Hartono CEO PT. HES - Kolektor Motor, Tanggulangin : ADA MAKNA CERITA DI SETIAP UNIT KOLEKSINYA

Mengusung semangat menembus batas supremasi dan tanpa kompromi. Perilakunya sebagai penghobi otomotif, sulit ditebak.

Jenis motor atau matic berkapasitas berapapun, yang dianggap bagus dan suka, pasti ditebusnya.

Bahkan CEO PT. Hartono Energi Semesta itu, terdaftar sebagai konsumen prioritas Honda MPM.

"Honda setiap kali ada varian big bike baru, pasti saya diinfo dan ditawari duluan, "sapa hangat Hartono.

Bicara varian Honda, untuk saat ini warga Kalidawir RT. 11, RW. 04, Tanggulangin, memiliki Rebel CMX 500.

Di level big bike, awalnya Hartono terpikat Z800.

Atas pertimbangan kenyamanan saat dipakai touring bersama istri, akhirnya berganti ke Rebel CMX 500.

Lebih pas buat nongkrong di cafe saat nemui klien dan kolega bisnis.

"Sisi lain, mungkin karena faktor usia, lebih pas dengan riding style softail, lebih santai dan nyaman, "ulas Hartono.

Familiarnya pria kelahiran 77 dengan atmosfir big bike itu pula, di setiap modifikasi ada norma dan standarisasi yang diberlakukan. Selalu merujuk option part CBU.

"Jangan dinilai dari bajet, tapi hasil dan kepuasan mas, "bisik pria yang baru saja hobi dengan burung kicauan premium.

Seperti yang tersaji pada rombakan kaki-kaki Suzuki TS 125 koleksinya.

Spesial sport tral 2 tak yang satu ini, dipakainya saat kangen ngalas.

"Saya bukan pelaku adaventure aktif, tapi kalau senggang, ya berangkat, "senyumnya. Nah kan sulit ditebak arah hobinya kemana.

Masih ada lagi yang level kompetisi GTX, berbasic Jupiter Z, Hartono juga punya.

Kebetulan di 2007, ada sirkuit GTX di seputaran Tanggulangin. Pas buat fisik dan mencari keringat, bersama tracker-tracker dari Sidoarjo saat itu.

Dan musimnya pelaku otomotif gandrung dengan restorasi 2 tak, Hartono juga tak mau kalah.

Jujur kalau bicara 2 tak, justru menjadi bagian kisah perjalanan hidup saya.

"Satu unit Yamaha Robot harus dipakai bergantian dengan 5 saudara dan harus menerima karena keadaan saat itu, "kenang alumnus 97 SMA Taman Siswa itu.

Maka, ketika bicara 2 tak, jujur saya tak bisa melupakan, semua unit insya allah saya paham.

Mulai tergesernya tahta RG-R150 oleh NSR 150, saya telah melaluinya masa itu.

"Sport 2 tak Honda itu, di 95 emang jagoan buat cari cewek, tapi sayang saat itu saya masih menjadi penonton, "lontar Hartono sembari tertawa.

"Tapi, puji syukur, meskipun terlambat saya masih diberi kesempatan mendapatkan unit NSR 150, "kata Hartono.

Tapi, bukanya malah berhenti sampai di NSR 150, eksotisnya suara raungan Yamaha Twin juga sempat memikatnya.

Kemudian juga ada Yamaha Super 100, yang telah dimodifikasi melalui penggantian blok silinder dan silinder head. Berikut rubahan sistem inlet.

Saya pribadi hanya ingin memperkuat pesan, dibalik nama "Super 100". "Agar tenaga tetap kembali muda dan enerjik, "terang Hartono.

Oh ya, untuk layanan maintenance, keseluruhan unit koleksi Hartono ditangani oleh Alfan, tuner kawak Tanggulangin, yang beberapa kali sukses menghantar rider-rider drag bike Jatim, menembus kompetisi nasional, di era Starmild Drag Bike, Country Drag Bike dan masih banyak lagi event-event bergengsi lainya.   enea