Soni Amijaya - Kolektor Kuda Besi Vintage, Surabaya : RESTORASI PANTAS MENJADI RELAKSASI & MERUBAH PERSEPSI RETRO CUSTOM

Soni Amijaya kolektor kuda besi vintage, Surabaya. Menikmati tantangan proses restorasi kuda besi vintage & merubah persepsi retro custom. Soni Amijaya kolektor kuda besi vintage, Surabaya. Menikmati tantangan proses restorasi kuda besi vintage & merubah persepsi retro custom.

Mengoleksi motor yang terklasifikasi vintage, telah menjadi hobi berat Soni Amijaya salah satu Staf Dinas Perhubungan, Surabaya sejak 4 tahun silam. Fenomena tumbuh kembangnya retropolis, di segmen restorasi, monkey bike, scrambler, brat style,  jap style sampai flat tracker, disebut-sebut Soni menjadi stimulusnya.

Hal demikian memang wajar, sebab aktifitas Soni setiap harinya dihadapkan ragam dan perkembangan otomotif. Sampai pergeseran pasar sport premium dan matic ke sport trail, atau sport trail dan matic ke retro custom, Soni paham betul.

Soni yang awalnya pengobi otomotif pada kapasitas wajar dan normal, setelah terpacu dunia retropolis, ceritanya jadi lain. Segmen restorasi kuda besi vintage, bagi Soni, mampu merubah atmosfir lebih refresh.

Melihat detail kuda besi vintage, persis saat nonton filem di TV ada iklan lewat. Dari alur tegang, horror, dramatis dari cerita film, seolah dicut ke ruang lebih refresh. Sehingga, secara psikis bisa menjadi serum relaksasi.

Varian restorasi kuda besi vintage. Transisi platina ke CDI, Honda C50 & Benly.

 

“Bahkan setiap desain dan detail teknologi yang diaplikasi, seolah mengajak bicara, merepresentasikan perkembangan zaman saat itu, ”ulas Soni saat ditemui di kediamanya Perum Ketintang Madya Kencana 14, Surabaya.

Segmen restorasi kuda besi vintage yang diburu, saat ini masih di level transisi teknologi kuda besi dari sistem platina ke CDI. Sebab, dari segi tampilan dan performa, cukup easy ride dan maintenance terbilang mudah. “Tapi dari sisi history juga dapat, ”yakin Soni.

PTS 100 & Super Nonong. Primadona priyayi sebagai refleksi pribadi Soni.

 

Saat diklarifikasi, mengapa tak tertarik dengan kuda besi vintage Inggris, Soni menjawabnya ringan, “saya pingin tampil beda dan tak mau ikut arus”. Sebab, kalau dibedah lebih lanjut, kuda besi vintage Inggris wabahnya cenderung ke retro custom.

Sedang ketika bicara retro custom ceritanya jadi ke selera. Mungkin saya akan lebih setuju ketika retro custom, dilahirkan dari workshop milik pribadi. Tema, taste, sampai ke detail karakter bisa dibangun dan diterapkan sesuai keinginan. “Dengan begitu tak lagi dibenturkan dengan estetika dan pembenaran yang kontra, ”yakin Soni.

Yamaha L2 Super. Bagian sejarah perjalanan teknologi sport 2 tak.

 

Dan hal ini dibuktikan dan disosialisasi oleh Soni melalui dibangunya workshop pribadi di kawasan Jl. Karah Agung, Surabaya, untuk mewujudkan persepsi Soni. Tapi, secara prosentase mungkin 90% untuk koleksi dan restorasi, sedang 10% untuk retro custom.

Untuk saat ini saja, koleksi kuda besi vintage restorasi yang dimiliki Soni, ada DT 100, Benly, C50, L2 Super, PTS 100. Untuk Yamaha RD 300 dan Yamaha YT 115, masih dalam perjalanan.

Yamaha DT 100. Spesial paling diincar pelaku otomotif kawak.

 

Banyak kisah menarik, saat memburu perlengkapan option part bodi, extrerior, sampai piranti komponen mesin. Tak bisa instan, semua dilalui dengan perjuangan. Menggali dan konfirmasi sana sini. “Dan disini saya bisa melalui dan menikmati sebuah proses restorasi, ”tegas Soni.  

Selain itu juga ada motor legend, seperti RX-King Cobra, TS 125 dan Excel 150. Di segmen modifikasi, Soni yang juga penghobi adventure ini lagi membangun Yamaha XJR Series, bergaya scrambler. Dan sebagai partner saat beradventure, Soni memakai KLX 150 dan GL Max yang dirombak menjadi sport trail.  

 Ada statement menarik dari Soni, sehubungan dengan alasan mengapa memilih retorasi kuda besi vintage. “Secara passion, ya inilah bentuk dukungan saya kepada bikers dan kolektor yang lebih dulu memulai, untuk menyelamatkan jejak dan cerita sejarah kuda besi di Indonesia, ”wejang Soni.   teks - foto : collins