Penjenjangan Kelas 65 cc sering kali tak bisa klimaks, dilalui oleh crosser.
Ekspektasi dan obsesi, rentan teranulir beragam faktor.
Dasar itu, kelas 65 cc belum bisa dijadikan parameter, kepiawaian crosser.
Lebih tepat, hanya menjadi masa transisi pemantapan, jelang menghadapi kelas bergengsi 85 cc.
Pesatnya pertumbuhan dalam hal ini postur tubuh, pengaruh dari gizi dan tingginya intensitas pelatihan fisik, kuat menjadi pemicunya.
Hingga berdampak, kurang idealnya riding style, terkait faktor geometri kuda besi 65 cc.
Fenomena "dan bukan sebuah polemik ini, baru saja dialami oleh M. Raditya petarung Tembakau Balap MX Team, Pasuruan yang sempat menyandang gelar Juara Nasional 65 cc di musim kompetisi motocross 2021 silam.
Postur M. Raditya yang makin jangkung, jadi rada kesulitan, saat rebahan di berm dan straight, ketika memacu special engine 65 cc.
Hingga berujung, menggeser postur badan ke belakang, otomatis variabel teknik balap jadi bertambah.
Selain engine brake, berinovasi racing line, full throttle, jumping dan mengapit jok saat berlaga.
"Kendati siasat teknik ini, menguntungkan soal perolehan traksi, tapi kenyamanan dan sisi safety tetap menjadi prioritas putra saya, "tegas H. Adi Lukito Big Boss Tembakau Balap MX Team, Pasuruan.
Dari hasil komunikasi dan kesepakatan, bersama jajaran crew dan instruktur, pertimbangan kenaikan kelas M. Raditya di MX 85 cc, masih tahap evaluasi dan menunggu hasil monitor di lapangan.
Soal penguasaan materi skill dan pola memenej fisik, M. Raditya dinyatakan telah menguasai memacu special engine 85 cc.
Bahkan, untuk training dan pelatihan skill M. Raditya, kini mulai dominan memacu KTM 85 cc, dibanding KTM 65 cc.
Bahkan, kabar terbarunya H. Adi Lukito baru saja menebus GasGas 85 cc versi 2022.
Spesial hanya dipakai untuk persiapan laga di event motocross, kelak misalkan di tengah musim kompetisi 2022 ini diputuskan naik kelas.
Memang menjadi timing krusial dan dilematis bagi M. Raditya.
Sebab, ketika naik kelas di MX 85 cc, itu artinya klasemen point di Kejurnas Motocross 65 cc, M. Raditya harus rela melepasnya.
Kalaupun bertahan, M. Raditya akan dihadapkan soal kenyamanan riding style dan kian bertambahnya teknik balap, yang harus diadopsi.
Tapi, point positifnya start lebih awal, dengan usia yang relatif belia training dan memacu 85 cc, jelas akan memberi bekal skill, serta improve sejak dini.
Dan durasi lebih lama menitih karier di 85 cc, juga lebih menguntungkan, terkait percepatan skill, pembentukan fisik, serta kapasitas adrenalin M. Raditya.
Otomatis, Secara, torehan prestasi dan tracking kemampuan rival, bisa dihadapi dan dilalui sejak dini.
Misal nantinya dihadapkan bekas rival di 65 cc yang naik ke 85 cc karena prosedur faktor pembatasan usia, pastinya M. Raditya lebih matang duluan.
Sampai berita ini diturunkan, masih belum ada pernyataan resmi dan sah, soal kenaikan kelas M. Raditya ke MX 85 cc. skg