Memasuki akhir musim kompetisi 2022 silam, sempat akan diterbitkan policy baru di Management Nugroho Motocross Training (NMT), Kediri, sehubungan pinjam kontrak crosser jebolan NMT.
Ihwal dari cikal bakal crosser Jatim yang telah Go Nasional, 7 dari 10 crosser adalah hasil kegigihan, kesabaran dan komitmen Tri Priyo Nugroho, dalam mencetak crosser potensial.
Makin dramatis, rata-rata mulai menimba ilmu, membedah teknik, berlatih skill, hingga olah fisik di NMT, sejak masih "ngegas" MX50 cc !
Maksud disini topiknya demikian, misal ada MX Team yang akan meminang crosser NMT, policy-nya akan ada kesepakatan "semacam" bursa transfer.
Mengingat waktu dan tenaga, hingga menjadikanya mengkilap, butuh proses perjuangan, mungkin sampai berdarah-darah.
"Bukan berarti sok perhitungan, tapi cobalah direnungi, mari lebih bijak dan beradab, "tegas Nugroho sapaan bekenya.
Saya optimis di speling itu ada benang kusut tapi sengaja dilepas, oleh para penikmatnya.
Tapi, dalam waktu dekat, akan segera saya bicarakan dengan MX Training lainya.
Mengingat, ketika crosser prestasinya sudah kelihatan, MX Team yang meminangnya setara memiliki bekal track record, sebagai nilai jual.
Kans melobi, menawarkan sampai menjualnya ke calon sponsor, potensi approved-nya lebih besar, toh balik lagi karena embel-embel siap jadi juara.
Belum lagi ketika membedah soal teritory dan sentimen kedaerahan, so pasti akan menjadi kebanggaan wilayah basecamp yang bersangkutan.
"Tapi, di era saya masih aktif ngegas, Melekatnya trademark nama crosser dan daerah, itu yang sejatinya tak bisa terbeli.
Sebab, itu menyangkut urusan hati dan nurani, terkait karakter patriot tidaknya sosok crosser, "usut Nugroho.
Tapi, era sudah bergulir, bahkan bukan menjadi rahasia umum lagi, sebab ada yang memulai merubah tatanan, sampai menjadi habit terkini.
"Maka, menjadi hal yang fairplay kan ? Misal Management NMT, memberlakukan policy bursa transfer ?" lontar Nugroho.
Terkecuali statusnya dititipkan, sekedar training di lapangan, dengan kontrol kendali atau naungan MX Team, yang bersangkutan.
"Urusanya beda, sekedar klien atau customer, kalaupun mau menjalin hubungan lebih dalam, singgasana saya tetap terbuka lebar, "senyum Nugroho.
Dan menjadi catatan penting bagi crosser, policy ini sejatinya secara tak langsung juga mengangkat derajat, harkat dan martabat crosser itu sendiri.
"Sebab, kalau orang Jawa bilang, tak sekedar sebagai "Tambal Butuhe Tok", " jelas Nugroho dengan logat khasnya. skg
