Beragam cara orang tua, menerapkan pola asuh dan mendidik, yang dinilai terbaik dari yang terbaik.
Intisari perjalanan kehidupan, dari konteks ilmiah, etika, long journey dan olahraga, lantas yang direpresentasikan menjadi parameternya.
Hingga muncul mitos, "buah jatuh nggak jauh dari pohonya", faktanya memang bisa dibenarkan.
Termasuk Christian Kenza Deven, putra Eddy Go, Manager Rizqy Motor Boss Mild MX GTX Team, Pasuruan.

Belakangan ini namanya lagi viral usai menjadi jawara Open Tournament Kickboxing Piala Bupati Ngawi (10-11/9/2022), dalam rangkaian HUT kota Ngawi.
Performa dan skill milenial kelahiran 2008 iti, belum ada tandingan saat berlaga di kelas bergengsi yang dijubeli petarung usia 14 tahun.
Seruan dan aplaus tiada hentinya saat milenial yang irit bicara itu, melayangkan teknik mematikan dengan torehan point tinggi.

Bahkan, Deven sapaanya sukses mencuri perhatian publik dan jajaran Pemkab Ngawi, yang menyaksikan live di stadion Ngawi.
Metodhe selama pelatihan, selaras diimplementasikan oleh Deven diatas gelanaggang.
Deven sosok karakter petarung body kontak, tak ada istilah defensif dan menunggu memainkan emosi lawan.
Deven mampu membalik stigma, olahraga bela diri yang identik dengan tawuran itu, dirubahnya sebagai karier dan jenjang prestasi.

Sekaligus mengharumkan nama orang tua, nama sekolah dan perlahan akan menggeser trademark daerah tempat tinggalnya.
Olahraga yang dipopularkan oleh karateka bernama Tatsuo Yamada sejak 1970 itu, memang disuka dan ditekuni oleh Deven sejak di bangku SD.
Makin mantap, Bunda Deven sejak awal juga all out mendukungnya, sampai berperan sebagai ahli gizi menu spesial spek Kickboxing.

Termasuk, penyediaan peralatan fitnes, buat pelatihan cardio vascular, disiapkan komplit.
Berikut matras, sarung fightback, sarung tinju, mouthguard, pelindung tulang kering, pelindung kepala, yang biasa dibutuhkan saat training dan sparing.
Satu hal lagi adalah "Yoga", saya terinspirasi dari film Kickboxing 1, yang diperankan Jean Claude Van Damme dengan rival bebuyutanya Tong Po.

"Output Yoga dalam salah satu adegan Van Damme, memang bisa memberikan ketenangan, fokus, terukur dan mereduksi nervous, "jelas Eddy yang secara tak langsung menjadi instruktur putranya.
Ketika menilik profilnya, Karakter sportif dan pemberani ini, memang tak jauh beda dari Pribadi Eddy.
"Cuma, kalau masa remaja saya dulu, ada seramnya, sebab tak pakai wasit dan harus ada yang roboh salah satu, "senyum Eddy berimplisit.
Tapi, dalam sebuah dinasti atau keluarga besar saya, mengkader jiwa pemimpin itu menjadi keharusan.

Sebab laki-laki itu calon pemimpin, entah pemimpin keluarga atau perusahaan, kelak misal menjadi penerus tahta.
Maka, sportifitas, daya juang dan berjiwa besar menerima kekalahan itu, harus ditempa sejak dini, salah satunya melalui Kickboxing, "wejang Eddy.
Meneropong lebih jauh lagi, ketika meninjau era, pengaruh on line dan pergaulan, menekuni sebuah aktifitas atau olahraga yang bermuara ke prestasi, mungkin jadi pilihan semua orang tua.
"Atau menjadi jalan yang terbaik, dengan asumsi harus ditekuni dan diseriusi matang, "terang Eddy.

Soal jenjang ke depanya, pada prinsipnya saya telah siap, atas tekad dan kemauan putra saya.
Misal, Deven pingin mendalaminya hingga level Asia, dalam kejuaraan One Pride dan MMA Junior, saya juga siap terbangkan ke Training Camp Kickboxing di Thailand.
Tanpa maksud mempengaruhi passion putra saya di Kickboxing, ketika memegang kultur budaya orang timur, jenjang dunia pendidikan, jelas akan saya sampaikan ke Deven, bagaimana untuk menyikapinya.
Puji syukur, sejauh ini Deven bisa melaluinya dengan balans, kapan saatnya belajar, training skill dan fisik.
"Sebab, jadwal tournament Kickboxing, tak sepadat jadwal motocross dan grasstrack, "beber Eddy sembari meledak tawanya. skg/foto : doc