Pemicu Performa Matic Berat Mencapai Top Speed

Pin Torque Cam. Meninjau mekanis & fungsinya, butuh perawatan extra. Pin Torque Cam. Meninjau mekanis & fungsinya, butuh perawatan extra.

Faktor kebetulan, saat melintas di jalan raya Purwodadi – Malang, ada matic dengan suara mesin bergasing di RPM tinggi, tapi kecepatanya rendah. Bukan disebabkan karena mode riding, gas pol rem pol ya.

Kalau diilustrasikan, mirip bebek yang lari 60 KM/Jam tapi masuk gigi 2. Apa sebenarnya yang menjadi pemicunya ?

Beberapa kalangan mekanik, khususnya yang jago menangani matic, menyebutnya sebagai pengaruh dari timbulnya coakan pada alur pin torque cam.

Alur Pin Torque Cam. Saat timbul coakan, efek kurangnya perawatan.

 

Sehingga, gerakan pin torque cam yang terintegrasi movable driven face tak bisa mentok, saat melayani RPM tinggi.

Itu kalau coakan yang ditimbulkan mulai dalam.  

“Praktis top speed sulit tercapai, ”jelas Doni tuner DKMS Racing Team yang sempat menjadi begawan matic di rangkaian even Matic Race sepanjang tahun 2007 sampai dengan 2014 itu.

Doni Tuner Doni Kepanjen Motor Sport. Mudah diatasi & maksimalkan penggantian vet sebagai pelumasnya.

 

Problem yang dipicu karena lalai dan kurangnya perawatan ini, memicu variabel drive belt pada secondary sheave, tak bisa bergulir ke diameter paling kecil, saat mesin bergasing di RPM tinggi.

“Maka, naiknya RPM mesin hanya terkonversi di perbandingan diameter drive belt pada perbandingan lebih berat saja, ”kata tuner yang memiliki workshop di Sengguru, Kepanjen.

Drive Belt. Tertahan saat bergulir ke perbandingan ringan.

 

Untuk menyiasati dan sifatnya hanya sementara, bisa langsung membobok alur pin torque cam yang timbul coakan tadi dengan las listrik.

“Kemudian gerinda, seperti alur pin torque cam orsinya, "saran Doni.    

Pada bagian ini, amati juga kondisi pin torque cam. Sebab, ketika mulai timbul coakan tadi, pin torque cam kadang timbul speling.

Untuk mengatasinya, bisa direfresh melalui ngesok dudukan pin torque cam.    

Alur Pin Torque Cam. Kembalikan ke kontur aslinya, usai pembenahan.

 

Agar, sliding atau mekanis torque cam dapat presisi dan sempurna, baik di pemakaian stop and go, seperti untuk kebutuhan kompetisi, maupun touring.

Perihal perawatan, berikan jadwal khusus untuk mengganti vet lama dengan yang baru.

“Bisa, diikutkan dengan jadwal saat bersih-bersih daleman CVT, atau setiap 2 bulan sekali saat pemakaian aktif, ”ingat Doni.   teks - foto : collins