Potensi dan bakat yang dimiliki setiap crosser, belakangan ini mulai merubah paradigma dunia MX-GTX di tanah air. Artinya, untuk mencetak crosser hebat tak lagi, menunggu di usia dewasa. Sebab, sejak usia dini, melalui tahap dan prosedur yang rasional, hadir pula crosser berbakat berprestasi. Salah satunya Regan Arya Mariq, crosser 65 cc kelahiran Palu, yang bela-belain terbang ke Kediri untuk menimba ilmu di Nugroho Motocross Training (NMT). Memang tepat, mengingat nama besar NMT, Kediri identik mencetak crosser-crosser belia potensial tanah air.
Dari hasil reviewnya, Mariq besar dan berkembang dari keluarga penghobi otomotif, tak lain bokap dan keluarga besarnya. Doni Santoso nama bokap Mariq pemilik CV. Rimba Kelapa, Palu di bidang bisnis pengolahan kayu itu, memang lama menggeluti dunia otomotif sejak remaja, sampai saat ini sebagai pelaku adventure. Doni yang juga mantan tracker di wilayah Palu itu, juga dikenal sebagai penggerak even GTX di Palu.

Memang kalau buah jatuh tak jauh dari pohonya, mungkin peribahasan ini yang pas dengan pribadi antara Doni dan Mariq. Bahkan, info akuratnya Mariq dikenalkan ke otomotif sejak usia balita. Pada rentang usia itu, setiap kali dengar raungan mesin, Mariq mesti merengek minta naik.
Awalnya, saya mesti senyap nuntun kuda besi GTX dan adventure, biar tak ketahuan Mariq. Tapi, lama kelamaan saya sadar, bahwa Mariq kecil juga sebagai lelaki yang nanti juga beranjak menjadi remaja, MX-GTX juga mainan lelaki. “Lantas, mengapa saya harus khawatir, ”wejang Doni.
Sugesti dan dorongan mental positif ini, yang kemudian saya komunikasikan dengan keluarga besar saya dan istri saya Eka Suliyawati. Memang awalnya berat dan penuh tantangan, sebab banyak yang kurang setuju dari keluarga besar saya dan istri.

Tapi, setelah saya kenalkan dengan komunitas dan mantan-mantan tracker di Palu, mulai ada pencerahan. “Banyak konsekuensi dan kompensasi yang menjadi prioritas, “Asal Safety”, itu, ”kisah Doni mengurai awal saat mengkader Mariq menjadi crosser.
Dan naluri Eka sebagai seorang ibu, juga mulai tegar. Ketika mendengar cerita, filsafat dan pencerahan dari kerabat Doni, bahwa crosser itu professional, ada tahapan, skill, teknik dan cara yang diajarkan dan diasah. Tak jauh beda dengan perenang, ada kapasitas skill, fisik, teknik, berbanding tingkat kedalaman dan luas kolam. Dari pandangan ini, Eka justru berbalik 360 derajat, ikut mensuport Mariq.
Singkat cerita, karier yang dirintis Mariq saat ini, bisa jadi sebagai obsesi Doni, yang ingin melambungkan prestasi Mariq di dunia MX. Terhitung sejak duduk di bangku kelas 3 SD Inpress Jonoge, Palu, crosser kelahiran 2010 ini, mesti mandiri dan menaruhkan harapanya kepada Tri Priyo Nugroho komandan Nugroho Motocross Training, Kediri.

Tarjetnya juga tak main-main, Doni ingin membawa Mariq ke even MX level international, juga atas obsesi dan keinginan Mariq yang ingin all out di MX. Sekaligus sebagai regenerasi crosser kota Palu, yang memang lama tak tersiar kabar sosok crosser professional, melainkan hanya menjadi tuan rumah even MX-GTX.
“Pandangan saya pribadi sebagai mantan petarung GTX, ketika meninjau skill dan kehebatan tracker dan crosser luar pulau yang datang kemari, merasa menyayangkan, ”lontar Doni. Sebab itu, dengan Mariq, saya ingin membuktikan bahwa Palu memiliki talenta baru sosok crosser potensial.
Dari sini saya berharap, kayanya panorama alam Palu, ragam budaya, kuliner sampai kesenian dari Palu, ingin sekali kembali saya kenalkan. Melalui sport tourism, yaitu MX-GTX. “Semoga saja, Mariq bisa menjadi influencer bagi bocah dan remaja mielenial Palu saat ini, untuk kembali mencintai olahraga berprestasi, yaitu MX-GTX, hingga mendatangkan tim MX-GTX untuk berlaga di Palu, ”semangat Doni.

Tanggapan Nugroho menilai Mariq sebagai crosser, dengan passion lagi diatas. Justru, pada fase ini saya harus mereduksi passionya. Semua kembali ke basic lebih dulu, menyusun dan membangun kekuatan yang kokoh pada pribadi Mariq.
Point ini pembentukan fisik lebih dulu yang saya tanamkan pada pribadi Mariq. Kemudian memberi briefing soal apa itu emosi, cara mengontrol emosi dan kapan emosi itu harus dikeluarkan. Sehingga, prioritas pada level crosser seperti Mariq, kontrol dan emosinya bisa selaras lebih dulu dengan peningkatan skill yang dicapai saat ini. Tapi, saya optimis Mariq mampu menjadi runner up di 2020. “Sebab, Mariq terklasifkasi sebagai anak yang mudah memahami, program training yang kita ajarkan, ”tandas Nugroho. teks - foto : enea