RAT Motosport, di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo mulai bertransformasi menjadi racing factory, setelah workshop racing dan RAT Racing School. Kabar terbaru, RAT Motosport mulai meluncurkan produk knalpot racing. Eit tapi bisa juga dipakai daily use, touring, cornering, road race sampai drag bike.
“Tinggal request, konsumsinya untuk apa, pasti aka nada hitungan leher, bafel silencer dan diffuser, yang pas, ”promo Swega Owner RAT Motosport. Produk perdananya dicangkok pada Satria F milik Zidane Andi Kurniawan siswa RAT Racing School, yang statusnya aktif sebagai rider drag bike.
Ini namanya menyelam sambil minum air, status rider dan mekanik, memang nyambung bagi Zidane sapaan bekenya. Feel akselerasi kuda besi sampai aroma pekatnya avgas, jadi mudah dianalisa oleh Zidane. Termasuk leher knalpot, bafel, silencer dan desain sarangan yang tepat, Zidane makin mudah menilainya.

Detail ukuran knalpot spesifikasi 200 cc yang diaplikasi, memakai leher 30 mm, dilengkapi power induction, untuk melayani power bawah hingga tengah tetap padat. Demikian komposisi sarangan 48 mm dan volume silencer dirancang kuat mengolah speed di RPM tengah atas. Desainya tak asal-asalan, sebab setiap detailnya dipolakan menjadi kontribusi power, terdata lagi versi dynotest.
Licinya speed saat mindah gigi berbanding desain knalpot RAT, juga berpengaruh menurut Zidane, yang kuda besinya saat ini berkapasitas 198 cc. Memang, tak pakai lama ilmu yang ditimbanya di RAT Racing School, dijadikan komoditas untuk mengupgrade Satria F lansiran 2006 milik Zidane.

Warga Pandansari, Dagangan, Madiun itu juga jeli dalam kalkulasi bore up. Sebab, blok silinder yang diaplikasinya kali ini milik Suzuki FXR 150 terbitan Malaysia. Dagingnya lebih tebal, saat dicangkok liner 78 mm, daging blok silinder masih tebal.
Angka 78 mm memang sakral menurut Zidane, sebab dari kebutuhan piston 72 mm dari moto-1, masih tersisa 3 mm ketebalan liner. Induksi panas silinder jadi lebih merata, merapatkan clearance ring piston. “Kondisi panas dingin, power jadi stabil, ”cerita Zidane yang menerapkan kapasitas ruang bakar 13,7 cc.
Bergulir ke doping tenaga, dilayani Keihin PE 28 mm. Throttle valve disok steinless 30 mm, otomatis silinder skep juga diremer 30 mm, berikut venturi yang dijadikan 30 mm. Komposisi throttle valve dan venturi sama ini, lebih pas soal layanan top speed.

“Sebab, teorinya RPM makin tinggi vakum melemah, venturi besar ini saya nilai yang mampu merevisi teori itu,”cakap Zidane yang memasang katup 25 mm (in) dan 22 mm (ex). Dihantar lift camshaft 7,8 mm (in) dan 7,6 mm (ex). Konsekuensinya profil pegas katup diburu paling kecil, untuk menghindari problem pegas mentok.
Dari hasil pengujian, lantunan peak power sanggup menyemburkan 32,6 HP di gasingan 11.000 RPM. Selaras dengan torsi maksimal 24 dk saat 8000 RPM. “Output power dinamis seperti ini yang menjadi obsesi Zidane, untuk melayani top speed,” urai Zidane yang menyempurnakan program pengapian melalui Cdi BRT i-Max 24 step. Maping ignitionya diplot Zidane di 32 derajat saat 6000 RPM. Seolah, power produktif sengaja disiapkan di gasingan tengah atas, sekaligus pembuktian knalpot produk RAT. teks - foto : rio