Sudah menjadi trade mark setiap produk Andy Speed, selalu mengawali trend dan wabah soal pelepas gas buang di Surabaya, Jatim, bahkan di seluruh nusantara. Menjadi hal yang wajar, mengingat Andy sebelumnya pemain lama di dunia road race.
Bahkan pernah dikontrak pula oleh pabrikan Yamaha di 2010, dengan back up rider Sulung Giwa dan Eko Purwanto. Saat itu juga, soal desain, perhitungan, material bahan hingga output performa, intens dilangsungkan Andy.
Mulai dari mengurai power untuk mengatasi sirkuit pasar senggol, hingga sirkuit permanen Sentul. Bahkan Andy di tahun 2010 agresif menelurkan desain knalpot, dari matic, bebek dan sport. Baik konsumsi daily use hingga racing.
Makin tingginya jam terbang Andy berbisnis di segmen pelepas gas buang, makin komplit pula logaritma yang ditrapkan Andy, untuk menanggapi minat pasar yang terklasifikasi sebagai option part yang diinginkan dan dibtuuhkan pasar.

Hingga mengerucut ke produk knalpot sport 4 tak, yang beken disebut Herex, padahal sebelumnya beken dengan julukan CB Monster. Dari hasil kalkulasi, pasarnya cukup berkembang, otomatis variabel segmen juga luas.
Pertama remaja yang murni penggemar kecepatan, kedua remaja milenial yang gandrung style herex, ketiga komunitas sport 4 tak yang demen touring dan keempat sport 4 tak yang lagi demen gaya restorasi seperti GL Max yang disulap jadi GL 100.
Sehingga, dari konsumsi pasar pertumbuhanya cukup signifikan. Tahu persis bahwa knalpot ini dibutuhkan dan diinginkan pasar, Andy justru menanggapinya bijak. Memberi alternatif pilihan model, desain dan harga.
Dan perlu digaris bawahi, urusan selera produsen tak bisa menentukan atau memutuskan. Jadi, belum tentu harga mahal, bahan beda cocok dengan selera pasar. “Langkah paling strategis, cukup berikan pilihan, yang tak jauh dan menyimpang dari DNA herex, ”tegas Andy berusaha mengemukakan bakat terpendam soal ilmu marketing.

Latar belakang itu, spesial knalpot herex diluncurkan dengan dua tipe, premium herex dan regular herex. Kalau premium harganya Rp. 350 ribu dan regular Rp. 300 ribu.
Untuk knalpot premium bahan silincer dari alutech, terbagi model cone dan bujur sangkar, serta model terbaru black corona. Dilengkapi fitur end muffler. Siklus pantulan gas buang tereduksi sempurna, hingga suara dimuntahkan lebih empuk tapi padat.

Beda dengan tipe regular, meskipun silincernya terbuat dari alutech, tapi desain dan volume silincer berpengaruh cukup banyak ke suara. Seperti model trioval dan bulat, kecepatan gas buang yang direduksi sarangan jadi semakin tipis. Sehingga menyebabkan suaranya padat cenderung keras.
Ada juga, pilihan silincer unibody model cone dengan tambahan end muffler, yang terbentuk dari bahan plat sejenis bahan leher dan bafel. Ciri khas dan trade mark CB Monster atau Herex, justru muasalnya dari desain ini. Suaranya lebih menggema, tapi ketika dikombinasi dengan sarangan yang pas, jadinya lebih direduksi.

Over all, soal perbedaan silincer pengaruhnya hanya di suara. Selebihnya, untuk desain sesuai dengan selera dan progress kuda besi yang lagi berjalan.
Tapi, seiring dengan pengetahuan konsumen yang terus meningkat, saya dan seluruh crew Andy Speed, berusaha lebih terbuka. Ada komunikasi dua arah yang kita terapkan, setiap konsumen belanja di gerai kita.

Pertanyaan utama, rencana pemakaian untuk motor standar atau yang telah up grade kapasitas mesin. Sebab, konsumsi sport 4 tak standar dan kapasitas mesinya naik, desain dan ukuran lehernya beda.
Untuk sport 4 tak non standar, desain leher knalpotnya menganut model C, tapi sudah ada yang terlanjur menyebutnya J. Chambernya lebih smooth, siklus gas buang leih ngelos dan nggak nahan dan diameter leher 38 mm.
Sedang leher knalpot konsumsi kapasitas mesin standar, diameternya 35 mm. Desain lehernya lebih tegak, tapi chamber lebih menekuk atau patah. “Secara bahan, sama persis dengan ukuran 38 mm, hanya beda ukuran saja, ”jelas Andy.

Sisi lain, knalpot produk kita juga mulai banyak peminatnya di segmen penghobi 2 tak, baik sport dan bebek. Bisa jadi, tingginya minat pasar knalpot di segmen ini juga dipengaruhi oleh banyaknya komunitas. "Selain itu, makin tingginya wabah restorasi, "timpal Wewe squad Andy Speed.
Sebut saja RX-King, F1Z R dan Satria. Selebihnya, tetap menjadi kebutuhan dan keinginan yang menjadi pemicunya, sesuai dengan pemakaian.

Seperti replika knalpot RX-King, permintaan pasar dan individu cukup tinggi. Sedang knalpot Satria-R dan F1Z R model kolong 3V3, dominan dipakai daily use, sebagai pelengkap gaya racing style. Selain performa tampilan, di segmen ini juga ada yang ingin mencari suara khas racing.
“Sebab, setiap pembelian konsumen kebanyakan langsung membawa motornya, sekaligus diuji suaranya, ”yakin Andy yang memasang bandrol Rp. 225 ribu sampai dengan Rp. 275 ribu itu. teks - foto : enea
Andy Speed Exhaust Factory
Jl. Medokan Sawah 64, Rungkut,
Surabaya
0821 888 000 96