Mendengar nama underbone, seolah diajak bernostalgia di era 2005, sebelum kelasnya ditiadakan. Underbone dinobatkan sebagai kompetisi para raja, mengingat aspek yang ditarungkan di kelas ini, bukan hanya kepiawaian tuner mengukir silinder.
“Adu part racing branding level Asia Pasific juga ikut ditaruhkan, ” buka H. David Surya Pratama owner AMRF Jatim BKRT PTKS Cream Pie Racing Team, Ponorogo. Itu artinya, setelah motocross dan grasstrack, H. David kembali lagi meramaikan kompetisi road race di tanah air.

Alasan itu, underbone kembali diangkat menjadi kelas primadona oleh pemerhati road race di tanah air. Baik di DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang baru saja mulai di awal 2020.
“Daya magis underbone memang luar biasa, ”puji H. David. Bahkan, setelah sekian tahun ditinggalkan, secara naluri pelaku otomotif kawak di segmen road race, tetap menilai underbone sebagai kisah sejati kompetisi road race di tanah air yang jauh dari istilah monopoli.
Hampir tiadanya monopoli pabrikan di kelas ini yang memacu H. David dan Wahyu Gendut BKRT semakin ringan, kembali berlaga di kelas underbone.

Diback up oleh tuner Agus PTKS dan rider Tommy Richard Orlando, yang tampil luar biasa, saat berlaga di even Gadhuro Road Race, Blora di 2019 silam.
Ricard mampu menempati urutan di depan, dengan menyisihkan kuda besi yang digawangi maestro 2 tak Jawa Tengah dan Jogja. Dalam konteks ini Agus makin memahami siklus performa gigi 1, 2, 3 dan 4, berbanding desain sirkuit pasar senggol.
Dengan begitu, akurasi power yang terbagi HP dan torsi kian terukur memaksimalkan speed. Performa mesin demikian ini juga tersaji atas kontribusi gigi rasio racikan Agus, yang menurutnya dioplos racikan gigi rasio model lawas.
Detailnya, gigi 1(32-14), 2(27-17), 3(24-20) dan 4(31-30). Tipikalnya ringan, setara kapasitas skill Richard. Variabel trek saat kebutuhan manuver, rolling speed, hingga keluar tikungan, mampu diterjemahkan oleh Richard dengan baik.
Apalagi setelah dipersenjatai rumah kopling Satria 120R, berikut plat dan kampas koplingnya. Spesial pegas kopling dipinjam dari Koizumi, dikenal memiliki kualitas dan daya tahan cukup bagus untuk kebutuhan racing.

Dan pertimbangan ringanya perbandingan gigi rasio tadi, piranti pengapian merujuk milik Yamaha YZ-125 assy, terbagi spull, CDI dan koil. Sesuai dengan hasil testcase mampu menembus hingga 12.000 RPM. “Memang over kalau hanya sebatas melayani pasar senggol, ”terang Agus yang meremer tinggi lubang transfer menjadi 39 mm.
Durasi terbukanya piston saat proses inlet jadi lebih awal dan lama. Debit gas segar dari Pertamax Turbo dan oli samping Motul 500V, dengan komposisi 1 : 30 yang bermuara dari Keihin PWK Sudco 28 mm, kian meningkat.
Kualitas pengapian dan debit gas segar jadi selaras. “Indikasinya, liner tetap mulus, saat dicek usai latihan, ”beber Agus yang mencangkok membran V-Force II RX-Z.
Kendati demikian, Agus tetap memainkan tipikal power lebih smooth, untuk mengejar durability. Perbandingan kompresi diplot di angka 7,6 : 1. Dan diolah knalpot model Scorpion hasil garapan Cream Pie special product sponsornya. Selain itu juga ada BKRT, CLD Racing, Koizumi dan JP Racing.
“Dari hasil evaluasi performa kuda besi dan persiapan sampai saat ini, saya semakin optimis di musim kompetisi road race 2020 ini, saya akan kembali aktif untuk meramaikan kelas underbone di pentas nasional, membawa nama Ponorogo dan Jawa Timur, ”tegas H. David. teks - foto : collins/AMRF