seperti mengunci.
Baiklah, saya anggap kejadian itu penyebabnya human eror dan mix faktor teknis.
“Padahal dari tinjauan Manager Teknik dan instruktur, tak masuk logika ketika terjadi dan dialami oleh rider selevel saya, ”yakin Mevans.

Hingga akhirnya, mode chamber tipikal R 90 derajat, terus dijadikan bahan simulasi training seluruh rider Onesixeight Supermoto Team.
“Bersama team saya ingin membedah dari sisi teknis, ilmiah dan misterinya, ”urai Mevans.
Justru input lain soal kestabilan traksi yang didapat. Hingga berujung pada penggantian brand tapak kaki.
Dan handling mengunci saat dipakai manuver akhirnya terpatahkan dan dinilai human eror.
“Baiklah, saya berusaha menerima faktanya, ”bijak Mevans.
Termasuk di motocross, berkali-kali ada kejadian yang kira-kira tak diinginkan semua crosser.
Padahal dari sisi semua aspek sarana dan prasarana pendukung, dipersiapkan matang.

Hampir tidak ada maintenance yang bernuansa nego atau tawaran.
Semua saya pastikan perfrect, seperti yang biasa saya sampaikan pada obrolan santai saat makan bersama maupun briefing.
Belum lama ini kejadian serupa kembali menimpa Mevans, saat latihan di sirkuit Icon BSD, Tangerang.
Hingga menyebabkan pergelangan Karpal tulang lengan bagian kiri patah.

Pemicunya, saat menghajar kombinasi double jump dan single jump.
Di double jump memang membutuhkan HP dan torsi maksimal, dari sisi teknik membalap mesti diumpan di RPM tinggi.
Dan idealnya, usai melewati double jump, grip throttle harus diturunkan.
Tapi, saat kondisi bersamaan, sekilas saya merasa blank.
Bukanya tak serius apalagi nggak fokus ! Sifatnya tiba-tiba dan berlangsung singkat.

Akhirnya, grip throttle terus terjaga terbuka di RPM tinggi. Dan single jump yang seharusnya cukup dilalui dengan sisa speed, berganti menjadi jumping tinggi.
“Tapi saya melawan dan tetap terjaga kemudian bangun, hingga muncul nyeri di tangan kiri, ”tutur Mevans.
Hasil pemeriksaan seksama, harus dioperasi untuk pemasangan pen sesuai rujukan Dr. Bambang Kisworo dari Rumah Sakit Panti Rapih.
Tapi, Dr. Bambang, awalnya masih berpendapat agar kondisi fisik menyeluruh normal, usai mengalami musibah.
“Ada indikasi stress yang berpengaruh ke tingginya tekanan darah, jadi belum bisa untuk menjalankan operasi, ”urai Mevans mengutip keterangan Dr. Bambang.

Dan sejak berita ini diturunkan, Mevans telah menjalani operasi selama 4 jam.
Alhamdulilah berkat doa kolega dan sahabat saya, operasi berjalan lancar.
Dan tinggal menunggu masa recovery, sesuai petunjuk Dr. Bambang.
Problem ini yang sekali lagi membuat saya makin penasaran.
Demikian dari pandangan Manager Teknik maupun instruktur Onesixeight Motocross Team.

Disini peranan Manager Teknik dan Instruktur menjadi hal mutlak dan absolute.
Bisa mencerna dan mengurai problem yang masih dalam frame logika atau kewajaran dan diluar nalar.
Sebab, posisi Manager Teknik dan Instruktur bukan yang diserang atau yang menerima tekanan.
Sehingga, dari hasil pandangan dan pengamatan, cukup mudah dikomparasi dengan data teknis kuda besi maupun performa crosser, sesuai statistik.
Dari situ ada input yang berusaha dibuat akur dengan aktualnya atmosfir kompetisi, yang kemudian disampaikan ke crosser termasuk saya.
Tugasnya sama persis, seperti berlangsungnya training.
“Ada pola dan kekurangan yang harus dilawan atau dirubah, untuk menjadi baik dan sempurna, ”beber Mevans.

Dan sekian persen, positif thingking saya mengarah untuk balans dan berimbang.
Tinjauan check list kelayakan dan performa Husqvarnya FC 450 2020 yang saya pakai, seluruh option part kaki-kaki, tapak kaki, pengereman, mesin dan penunjangnya, belum sampai 35 jam pemakaian.
“Artinya, sangat layak pakai secara menyeluruh, ”jeli Mevans.
Bahkan, suspensi depan belakang telah up grade berganti brand KYB Original, yang lebih memahami keinginan dan gaya balap Mevans.

Jadi, problem ini memang luput, dari skema dan managerial perjalanan Onesixeight Racing Team.
“Sebab, sejak awal saya dan awak team menjalaninya penuh iktiar, istiqomah dan berusaha lurus, untuk mencari persaudaraan silaturahmi sebanyak-banyaknya, ”urai Mevans.
Akan tetapi, banyak pihak sampai diluar kalangan otomotif, menilainya penuh misteri dan keanehan.
Benar menjadi masalah meskipun tak serius. Tapi dengan kejadian ini, akhirnya saya bisa selektif lagi, dalam menjalankan team.
Subahanallah, sungguh besar karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
“Dalam memberi petunjuk dan perlindungan kepada umatnya, yang senantiasa menjalankan ajaranya, ”kata Mevans.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh saudara, kolega, partner yang menyempatkan hadir menjenguk.
“Dan semoga kejadian ini bisa menjadi cermin bagi crosser lain, untuk bisa tampil sempurna, ”ingatnya. teks - foto : enea/npj