Dibalik kesuksesan Mevans Sanggramawijaya crosser Onesixeight Motocross Team, saat menjadi jawara di kelas Komunitas Motocross Indonesia C, ada kejadian janggal yang sempat bikin panas paddock Onesixeight Motocross Team, hingga memicu emosi Mevans.

Sebab, saat berlangsungnya Moto 2 di hari minggu (13/9/2020), sempat ada problem diluar dugaan yang dinilai ganjal. Data dan list maintenance, menyebutkan periodik oli mesin sudah benar, kapasitas water coolant sudah oke, plat, kampas dan pegas kopling baru.
Tapi, saat dipakai turun berlaga, persisnya di menit pertengahan, bawaan motor serasa minta diumpan di RPM lebih tinggi, mirip dengan problem yang dipicu oleh kampas kopling afkir.
Sungguh tidak masuk akal dan nggak logis ! “Ditambah lagi muncul aroma sangit, macam kampas kopling terbakar, ”bisik Mevans.

Keseluruhan sudah sesuai anjuran Wahyu “Yuyuk” Setiaji, mekanik Indonesia yang mengantongi KTM Certificate Orange Level Expert dan disahkan oleh Hubert Trunkenpolz Director KTM Sportmotorcycle GMBH di 2016. Kebetulan Yuyuk kali ini, sayang nggak bisa hadir.
Sebenarnya problem ini tak sampai tejadi. Sebab, saya dan Management Onesixeight Motocross Team, telah menyiapkan kuda besi cadangan atau spare, bagi setiap crosser.

Sebagai bentuk keprofesionalan tim, serta dari tradisi mengikuti kompetisi nasional maupun international, yang keras dan pressure tinggi. “Maka, Kuda besi cadangan mutlak harus ada dan ready, ”tegas Mevans dengan nada tinggi.
Saat mengalami problem seperti ini, body language saya di tengah jalanya lomba, sudah nggak nyaman dengan kuda besi utama. Seharusnya sudah bisa dibaca oleh pit crew yang stand by di beberapa titik lintasan.

Tapi, posisi saya yang ada di depan saat jalanya lomba, pit crew kemudian saling menduga dan memprediksi semuanya baik-baik saja. Padahal, di sesi latihan, sempat disimulasikan, kapan waktunya menyiapkan dan mengeluarkan kuda besi cadangan ?
“Jadi, kalau boleh dibilang emosi dengan pit crew, ya saya sempat emosi, ”kata Mevans. Memang sempat ada miskomunikasi dengan pit crew, sebab motor spare yang seharusnya dikeluarkan saat saya mulai nggak nyaman, ternyata belum siap.

Mengingat, sejak awal di Moto 1 saat hari Sabtu, kuda besi utama performanya luar biasa. Dan pit crew lagi-lagi menduga saya dan kuda besi utama telah menemukan chemistry dan enjoy.

Memang sih, hasil tangan dingin Yuyuk luar biasa. Jeli membaca karakter dan gaya balap saya. Power produktif cenderung bergeser ke RPM bawah, sehingga performa kuda besi utama, presisi melayani sirkuit bertipikal middle macam sirkuit Wanko, Bubakan, Mijen, Semarang.

Proses dan final seting telah berlangsung sejak awal tahun 2020. “Mengadopsi ECU GET Athena, lanjut ke porting polish silinder head, sampai modifikasi camshaft dan clearance katup, ”detail Mevans.
Bahkan, hasil tinjauan Yuyuk, lebih agresif saat dipadu knalpot produk Semprong asal Malang, berbahan full steinless. “Korelasinya memang erat terkait, dengan power band pendek, sesuai tipikal sirkuit di Indonesia, ”tambah Mevans.

Menanggapi problem miskomunikasi ini, akhirnya di tengah kompetisi Moto 2, saya berusaha tetap menjaga konsentrasi. Merubah gaya bawaan balap, sampai di menit-menit akhir kurang mulus menghajar handicap. Padahal taruhanya, salah mengumpan power, mesin terancam trouble.
“Mengingat, up grade performa mesin kali ini mendekati limit, tapi performa speednya memang luar biasa, ”jelas Mevans yang kali ini didampingi oleh Erik dari Djakarta Motocross Academy pelatih Mevans saat berlatih di sirkuit BSD, Tangerang. Erik lebih banyak memberi input, soal teknik menahan dan cara memanfaatkan emosi lawan.

Mungkin disinilah output intens training skill dan fisik. Terlatih mengurai algoritma saat membalap. Sisi lain juga berkat kontribusi crosser-crosser Onesixeight Motocross Team, yang setia mensimulasikan pressure tinggi, saat training. Hingga saya sigap berinovasi membuka racing line baru, untuk menyiasati performa mesin saat menurun.

“Hingga memudahkan menjaga konsentrasi, sekalipun menghadapi problem seperti piranti kopling tadi, ”urai Mevans.
Sebagai bahan evaluasi, fisik plat, kampas dan pegas kopling, termasuk oli mesin, sudah kita simpan, untuk dikaji lebih mendalam. Sebab, bagi saya, pit crew dan mekanik, saat menanggapi problem ini, menilainya nggak rasional.

“Tapi, saya tetap positif thinking, semoga saja problem ini memang dipicu hal teknis, ”kata Mevans. Dan untuk menanggapi problem miskomunikasi ini, akan saya angkat di rapat internal tim Onesixeight Motocross Team.

tak lagi main prediksi dan tetap mengacu kepada keinginan dan kebutuhan crosser, yang lebih memahami kejanggalan dan problem kuda besi, ”ingat Mevans. teks - foto : collins/NPJ