Yamaha Scorpio 2015, Madura : BASIC TEPAT BUDGET HEMAT BANGUN HEREX

Fikri Senior Mekanik RAT Motorsport, Sidoarjo. Basic Scorpio memang luar biasa, lebih hemat dibangun gacoan herex. Fikri Senior Mekanik RAT Motorsport, Sidoarjo. Basic Scorpio memang luar biasa, lebih hemat dibangun gacoan herex.

Ini kerenya Faiz owner Yamaha Scorpio produksi tahun 2015, tampil melawan arus. Sebab, kalau herex biasanya dibangun dari basic Mega Pro dan Tiger Series, tapi Faiz justru pede, memakai basic Scorpio.

Dari basicnya saja menang banyak, piston sudah 70 cc paling besar di kelasnya. Ruang mesin cukup besar, sehingga optimal melepas hawa panas. Diklaim sebagai rancang bangun mesin paling rasional, mencegah menyusutnya oli mesin.

Tapi, saat dihadapkan pilihan workshop racing, saya cari yang jelas-jelas saja. “Dengan harga mufakat, tapi hasilnya istimewa, ”senyum Faiz.

Prediksi Faiz memang benar, dari basic kapasitas mesin 223 cc, untuk up grade lebih besar jadi ringan.

Tipikal Mesin Scorpio. Menjadi primadona Faiz, karena memiliki berbagai kelebihan.

 

“Sebab, dengan menaikan volume silinder 77 cc saja, sudah menyentuh angka 300 cc, ”ilustrasi Fikri Senior Mekanik RAT Motorsport, di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.

Pada project kali ini, Fikri tertarik untuk merubah tipikal over square Scorpion dijadikan square. Itu artinya, big end awalnya mengakumulasi stroke 58 mm, digeser hingga 70 mm.

Blok Silinder. Berganti liner 80 mm & piston aftermarket 74 mm.

 

Hingga merujuk menambah daging tepi daun as kruk, melalu babet las dan dirapikan bubut, agar kembali balans.

Bicara soal balans, fly wheel magnet juga dibubut 1,5 mm, untuk menggeser beban putaran mesin lebih ke tengah. Sebagai langkah safety, menghadapi kurva RPM mesin yang makin singkat.

Dan piston, berganti 74 mm dari LHK dengan crown berkontur dome. Meskipun, diameter  hanya bertambah 4 mm, tapi liner OEM digantikan aftermarket.

“Dengan diameter total 80 mm, sehingga ketebalan liner tersisa 3 mm dan relatif aman saat dipakai touring, ”yakin Fikri yang mematok perbandingan kompresi di kompresi 12,3 : 1 itu.

Karbu Koso Evo 34 mm. Optimal mengolah speed layani kapasitas mesin 300 cc.

 

Untuk katup OEM Scorpio, tapi telah dirombak dengan istilah back cut valve. Belakang kepala katup jadi semakin ramping. Keluar masuknya gas segar dan gas buang lebih lega, kendati lift katup bertahan kondisi standar.

Apalagi setelah lift katup naik, pasti lebih istimewa. Pengaruh dari camshaft yang dipangkas 0,8 mm (in) dan 0,6 mm (ex), pada base circle diameter-nya.

Aki Motobat & CDI OEM. Dipercaya masih ideal mengawal pengapian mesin 300 cc.

 

Lebih lanjut, kontur intake dan exhaust, kembali dipermak, melalui remer dan polish. Prinsipnya, mengikuti bentuk aslinya. “Sebab, bawaan pabrik sudah memiliki flow cukup ideal, ”tambah Fikri yang masih mempertahankan CDI 5BP OEM Scorpio, tapi aki berganti Motobat.

Suplai gas segar dipinang dari Koso Evo 34 mm, diseting dengan main jet 142 dan pilot jet 35. Untuk meratakan performa power gigi 1 sampai 5, final gear dijadikan 15-39. Selaras dengan performa knalpot R Speed, yang dilengkapi exhaust tech.   teks - foto : skg