Jatim kembali menorehkan prestasi terbaiknya di PON XXI Aceh, di cabor GTX kelas beregu Standar, melalui petarung potensial M. Zidane dan M. Rizqy sukses menunjukan penampilan terbaiknya.
Terlepas dari pemusatan training yang digalakan dua bulan penuh, oleh jajaran Official Team PON Jatim cabor GTX, yang serius dimonitor oleh Bambang Haribowo Ketum Pengprov IMI Jatim, dua petarung ini juga dikenal sebagai sosok penguasa podium di berbagai event MX GTX.
Timing dan momentum puncak performa M. Rizqy dan M. Zidane memang diatas angin.
Jadi, tak heran saat keduanya bermain brutal, kental diimplementasikan saat berlangsungnya cabor GTX PON XXI.
Aplaus dan pujian dari kerumunan penonton tiada henti, saat M. Zidane dan M. Rizqy beraksi !
Bahkan, ketika menakar skill rival tandingan M. Zidane dan M. Rizqy, terbilang relatif jauh dibawah !
Jejak dan total akumulasi saat naik podium, di beragam kejuaraan MX GTX maupun berbagai level, tak sebanding. Dan memang logis ditambah rasional !
Pasalnya, kedua petarung Jatim ini, intensitas road show dan mengikuti laga MX GTX, sangat tinggi.
Di fase itu pula, bajet dan tenaga, tak ternilai yang digelontorkan !
Termasuk dokter dan bidan yang mengawal kuda besi pacuan-nya.
Otomatis, latar MX Team dari kedua crosser Jatim ini, secara tak langsung juga banyak berpartisipasi dan berkontribusi atas kemenangan Jatim, di PON XXI Aceh.
Kalau M. Zidane biasa membawa nama Djava SBM Kaisar Motor dan M. Rizqy tercatat sebagai kesayangan H. Adi Lukito saudagar Gempol identik dengan brand Tembakau Balap.
Laga MX2 Open yang biasa diikuti M. Rizqy dan M. Zidane, kalau diasumsikan dengan Cabor GTX di PON XXI Aceh, bisa disebut downgrade.
Paling mendasar, Secara skill M. Rizqy dan M. Zidane telah menunjuk point 8.
Maka, kalau sekedar memacu sport trail berbasic Yamaha WR 155R, praktis fisik dan skill yang diperas tak sampai seperempat liter, kalau mengasumsikan di MX2 Open biasanya satu liter.
Dasar itu pula, sejak bricade start direbahkan, M. Rizqy dan M. Zidane unggul mengolah RPM hingga red zone.
Untuk mengeksplore standar nyali dan adrenaline, yang biasa diadopsi saat bertempur di MX2 Open !
Di titik ini saja, keduanya sudah unggul dalam mental bertarung, apalagi layout obstacle terbilang medium, dibanding sirkuit Kelud dan Praga, santapan harian-nya !
Menimbang dan mengukur peta kekuatan petarung di PON XXI Aceh, sangat krusial untuk segera disosialisasinya program regenerasi.
Mengingat, catatan prosedur PON XXII akan fokus pada pembatasan usia lebih muda, setelah pengamat dari masing-masing provinsi, menghendaki terjadinya rivalitas lebih fair play.
Sinyalemen ini, seolah kuat ada keinginan lebih menonjolkan petarung MX2 Novice atau MX125, yang sama-sama berada di masa pertumbuhan. skg