Velocity Stack : MENJAGA KESTABILAN AFR SAJA !

Velocity Stack. Ragam desainya marak diaplikasi tuner, saat final seting AFR. Velocity Stack. Ragam desainya marak diaplikasi tuner, saat final seting AFR.

Telah menjadi menu wajib di kalangan penghobi kecepatan. Sekaligus sebagai pembuktian tuner yang menangani serius dan terkonsep. Apa benar demikian ? Bisa ya bisa tidak.

Itu ungkapan Gatot dari Gaya Motor di kawasan Wonocolo, Sepanjang, Sidoarjo. Mekanik serba bisa ini mengenal velocity stack sejak 97, saat menangani Kawasaki ZZR 11 produksi tahun 1990 sd 2001.

Gatot Gaya Motor, Sidoarjo. Pengaruh velocity tetap mengacu ke data dynotest.

 

Varian Superbike yang diklaim menjadi idola di jamanya, masih memakai karbu dan tambahan velocity stack yang terbungkus  box filter.   

Dan belakangan ini keberadaan desain velocity stack kembali marak. Dengan sudut membuka berdimensi pendek, hinga panjang tapi landai.

Tapi, hingga saat ini masih belum ada hasil final, yang menentukan dalam pemakaian desain dan model velocity.

Desain Velocity Stack. Belum ada ciri khas spesifik, untuk mengawal kebutuhan mesin.

 

“Misal stroke panjang cocok dengan velocity stack panjang berdesain landai, sebaliknya stroke pendek memakai sudut lebih membuka, ”sebut Gatot.

Contohnya di Kawasaki ER6, memakai velocity stack bentuk pendek dengan sudut membuka.

Saya menilai hasil input rider, memang mengarahkan tekanan udara atau angin lebih fokus. Tapi, peningkatan power dan torsi tidak signifikan.

Ada juga asumsi yang menguatkan bahwa velocity stack, bisa membantu respon mesin cepat mencapai peak power.

Velocity Stack Yamaha R1" 2011. Sistem motorized & fokus mengarahkan tekanan udara lebih ideal.

 

Yaitu, velocity stack variabel motorized milik Yamaha R1 tahun 2011. Kondisi mesin di RPM rendah, posisi velocity naik. Sebaliknya, saat RPM tinggi velocity makin merapat dengan throttle body.

Kalau meninjau mekanis variabel velocity stack tersebut, memang siklus udara yang ada di box filter seolah dikondisikan agar makin fokus dikonsumsi throttle body, sesuai kebutuhan mesin.

Asumsi demikian kemudian saya jadikan input untuk ER6, dengan konfigurasi dan detail desain velocity stack sama.

Tapi, tetap tidak ada perubahan pada pencapaian speed dan catatan waktu. “Meskipun, ECU telah diremap ulang total, ”jelas Gatot.   

Velocity Stack. Bisa dibenarkan kalau menjaga kestabilan AFR.

 

Nah, kalau dikonsumsikan untuk motor cc kecil yang mengalami up grade, lebih tepat kalau fungsi velocity stack lebih menjaga kestabilan Air Fuel Ratio, di variabel RPM mesin.

Tak sampai mengalami acak atau floating, tapi bisa naik turun dengan grafik yang smooth dan landai.

Kalau AFR bisa terjaga demikian, respon HP dan torsi pasti lebih baik.  “Tapi, peningkatanya HP dan torsinya amat kecil, ”yakin Gatot.   teks - foto : skg