Jogja memang akrab dikenal sebagai kota istimewa, dengan segudang prestasinya mencetak rider, sampai tim balap potensial.
Termasuk di proses perjalanan, dibangunya Onesixeight Motocross Team, juga bergulir di salah satu sudut kota, yang penuh dengan berbagai kenangan indah.
Dan di Jogja ini pula, menjadi ihwal seorang Juara Sejati menerima tantangan membangun singgasana Onesixeight Motocross Team.
Irwan Ardiansyah begitu Public akrab mengenal Juara Sejati itu, sebagai seorang pribadi santun, penuh tanggung jawab dan memiliki disiplin cukup tinggi.

Team Motocross yang pernah dinakohdai-Nya itu, tak lain singgasana Pangeran Nurhikmah Putra Jaya, sebagai ruang hobi prestasi, sekaligus memberi warna baru terhadap dunia motocross.
Pengalaman dan jam terbang Irwan yang luar biasa, berbagai metodhe training berkelas dengan managerial terstruktur rapi dan profesional, lantas melekat menjadi trade mark Onesixeight Motocross Team.
Irwan selalu ambil bagian, di setiap persiapan hingga berjalanya kompetisi, di berbagai event motocross yang dinilainya representatif menjadi ruang penjenjangan.

Dari konfirmasi duduk bersama Kepala Divisi Teknik dan Pit Crew, demi memastikan seluruh unit kuda besi "gacoan" Onesixeight Motocross Team, dalam kondisi terbaik.
Sampai menjaga suasana paddock lebih fresh, guna menjaga fisik dan mental juara para petarung, yang lebih baik.
Di tengah lapangan, Irwan juga jeli memonitor para pembalap, termasuk Sang Pangeran, atas kelebihan maupun kekuranganya.

"Dengan sigap tak mengenal lelah, Irwan pegang kendali, memberi instruksi dan mengoreksi penampilan setiap pembalap OneSixEight Motocross Team, kala berlaga, "tutur Sang Pangeran berkisah.
Standarisasi dan profesional team yang pernah digariskan Irwan, di singgasana Onesixeight Motocross Team, maka sangat anti dengan kesalahan sekecil apapun di sirkuit, apalagi lalai, karena menurut Irwan kompetisi adalah bab kesempurnaan.

Memang berat awal melaluinya dan manusiawi, ketika sesekali mengeluh, tapi urusan kompetisi, semua pembalap Onesixeight Motocross Team, telah terbilang all out, termasuk Sang Pangeran.
Secara perspektif, Kompetisi bagi seluruh awak Onesixeight Motocross Team, bukan hanya tentang prestasi dan trophy, namun juga tempat untuk menunjukan seberapa hebat berkarya, berinovasi dan menjaga attitude.
Semua terbentuk tidak dalam waktu instant, melainkan berproses dari waktu ke waktu, dengan atmosfir sosok Juara Sejati.
"Sistem itulah yang diadopsi oleh Irwan saat pertama kali terbentuknya team ini dan berlanjut hingga hari ini, "jelas Sang Pangeran.

Maka, ketika ada yang menilai bahwa Onesixeight Motocross Team adalah hasil kloning Juara Sejati, memang bisa dibenarkan.
Karena, persis dengan perjalanan karier Irwan, yang memulai dari tahap demi tahap, waktu demi waktu, rival silih berganti, rasa sakit yang sudah seperti sayur dan lauk, untuk menjadi Juara Sejati.
Semangat itu pula, yang lantas kami dedikasikan, untuk selalu berusaha, berjuang keras demi torehan prestasi hakiki.
"Hingga, harus kembali beradaptasi dan akur dengan brand kuda besi baru, seperti titah-Nya, "sebut Sang Pangeran.

Walaupun di perjalananya berdarah-darah, melawan panas, dinginya lumpur dan sengitnya tekanan rival, tapi berkat wejangan beliau, semuanya terlalui sempurna.
Setelah terbayar naik podium teratas di kelas ExPro selama beberapa tahun berturut-turut, bersama sekutu Onesixeight Motocross Team, Sheva di kelas MX125 cc dan Ayen di kelas MX 65 cc.

Perasaan haru dan bangga itu, persis yang dikisahkan-Nya, memang sungguh mendalam arti sebuah Kompetisi, usai melaluinya.
Dan hari Selasa 28 Maret 2023 pukul 09.47, menjadi hari kelabu, setelah tersiar kabar duka, yang cukup mengejutkan bagi keluarga besar Onesixeight Motocross Team.

Seluruh awak Onesixeight Motocross Team, tak terkecuali Sang Pangeran seperti dihantam tsunami, terdiam seribu bahasa, hati seperti tersayat sembilu, pingin menangis khawatir malah memberatkan jalan-Nya.
Setelah kehilangan sosok pendiri singgasana Onesixeight Motocross Team, yang terobsesi merubah standarisasi motocross Indonesia lebih berkelas.

Bahkan, Sang Pangeran mengakui bersama beliau, cukup banyak belajar mengenal budaya, loyalitas tinggi, perfeksionis, disiplin, kerjasama, kompetisi, respek kepada senior dan juga bab solidaritas.
"Juga waktu lah yang terpaksa harus merelakan kepergian Juara Sejati motocross sepanjang masa, untuk selamanya, "lirih Sang Pangeran.
Selamat jalan Kak Irwan, nanti Kita akan bertemu kembali, di tempat berbeda, Kami semua mencintaimu. skg/foto : NPJ