Menjadi spektakuler event, sekaligus pestanya penggemar otomotif di zona Samarinda dan sekitarnya.
Dalam dua hari (10-11/12) semua segmen otomotif terakomodir tanpa celah, dari penganut custom modifikasi, sampai racing kompetisi.
Salutnya, pemangku wilayah Samarinda dan instansi terkait, saling bergandengan tangan, mendukung sepenuhnya, ajang aktualisasi, ekspresi, kreasi dan inovasi anak negeri ini.
Dalam keterangan resminya, Reza Arjani Ketua Panitia dari The Wyners memaparkan, "bahwa "Borneo Street Race & Modification Festival 2022" ini lebih tepat dijadikan sebagai trigger.
Untuk memacu para milenial, terus bergerak, berkarya, berinovasi dan lebih produktif, usai melalui badai pandemi.
Sekaligus menjadi rangkaian, untuk mempopularkan kota tercinta Samarinda, melalui pesta otomotif akbar setara Jamnas.
"Selebihnya, juga menjadi bukti konkrit, bahwa milenial Samarinda, peduli, simpati dan mendukung sepenuhnya campaign sport tourism, seperti aktifitas saat ini, "beber Reza sapaan beken milenial humble itu.
Puji syukur, banyak lapak dari kuliner, pernik merchand, sampai busana handcraft, yang ikut kebagian berkah di Ex Bandara Temindung Taxyway Samarinda, lokasi perhelatan.
Misi dan visi spektakuler event ini, secara tak langsung, memang untuk membidik dan merangsang para pelaku UMKM, untuk terus berkarya.
"Serta memacu pelaku industri kreatif otomotif, baik skala produsen level pabrik, maupun manual tech sekelas UMKM.
Dan kontes modifikasi, bagian rangkaian spektakuler event ini, semoga bisa menjadi ajang mengekspresikan, kreasi, karya dan kualitas, para kreator Borneo, "tambah Adhit Mahaputra PIC Kontes Modifikasi.
Bahkan, untuk mengatrol standarisasi kualitas, integritas dan sportifitas soal penjurian, pihak panitia dan PIC Kontes Modifikasi, bela-belain menerbangkan Ardian dan Indra, Team Juri dari Jatim.
Keduanya, Ardian dan Indra dikenal sebagai influencer merangkap builder, sebelum istilahnya kondang seperti saat ini.
Cukup bejibun ide dan inovasinya, mengcreated bebek, sport dan matic, tampil modis idaman dan acuhan penggila modifikasi.
Bahkan, Indra dan Ardian, "merasa takjub dengan antusiasme peserta yang berlaga di kontes modifikasi kali ini.
"Ibarat kelas, kontes modifikasi saat ini seperti mata pelajaran yang lagi menjadi primadona siswa, jadi tak ada yang bolos dan tiduran, "senyum Indra.
Soal kelas kontes yang dibuka, saya dan bro Ardian mengikuti pusaran wabah modifikasi yang lagi digemari.
Jadi saya dan bro Ardian tetap mengapresiasi dan Samarinda harus punya ciri khas, yang lahir dari kreator lokal.
Tapi, dalam teknis penjurian, tetap saya gelar forum, bersama wakil kontestan dan panitia.
Prinsipnya, kami berusaha mensinkronkan persepsi soal regulasi, sesuai yang bergulir di "Samarinda.
"Dalam forum ini, kontestan berhak menanyakan ganjalan, kebingungan hingga limit dan acuhan kelas yang disepakati bersama, "jelas Indra.
Dari kesepakatan dan komunikasi dua arah yang lumer ini, berujung memikat berkisar 250 penggila modifikasi, berpartisipasi di 18 kelas.
Terbagi novice, junior dan expert, melebur jadi satu saling unjuk kreasi.
Sontak suasana jadi hangat, sharing dan perbincangan yang tak jauh dari topik modifikasi makin menyeruak.
"Fenomena ini sekaligus menjadi sinyalemen kuat, kontestan modifikasi di Samarinda lagi on fire, "optimis Reza dan Adhit kompak.
Bahkan, aspirasi peserta kontes modifikasi yang menghendaki "kelas beraroma racing harus real racing", untuk dilagakan di trek 201 meter, juga diamini dan direalisasi oleh panitia.
Ini baru mantap, artinya transisi "Anti Show Bike", telah terbangun menjadi trade mark atmosfir modifikasi di Samarinda.
Dan melalui Drag Bike, penggila modifikasi juga pemuja top speed itu, bergeser diadu adrenalinya.
Sekaligus menguji kepresisian membaca lampu start, berbanding akurasi full throttle dan kontrol kopling.
Fantastisnya, peserta drag bike tembus hingga di angka 700 starter. Ironisnya, kontribusi starter terbanyak, justru dari kelas Sunmori Non Pembalap, selain rider ber-KIS/ber-KTA yang tanding di kelas utama.
Di 2 hari berlangsungnya spektakuler event ini, banyak kontestan dan rider non pembalap, berharap event serupa dihelat dalam sistem seri.
"Sebagai ajang supremasi tertinggi, kebanggaan penggila modifikasi dan pemuja top speed di Samarinda, "terang Reza mengevaluasi. skg/foto : indra