Sport trail line up dari Suzuki mulai memancarkan mustika, setelah 23 tahun terakhir diproduksi dan dijual di tanah air. Musim dan era kembali boomingnya kuda besi vintage, yang menjadi pemicunya. Semua, akhirnya berburu sampai memodifikasi bergaya vintage.
Tapi, lain dengan pemikiran Soni Amijaya kolektor kuda besi vintage asal Surabaya. Staf Dinas Perhubungan, Surabaya itu justru menilai DNA sport trail lebih banyak menjadi varian vintage. Sebab, model sport trail seolah menjadi trade mark setiap brand di jamanya. Termasuk TS 125, sebagai penerus varian sport trail Suzuki vintage, yaitu RMZ.

Suzuki TS 125 menurut Soni memiliki performa sport trail yang mewah. Sebab, kapasitas skill Soni saat ini terklasifikasi sebagai rider novice. Praktis, ketika dipadukan dengan performa TS 125, jadi nyambung.

Agresifnya akselerasi gigi 1 dan 2, paling disuka. Untuk konsumsi top sped gigi 6 TS 125, juga layak dipakai rute middle track. Latar belakang masih dipakainya untuk daily use ini, tapak kaki berganti velg TK Akasago 160-21 dan 250-18, dipadu Pirelli 275-21 dan 410-18.

Jadi, secara tema lebih tepat disebut sebagai City Slicker. “Tampang Bengal, tapi dipakai di metropolis, ”senyum Soni. Dengan asumsi, fungsional suspensi depan belakang, kebersihan bok silinder, pengapian sampai kelayakan karbunya, dibalikan ke kondisi normal lebih dulu. Termasuk fungsional fitur indicator, dari speedometer, fuel meter, indicator head lamp dan sein.

Ada tahap maintenance, yang tak bisa ditawar, agar fungsionalnya mampu dikonversi dalam sebuah kenyamanan. Seperti bearing bambu monocros dan pelumas vet-nya, sil oli sok depan, setingan kekencangan bearing komstir dan pengaturan simetris roda depan belakang.

Anggap saja, oleh pemilik sebelumnya sering dipakai beradventure, sesuai segmentasinya. “Praktis setelah saya dapat, untuk kembali mendapat perfroma terbaiknya harus ada refresh, ”beber Soni.

Hingga perbaikan pada pengereman belakang saya rubah ke sistem kabel, untuk memperkuat kesan klasik. Jadi tak lagi pakai stick buat menarik paha remnya. “Instalasinya mudah, respon pengereman jadi lebih baik, unsur vintage-nya juga dapat, ”bangga Soni. teks - foto : collins