Lama diprediksi, perjalanan karier Alvianzar Larkaa Friadi di MX 85 cc, telah kuat memiliki bekal pondasi, buat mencabik rival-rivalnya.
Keprofesionalan managerial Privateer Sampono MX, "telak" menjadi stimulus terciptanya petarung non karbitan !
Kendati Privateer, akan tetapi managerial yang diusung Sampono MX Team, setara Team Factory, namanya juga harum, seperti basic bisnis PT. Sampono, penyedia bibit perfumed berbagai merk.
Instruktur dan divisi teknis, tersekat oleh penjaga gawang beda Fakultas, yang identik dengan inovasi dan ide cerdas.
Pemaparan demikian begitu kuat, terepresentasikan pada output kapasitas tempur crosser bernomor lambung #48, saat awal menembus cakrawala MX 85 cc.
Larkaa tak hanya terpacu mengeksplore fisik, nyali, skill dan nafsu mengovertake rivalnya !
Tapi, di sepanjang laga, Larkaa tampak menikmati arti sebuah kompetisi, mode kontur track, racing line dan beragam handicap, dibedah matang !
Kendati masih relatif belia, Larkaa bisa berhitung dan menakar porsi tempurnya, demi mengikuti tingginya pusaran kompetisi crosser kawak level diatasnya.
Serapan penetrasi skill dan nyali, yang intens dilalui sejak MX 65 cc, menjadi ihwal dan kini dalam mode On !
Bahkan improve Pelatihan fisik yang bikin dua level meningkat lebih kekar, selaras kebutuhan mengontrol bengisnya performa KTM 85 cc pacuanya.
Status Larkaa ditafsir diatas on fire, atmosfir Kejurnas di kelas MX 85 cc, Larkaa lagi-lagi mutlak melalui sesi adaptasi.
Terlebih, usai mengevaluasi data monitor peta kekuatan di seri perdana di Banjarpatroman, bulan silam.
Gaya bermain atraktif dan sirkuit yang tak lagi monoton, kembali mengembangkan improve, sekaligus mengatrol gaya balap Larkaa.
Taruhan mengimbangi rival dan jawara kawak MX 85 di 5 besar, kini menjadi tugas berat Larkaa.
Kalau berandai-andai, sembari menunggu momentum kenaikan kelas, jawara lama MX 85 cc di tahun depan, maka secara statistik, optimis Larkaa akan jadi pengganti champion di 5 besar.
"Saya tahu persis, MX 85 cc sejatinya belum mendapat perspektif kompetisi berimbang !
Ketika mengasumsikan sampai di seri ke-2 Kejurnas ini, dengan alibi quota lantas crosser Novice dan Pro kemudian digabung, "tegas H. Wendra Friadi daddy Larkaa yang setia mengawal perjalanan laga.
Jadinya, regenerasi MX 85 cc masih terkunci jawara lama yang dihuni 7 crosser, silih berganti merangsek podium.
Kritis dipertanyakan, apakah skema klasifikasi pertempuran MX 85 cc, yang menjadi pemicu tersendatnya cikal bakal crosser di Indonesia ?
Sehubungan, beban mental crosser dan jam terbang yang tak sebanding ?
Kalau diimplisitkan apakah ini, yang tepat disebut sparing partner ?
"Dasar itu, saya dan Management Sampono MX Team, punya perhitungan point sendiri, dengan acuhan crosser dengan jam terbang setara Larkaa.
Guna memberi semangat dan membesarkan hati Larka, bahwa koloni pertempuran sejatinya, bukan saatnya dilepas versus jawara MX 85, "timpal Delfarudi Manager Sampono MX Team. skg